18. Terungkap.

50 17 4
                                    

   Ali menghampiri Illysya menggandeng tangannya membuat Illysya mengikuti langkah Ali. Namun baru beberapa langkah Ali dan Illysya tangan Ali yang menggenggam Illysya dilepas begitu saja oleh Al.

"Lysya, pacar gue lo gak berhak bawa dia." ucap Al yang membuat Ali tersenyum smirk.

"Pacar lo? Lupa lo kalo Lysya udah putusin lo tadi pagi abis upacara lupa?" ucap Ali tangannya melepaskan tangan Al pada Illysya.

"Sya." Tangan Al ingin kembali meraih tangan Illysya membuat Illysya menjauhkan tangannya dari Al, "Cukup Kak hubungan kita udah selesai. Kak Al mendingan tanggung jawab sama Kak Salsa. Yang katanya sahabat Kak Al tapi kegiatan yang kalian lakuin di luar dari kegiatan sahabat. Yang katanya juga jagain Kak Salsa yang trauma karena mau dilecehin tapi akhirnya Kak Al juga yang hancurin. Laki-laki kaya Kak Al gak pantes buat aku perjuangin apalagi aku pertahanin," ucap Illysya menatap Al dari atas sampai bawah dengan tatapan jijik.

"Oh yah Kak Al tau gak hal paling aku sesali?" tanya Illysya seraya menatap Al yang sedang menatapnya juga.

"Hal yang paling aku sesali adalah mencintai orang setoxic Kak Al," ucap Illysya membuat Al diam tak bergeming. Al tidak menyangka Illysya bisa mengatakan sesuatu hal yang tak pernah ada di fikirannya. Selama ini kata-kata Illysya tidak pernah menyakitinya sedikit pun. Namun kata-kata itu sekarang lolos begitu saja dari mulutnya membuat Al bungkam.

"Udahlah kamu punya aku ngapain sih ngejar-ngejar Lysya mulu," ucap Salsa tangannya menggenggam tangan Al.

"Jagain ya Kak calon suaminya biar gak murahan mau sana-sini," ucap Illysya sebelum akhirnya melangkah pergi bersama Ali yang sedari tadi digandengnya.

"Hebat ya lo sekarang," ucap Ali yang membuat Illysya tersenyum, "Kan diajarin kamu," ucap Illysya seraya terkekeh.

"Gitu dong! Lo harus bisa bangkit tanpa Bang Al. Tanpa Bang Al pun lo akan baik-baik aja Sya, bahkan jauh lebih baik." Illysya mengangguk menyetujui ucapan Ali.

   Ali dan Illysya mendudukkan mendudukkan diri mereka di kantin sekolah yang masih buka untuk sekedar mengisi perut yang kosong.

"Bu pesen batogornya dua ya sama es coklatnya dua," pesan Ali yang dijawab anggukkan oleh sang penjual lalu segera membuatkannya.

"Sya, buat ngurus perusahan harus pinter gak sih?" tanya Ali yang membuat Illysya berfikir sejenak, "Maybe, iya tapi itu bukan yang paling utama gak sih. Sifat dasar pemimpin jujur, tegas dan berwibawa itu utama ya gak sih," jawab Illysya.

"Bokap minta gue nerusin pimpin perusahaan dia," ujar Ali yang membuat Illysya tersenyum, "Bagus dong, artinya Ayah kamu percaya kalo mampu," ucap Illysya membuat Ali berdecak, "Nggak segampang itu Sya. Mana ada pimpinan perusahaan nilainya kecil-kecil kaya gue mana tukang bolos lagi." Illysya sedikit tertawa mendengar ucapan Ali.

"Ya udah sekarang berubah dong biar nila raportnya bagus. Biar keliatan pantes jadi pimpinan. Ini cuma karena nilai gak lebih kan," ucap Illysya yang membuat Ali membuang nafasnya berat.

"Makan dulu lah, capek gue mikirinnya," ucap Ali seraya memakan batagor yang baru saja diletakkan di mejanya.

"Wih Li makan gak ngajak-ngajak kita lo," ucap Rayn membuat Ali hampir saja tersedak.

"Iya Li gak ngajak-ngajak lo. Gak asik," ucap Jefan yang hanya Ali tanggapi dengan cibiran. Lalu duduk dihadapan Ali di ikuti Renald yang duduk di samping Jefan lebih tepatnya dihadapan Illysya.

"Li ini cewek yang sering lo kirimin surat waktu itu, 'kan? Lo udah jadian ya sama dia bisa kali pajak jadiannya makan batagor dibayarin," ucap Renald yang membuat Ali kini beneran tersedak sedangkan Illysya menyodorkan minum pada Ali seraya mencerna semua ucapan Renald.

"Jadi yang sering ngasih surat di meja aku itu kamu Li?" tanya Illysya yang membuat Ali menatap Renald bibirnya berkomat-kamit menyumpah serapahi Renald yang sedang menutup mulutnya.

"Sumpah gue gak tau Li," ucap Renald hanya menggerakkan bibirnya.

"Ya udah sih Li ngaku aja," ucap Jefan yang membuat Ali spontan menendang kaki Jefan.

"Alah sakit bego!" teriak Jefan seraya mengelus kakinya yang ditendang Ali.

"Li?" panggil Illysya yang membuat Ali menoleh ke arah Illysya, "Eh iya hah apa?" beo Ali yang membuat Jefan terkekeh.

"Hah heh hoh, kaya orang gagu lo," ucap Jefan membuatnya mendapat tatapan tajam dari Ali.

"Tinggal jawab doang Li, iya. Kalo lo gak mau ngkuin ya gue yang ngaku-ngaku. Nanti kalo ditikung orang lagi nangis." Rey kini ikut bersuara sedikit geram pada sahabatnya yang satu ini pergerakkannya lambat tapi tidak pasti menurutnya.

"Kamu yang ngasih surat sama bunga setiap pagi waktu itu?" tanya Illysya sekali lagi berharap kali ini jawaban yang didapatnya.

"Iya," jawab Ali matanya tarpejam, "Sial mulut temen gue kenapa pada ember bocor semua gini sih," ucap Ali membati merutuki semua teman-temannya.

⚘💌

By : Triana Alicius.

Jangan lupa vote dan komen ya😁

A Love I [Bismillah Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang