Part 26

33 9 0
                                    

•••××ו••

Berdiri di depan dua makam kakak beradi. Rigel dengan style celana di padukan kemeja dan kacamata dengan warna senada yaitu hitam.

Di depannya kedua orang tua Aulia dan Rafa menangis sembari memeluk batu nisan Aulia dan Rafa.

Tidak jauh dari keduanya, Zayn berdiri pakaiannya hampir sama dengan Rigel tapi, dia menggunakan masker hitam untuk menyamarkan wajah semabab dan memar yang belum sempat dia obati.

Rigel melirik langit yang mendung. Dia menjadi heran, kenapa di saat saat seperti ini selalu mendung dan berakhir dengan hujan.

Notifikasi dari handphone nya, membuat dia memundurkan langkah dari kerumunan anggota Valuenz dan beberapa sepupu dari Aulia dan Rafa.

Melihat pesan chat dari anggota Valuenz yang tidak ikut pergi ke pemakaman.
Dia memerintah untuk mencari keberadaan Shakel.

Robin
Online

Bos, keberadaan Shakel ada di
Rumah sakit Mahardika

Thanks

Setelah nya, mengembalikan lagi benda pipi itu. Rigel kembali lagi pada posisi nya tadi, maju mendekati Zayn dan menepuk pundak lelaki itu.

"Gue izin ada urusan bentar!"

Zayn hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara.

Kemudian, pria berumur 21 tahun itu berlari di parkiran motor dan mulai menuju Rumah sakit Mahardika.

•••××ו••

"El!"

Pria bertubuh tegap itu, bergerak tidak karuan, wajah dan tubuh nya sudah di banjiri keringat. Ekspresi sedih, khawatir sangat kentara di wajah Shakel.

Samar samar dia mendengar panggila dari suara yang di kenalnya. Mata yang tertutup itu seolah susah untuk terbuka.

Tapi, kala tubuh nya di guncang dan di paksa bangun dari tidurnya.

Perlahan kelopak mata itu terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina nya.

Melihat dua orang pria di depannya. Saat tersadar apa yang terjadi. Kantuk nya hilang dan refleks bangun dari tidur nya.

Mata nya mengelilingi tempat nya saat ini. Terdapat orang yang baru selesai shalat atau memulai shalat nya. Ada yang membaca doa dan yang paling mencolok adalah banyak nya sajadah yang di yakinkan oleh Shakel bahwa dia ada di Mushalla.

Kemudian, pikirannya kembali lagi. Tanpa menunggu lama, beranjak dari duduk nya. Berlari ke arah pintu keluar dan menuju lantai dua memastikan bahwa semuanya hanya lah mimpi.

Bahkan wajahnya sudah sedih kembali dan siap untuk menuangkan cairan bening itu.

Saat di sana, dia melihat sahabat sahabat nya.

"El, Arsyila udah-"

"Kalian lagi prank gue kan?" Pertanyaan itu membuat semua mengernyitkan kening nya.

Fathan dan Naufal yang baru saja tiba seusai di tinggalkan Shakel ikut juga menatap heran. Setelah pria itu bangun dari tidur kenapa menjadi aneh.

SHAKELWhere stories live. Discover now