6. Masa Lalu?

52 13 7
                                    

Illysya berjalan keluar sekolah. Illysya hanya berharap ada taksi atau angkutan umum yang bisa di tumpanginya kali ini.

Langkah kaki Illysya tertahan saat ada tangan yang menahan tangannya. Illysya menoleh ke belakang mata hezelnya menatap Al bersama Salsa yang sedang bergelayut manja di lengannya.

"Pulang bareng gue," ucap Al lalu tangannya menggandeng Illysya untuk menaiki mobilnya.

"Harusnya kamu hanya menempatkan satu nama dalam satu hati, bukan dua nama dalam satu hati," ucap batin Illysya menatap tangan Salsa yang melingkar begitu nyaman di lengan Al.

"Lo duduk belakang aja ya Sya, biar Salsa yang duduk depan. Gak papa kan?" tanya Al yang dijawab anggukkan oleh Illysya setelah itu Illysya langsung memasuki mobil.

"Apa aku bisa melawan seseorang yang menjadi perioritas kamu?" ucap Illysya membatin matanya menatap Salsa yang sudah memasuki mobil Al. Tentunya Al yang membukakan pintu mobil itu.

"Kamu terlalu tenggelam dalam genangan masa lalu, sampai kamu lupa daratan yang sudah menyalamatkan mu dari ketenggelaman waktu itu. Tapi kamu kembali menenggelamkan diri mu lagi. Seolah kamu lupa akan rasa sesak saat tenggelam waktu itu," ucap batin Illysya mata hazel Illysya fokuskan ke arah keluar jendela. Ntahlah kali ini pemandangan gedung-gedung tinggi lebih indah dari pada kekasihnya.

"Al terus bareng aku ya. Aku takut," ucap Salsa menggenggam erat tangan Al erat. Dan sialnya Illysya melihat itu membuat matanya memanas.

"Pasti Sal. Kalo kamu butuh aku hubungi aku ya, jangan sungkan aku bakal langsung dateng saat kamu butuh aku," ucap Al yang membuat Illysya menunduk tersenyum miris.

"Kamu bisa selalu ada buat cewek lain. Tapi kamu gak bisa selalu ada buat aku. Pacar kamu," ucap batin Illysya tangannya menghapus air matanya yang baru saja menetes.

"Makasih Al," ucap Salsa kepalanya perempuan itu senderkan di bahu Al membuat Al mengelus pipinya sebentar, "Sama-sama jangan takut lagi ya." Salsa mengangguk.

"Al aku laper," ucap Salsa seraya mendongak menatap Al.

"Ya udah kita makan dulu ya," ucap Al yang membuat Illysya menarik nafasnya lalu membuangnya lemah. Haruskah Illysya melihat lebih lama luka?

Al memarkirkan mobilnya di parkiran restoran. Lalu keluar dari mobil membukakan pintu mobil untuk Salsa. Illysya hanya bisa tersenyum berlaga layaknya wanita tegar. Padahal hatinya sudah pecah berkeping-keping.

"Gak usah Kak Lysya bisa jalan sendiri. Lysya kan mandiri, gak manja," ucap Illysya tangannya menolak Al genggam. Membuat Al berjalan bersama Salsa diikuti Illysya dari belakang.

Al, Salsa dan Illysya menduduki tempat yang masih kosong di restoran itu. Tangan Al membuka buku menu.

"Kamu mau steak?" tanya Al yang dijawab anggukkan antusias oleh Salsa. Al menoleh ke arah Illysya, "Seterah," ucap Illysya yang seolah mengerti tatapan Al. Membuat Al langsung memanggil pelayan restoran untuk menghampiri mereka.

"Pesen steaknya 3 jus jeruk 3," pesan Al membuat pelayan restoran itu mencatat pesanan Al.

"Mau ice cream," ucap Salsa menatap Al, "Ice cream rasa moccanya satu. Sya mau ice cream?" Illysya menggeleng.

"Udah Mba itu aja dulu," ucap Al membuat sang pelayan berlalu pergi.

"Bahkan kamu masih ingat sedetail itu tentang masa lalu kamu," ucap batin Illysya matanya menatap kosong.

"Aku ijin ke toilet dulu ya," ucap Al tangannya mengelus singkat rambut Salsa lalu menatap Illysya yang membuat Illysya langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

Illysya melihat tubuh Al yang sudah semakin jauh dari pandangannya sebelum akhirnya hilang di sebuah tikungan.

"Al tuh awalnya punya gue, jadi maaf kalo gue rebut lagi," ucap Salsa yang membuat Illysya tersenyum.

"Kalo aku jadi Kak Salsa aku gak bakal kembali sama masa lalu. Apalagi masa lalunya udah punya yang baru," ucap Illysya masih dengan senyumnya.

"Tapi kayaknya Kak Salsa gak tau malu ya. Ya gimana ngga? Kak Salsa yang udah selingkuhin Kak Al terus sekarang Kak Salsa balik lagi sama Kak Al. Jadi konsepnya kaya cewek murahan gak sih Kak?" ujar Illysya yang membuat Salsa mengepalkan tangannya kuat. Sebelum akhirnya tangan Salsa menampar pipi Illysya.

"Sal," panggil Al yang membuat Salsa menoleh ke arah Al.

"Kamu nampar Lysya? Kenapa?" tanya Al lembut yang membuat Salsa menatap Illysya yang sedang memegang pipinya yang terasa cukup sakit akibat tamparan keras Salsa.

"Masa tadi Lysya bilang aku cewek murahan. Aku refleks emosi jadi nampar dia. Maaf Al," ucap Salsa membuat Al menatap Illysya, "Sya," panggil Al yang membuat Illysya menatap Al.

"Apa? Lysya yang salah? Oke aku yang salah," ucap Illysya tak mau keributan ini semakin membesar.

"Permisi," ucap sang pelayan lalu meletakkan pesanan mereka di meja.

"Selamat menikmati," ucap pelayan itu setelah itu berlalu pergi.

"Aku emang gak bakal menang sama masa lalu kamu itu," ucap Illysya membatin tangannya memotong steaknya.

"Al potongin," ucap Salsa seraya menyodorkan piring steaknya pada Al yang Al terima dengan senyuman termanisnya. Lalu memotong steak milik Salsa.

Illysya memotong steaknya telaten. Setelah steaknya sudah terpotong menjadi beberapa bagian Illysya mulai memakannya.

"Rasanya waktu berjalan lambat, saat aku ingin waktu berjalan cepat," ucap Illysya meneguk minumannya. Illysya menggapai ponselnya tak melanjutkan makannya nafsu makannya benar-benar buruk karena kehadiran Salsa.

"Kenapa gak dihabisin?" tanya Al yang membuat Illysya yang sedang menatap ponselnya menatap Al sekilas, "Gak nafsu," jawaban singkat dari Illysya sebelum akhirnya Illysya kembali fokus pada ponselnya.

Al menatap Illysya dalam sebelum akhirnya kembali menikmati makanannya.

⚘💌

By : Triana Alicius

A Love I [Bismillah Open PO]Where stories live. Discover now