Part 10

25 7 0
                                    

Sebrengsek apapun gue.
Gue gak akan pernah sentuh cewek yang belum halal buat gue.
~Shakel

•••××ו••

Sinar rembulan menyoroti wajah putih dengan rahang yang tegas. Hembusan angin menyapu badan tegap yang terbalut jaket hitam. Sorot mata tajam nan datar, serta aura intimidasi darinya mampu menaklukan sang lawan. Beberapa luka tergores, serta pakaian yang tidak sebersih 2 jam yang lalu. Rambutnya yang tak rapi, menambah kesan bad boy pada pria berumur 21 tahun itu.

Dia, Shakel Rafaizan. Memimpin tauran di bulan ini, beberapa anggota Omorfos lainnya sudah tumbang sekitaran 30 lebih, tersisa 123 orang. Beberapa geng motor lainnya sudah dia kalahkan, bahkan tidak ada yang bisa berkutik kembali.

Tapi, dia tidak memperdulikan kemenangan itu. Dia hanya mencari satu orang yaitu, Rigel Kalingga. Valuenz, sudah bertarung sejak tadi bersama anggotanya. Seluruh anggota nya sudah terkapar tidak berdaya, kaki, leher, tangan yang patah, serta luka sobekan tidak membuat rasa empatinya keluar.

"DIMANA RIGEL?" teriaknya lantang seperti petir yang bergemuruh. Malam ini, dia akan buktikan, bahwa dua bukanlah sosok yang cengeng. Bukan hanya itu, dia akan membalaskan rasa sakitnya karena telah merebut Husna darinya. Jika Rigel sudah meninggalkan Husna, dia akan membuka tangan menyambut Husna dengan kasih sayangnya yang penuh.

Salah satu anggota Valuenz, yang masih sadar. Berusaha berdiri, mengabaikan kepala yang sudah bercucuran darah. Berjalan tertatih-tatih, mendorong bahu Shakel tanpa takut apa akibatnya.

"Lo cari bos Rigel? Mau balas dendam karena udah rebut Bu bos kami?" jedanya," Hahahahahha? Itu bukan salah Rigel, tapi lo aja yang gak ada apa apanya dengan seorang Rigel Kalingga!!"

Brukk

Tubuhnya tumbang bersamaan dengan Shakel yang menundukkan kepalanya, pancaran mata yang tajam, kepalan tangan hingga menimbulkan urat, gigi nya menggertak. Emosi yang melambung tinggi kala mendengar nada ejekan itu. Tanpa rasa kasihan, dia menginjak dada sang lawan dan menekannya sedikit kuat, sehingga pria yang berada di bawahnya batuk darah.

Arlen,pria yang memakai headband hitam itu, berlari dan mengangkat tinggi tangannya. "GENG RAVLOSKA, KALAH," serunya dengan nada antusias, melewati tiap jejeran manusia yang sudah tidak sadarkan diri di tanah berdebu.

Di belakang Arlen, ada pria bergigi ginsul, jalan santai mengabaikan seruan anak Omorfos. Sepertinya malam ini akan ada party. Mengamati keadaan sekitar, dua pohon besar berdiri di sisi gadung yang sudah lusuh, penuh jaring laba laba, tanpa adanya penerangan, jika tidak di rawat beberapa tahun kedepan sudah bisa di tebak gedung itu pasti akan roboh. Bergidik ngeri kala melihat bayangan putih pada pohon besar nan lebat. Langkahnya semakin cepat, yang berganti menjadi lari, Naufal sedikit takut saat melihat rambut panjangnya. KUNTILANAK!!!

Fathan melakukan TOS ala pria gentle, menyugar rambutnya yang sudah mulai memanjang, dia melepaskan jaket hitam nya menyampirkan kebahu menikmati sang bos yang tengah menindas lawannya.

"Ternyata segampang ini kalahin mereka," seru Regan enteng.

"Musuh yang sebenarnya belum datang," sanggah Alanza. Mata nya sejak tadi mengamati gedung, tersenyum smirk. Lawan di depannya mereka ini masih dalam level rendah, dia sedari tadi tidak ikut tauran, hanya menjadi penonton, malas bermain main dengan orang yang tidak berada setara dengannya.

SHAKELWhere stories live. Discover now