Part 31

23 8 0
                                    


•••××ו••

"Sial-sialnya ku bertemu dengan cinta semu
Tertipu tutur dan caramu
Seolah cintaiku
Puas kaucurangi aku?"

"Bagaimana dengan aku terlanjur mencintaimu?
Yang datang beri harapan, lalu pergi dan menghilang
Tak terpikirkan olehmu, hatiku hancur kar'namu
Tanpa sedikit alasan, pergi tanpa berpamitan
Takkan kut'rima cinta sesaatmu."

Fathan memegang handphone nya sebagai mikrofon. Menyanyikan lagu dengan nada tinggi itu sembari berjalan menuju klub. Mengabaikan tatapan aneh orang orang di sekitarnya.

"Lo mau nge-partay atau nge-galau sih?" tanya Arlen melirik malas pada lelaki yang hobi menyanyi itu.

Fathan mengabaikan pertanyaan Arlen. Dia menarik nafas dalam dan mulai menyanyi kembali.

"O-"

"DIAM!!" Skya membekap mulu Fathan. Sedari di perjalanan pria yang memakai Hoodie coklat itu tidak berhenti untuk menyanyi, terlebih lagi yang di nyanyikan galau semua.

Fathan yang siap berteriak, berhenti seketika. Dia memperhatikan Skya dengan jarak yang dekat.

Keduanya terdiam sampai dimana Fathan yang memulai pembicaraan.

"Lo cantik."

Skya melotot, menyingkirkan tangannya, menatap tajam pada pria yang malah tersenyum itu. Kakinya terangkat menendang tulang kering Fathan.

"Rasain!!" ujar nya dan berlalu sembari menghentakkan kakinya. Lebih baik mencari keberadaan Alanza.

"Arghh," teriak Fathan kesakitan menahan perih. Tangannya memegang area tulang kering nya.

"Makanya lo jangan main main sama si nenek lampir," ledek Arlen sebelum pergi dengan merangkul pundak kekasihnya. Pria itu saat di perjalanan sudah membuat janji bersama gadis yang menjadi pacar nya yang entah urutan ke berapa?

Naufal ikut terkekeh. "Bye." Setelah itu pergi tidak lupa melambaikan tangannya.

Hanya Regan yang tersisa di sana. Menyodorkan tangannya tanpa melihat Fathan. "Cepat, nanti kita ketinggalan!"

Fathan yang sedang jongkok tanpa menunggu lama menerima uluran tangan Regan.

"Padahal kan gue gak bilangin si Skya...," jeda nya menggerutu.

"Geer banget si Nenek lampir."

"Cewek yang ngajak lo gelud?" Regan menolah sekilas pada Fathan.

Fathan tersenyum. "Seratus buat anda."

•••××ו••

Husna mengerjakan matanya. Samar samar mendengar suara dentuman musik yang mampu memisahkan gendang telinga bagi orang yang jarang memasuki tempat itu.

Tangannya bergerak memegang kepala yang berdenyut. Sepertinya dia sudah pingsan lebih dari satu jam.

Kala penglihatan nya telah jernih. Sekelompok pria ada di depannya tengah bermadu kasih bersama wanita wanita kurang belaian.

Detak jantungnya seketika berdetak kencang. Berbagai pikiran negatif memenuhi isi kepala Husna. Kilasan tentang kejadian beberapa tahun lalu muncul.

Membuat kepalanya di landa rasa nyeri kembali.

"Wah, cewek cantik sudah bangun?" tanya pria bertubuh gempal tersenyum menggoda. 

Husna spontan menatap pria itu. Memundurkan tubuhnya semakin ke sudut sofa. "Jangan macam macam!!" teriaknya kala pria bertubuh gempal itu berdiri dan mendekati nya.

"Tolong!!" teriak Husna berharap ada manusia yang menaruh simpati pada dia.

"Hahaha!!" tawa pria berkepala botak.

SHAKELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang