2. Terlambat.

61 14 2
                                    

Illysya sudah berkesiap dengan seragam sekolahnya. Penampilannya sudah rapi dengan make up tipis yang membuat Illysya cantik natural.

   Mata hazel Illysya menangkap sosok Mamahnya yang ingin berlalu pergi, membuat Illysya sedikit berlari.

"Mah," panggil Illysya yang membuat wanita paruh baya dengan penampilan casualnya menghentikan langkahnya. Lalu tersenyum ke arah Illysya, "Iya sayang, kenapa hm, uang jajan bulan ini udah habis?" tanya Mamah Ully yang membuat Illysya menggeleng, "Illysya, boleh minta dianterin ke sekolah gak Mah? Soalnya mobil Lysya lagi di bengkel dan baru bisa di ambil nanti malem," jawab Illysya yang membuat Mamah Ully menatap jam tangannya, "Naik taksi aja ya sayang, Mamah hari ini ada metting. Ini aja Mamah buru-buru takut telat. Ya udah, Mamah berangkat dulu ya sayang," pamit Mamah Ully setelah itu pergi dari rumahnya.

  Illysya, keluar dari rumahnya. Mata hezelnya menatap mobil Papahnya masih terparkir indah di halaman rumahnya, itu artinya Papahnya belum berangkat kerja. Illysya, bisa sedikit bernafas lega setidaknya masih ada Papahnya. Illysya, hanya berharap kali ini Papahnya ingin mengantarkan Illysya ke sekolah, mengingat sekolah Illysya dan kantor Papahnya searah hanya saja sekolah Illysya lebih jauh lagi.

"Lysya, kamu belum berangkat sayang, nunggu Al?" tanya laki-laki paruh baya yang sedari tadi Illysya tunggu akhirnya keluar juga. Papah Rizal memang pernah bertemu Al. Membuat Papah Rizal tau bahwa anak gadis semata wayangnya sudah mempunyai pacar yang mungkin bisa menjaga Illysya saat kesibukkannya yang tak bisa meluangkan waktu untuk Illysya.

"Ngga Pah, Lysya nunggu Papah," jawab Illysya yang membuat Papah Rizal selaku Papah Illysya mengangkat sebelah alisnya.

"Lysya, berangkat bareng Papah ya. Soalnya mobil Lysya lagi di bengkel. Lysya, sengaja udah siap-siap ke sekolah lebih pagi supaya bisa berangkat bareng Papah," ucap Illysya yang membuat Papahnya mengecek ponselnya.

"Sayang, Papah hari ini mau cek lokasi buat anak perusahaan Papah lokasinya gak searah sama sekolah kamu. Kamu minta Al jemput aja ya sayang. Ya udah Papah berangkat dulu ya," ucap Papah Rizal setelah itu mengecup pucuk kepala Illyza singkat, sebelum akhirnya berlalu memasuki mobilnya melajukannya keluar halaman.

"Mereka jahat, hanya saja mereka punya caranya tersendiri," ucap batin Illysya menatap sendu kepergian mobil Papahnya.

   Illysta segera meraih ponselnya yang berada di dalam saku jas almamater abu-abunya. Mulai membuka aplikasi untuk memesan taksi online atau sekedar ojek online.

   Illysya berdecak sebal saat orderan taksinya tak ada yang mengambil begitu pun dengan orderan ojeknya, membuat Illysya melangkah keluar dari halaman berjalan keluar komplek perumahannya untuk menuju ke jalan raya berharap ada taksi, ojek atau angkutan umum yang bisa Illysya naiki.

   Illysya berdiri di pinggir jalan. Melihat jalanan yang cukup padat kendaraan berlalu berlalang. Tapi satu yang Illyza cari angkutan umum yang bisa dirinya naiki, apapun itu asalkan Illysya bisa sampai sekolah tepat waktu.

   Mata Illysya berbinar namun sedetik kemudian membuang napasnya lemah saat angkut yang lewat ramai tak ada tempat sedikit pun untuk Illysya. Illysya menghapus keringat yang membasahi keningnya berjalan cukup jauh dari rumahnya ke jalan raya dan sekarang harus menunggu kendaraan yang bisa Illysya tunggangi. Sungguh ini penantian tanpa kepastian yang sangat melelahkan.

   Illysya menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 06.35, sedangkan jam masuk di sekolahnya pukul 07.45 itu artinya hanya tersisa 10 menit lagi.

   Tangan Illysya melambaikan tangannya saat melihat taksi melintas. Illysya segera memasuki taksi. Lalu meminta sang sopir ke arah sekolahnya.

   Illysya menatap jengah akan kemacetan yang selalu mewarnai ibu kota. Padahal Illysya sedang buru-buru sekarang, tapi kendaraan sangat ramai memenuhi jalanan membuat taksi Illysya tak berjalan dengan lancar. Rasanya Illysya ingin turun dan berlari menembus kemacetan ke sekolahnya. Namun sayang sekolah Illysya masih  terlalu jauh untuk Illysya tempuh dengan berlari membuat Illysya memilih menunggu kemacetan mulai mereda walaupun taksi yang ditumpanginya berjalan sedikit demi sedikit setidaknya itu lebih baik dari pada tidak jalan sama sekali.

A Love I [Bismillah Open PO]Where stories live. Discover now