Part 17

27 10 0
                                    

•••××ו••

"Zay! Gue bisa pulang sekarang kan?" tanya Rigel di balik handphone itu pada Zayn.

"Gak bisa, Lo harus urus perusahan gue di sana, seminggu lagi kok."

"Semingu! Seminggu! Lo gak lupa kan, kalau gue di sini udah 2 Minggu lebih, jauh dari perjanjian kita." Suara nya naik beberapa oktaf.

"Lo mau balas dendam kan sama Shakel? Kalau lo gini terus, gue jadi gak mau bantu lo!!"

"Oke fine." Lalu, mematikan mengabaikan Zayn yang marah karena perilaku kurang sopan nya.

Membanting handphone berlogo apel itu di sofa ruang kerja nya. Memukul udara dan menendang meja yang ada di sana.

"ARGHHH, SIAL!!" frustasi nya, menarik rambutnya sedikit kuat.

"Kenapa gue yang di jadiin babu setelah datang Athar!"

•••××ו••

Langkah kaki yang tergesa-gesa melewati setiap ruangan yang menampung orang sakit. Sepatu sniker putih itu semakin cepat berlari saat orang yang ingin dia temui tengah duduk seorang diri dalam keadaan yang jauh dari kata layak.

Tangan nya melambai agar Fathan melihat keberadaanya. "Than!!" teriaknya mengabaikan peraturan dalam rumah sakit itu.

Saat Naufal ingin berteriak kembali, mulutnya refleks di tutup oleh Regan yang benci dengan keributan. "Diam bodoh!" makinya di abaikan oleh pria bermata sipit itu.

Posisinya sudah di depan Fathan yang menatapnya malas. Tapi, matanya sedari tadi mengelilingi tempat yang memiliki bau khas obat obatan. Mengabaikan semua itu, dia menggoyang-goyangkan tubuhnya kekar milik Fathan saking gemesnya.

"Mana ponakan gue? Cowok apa cewek!" Menjadi anak tunggal, membuat Naufal antusias kala mendengar bahwa ketua nya akan menjadi seorang Daddy.

"Cowok cewek, bapak kau," sungutnya menghempaskan tangan Naufal. Mata tajamnya mengabsen setiap sahabatnya yang sama seperti Naufal.

"Gak ada ponakan!"

"Lo prank kita kan, asu emang!! Gue lupa videoin." Arlen menggeplak bahu Fathan. "Kan lumayan bisa, jadiin video di YouTube gue, sekalian biar banyak yang subscribe."

"Udah deh, kalian gak usah banyak bacot. Sekarang kita cari Shakel," kata Fathan menarik jaketnya yang di letakkan di atas punggung kursi. Emosinya, masih belum mereda. Ketua sialan, ngurus geng bisa, istri bahkan di telantarin gitu aja.

Regan, wakil ketua Omorfos gang itu, mengambil posisi menahan langkah Shakel yang berlawanan arah dengan mereka. Dia menyadari, bahwa pria tempramental itu sedang tidak baik baik saja. "Siapa yang sakit?" Seraya melirik pintu rumah sakit yang masih tertutup rapat.

"Arsyila."

Singkat, tapi mengagetkan. Skya mendorong bahu Regan, agar menjauh dari Fathan, dan menggantikan tempatnya berdiri. Tangannya sudah mencengkeram erat kaus putih yang di kenakan pria itu, karena dia yang menjadi tersangka pertama. "Lo apain Syila?" tanyanya tanpa tahu kebenaran.

"Bukan gue Sky, suami gak jelas nya itu yang telantarkan seenak jidat." Fathan menepis tangan Skya, memundurkan langkahnya agar sedikit jauh dari cewek yang galak seperti kak Ros itu.

"Mending lo jaga di dalam, gue mau nyari dulu Shakel," perintahnya dan berjalan melewati Skya yang sudah masuk ke dalam ruangan itu dengan panik.

"Lo pada jangan bengong aja, yuk cepatan!" tunjuk nya pada empat pria yang berdiri sejajar.

•••××ו••

"Saudari Husna harus di rawat, psikis nya terguncang," jelas dokter setelah memeriksa Husna yang belum juga sadar.

SHAKELWhere stories live. Discover now