11. Lupa?

45 20 5
                                    

   Ali memasuki rumahnya matanya menatap Al yang sedang menonton TV. Tangan Ali langsung bergerak menarik kaos yang Al pakai membuat Al berdiri dari duduknya menatap Ali emosi.

"Gue salah apa bego!" umpat Al yang membuat Ali mendorong Al mentok pada tembok.

"Bisa ya lo nanya salah apa? Setelah lo buat Illysya nungguin lo dan lo? Liat sekarang lo santai-santai enak-enakan di sini. Lupa lo punya pacar? Lupa lo pacar lo nungguin di halte? Lupa!" teriak Ali di depan wajah Al.

"Gue lupa." Dua kata itu lolos begitu saja dari mulut Al yang langsung dihadiahi hajaran oleh Ali, "Brengsek lo!"

"Salsa! Salsa! Mulu yang ada di fikiran lo! Bego lo! Lupa lo dia udah khianatin lo? Dia selingkuh bego! Lo lupa?" ujar Ali membuat Al mendorong Ali kasar, "Salsa gak bakal selingkuh kalo gue gak terbaring koma di rumah sakit waktu itu!" ucap Al menghapus darah disudut bibirnya, "Dan semua itu gara-gara lo! Gak inget lo?" teriak Al membuat Bunda Resi yang sedari tadi ada di halaman belakang menghampiri kedua putranya.

Bunda Resi menampar Ali keras membuat wajah Ali terhempas ke samping. Ali memegang pipinya tak percaya Bunda Resi menamparnya, "Ali! Kenapa sih kamu cari masalah mulu! Bunda udah bilang jangan pernah cari masalah apalagi sama Abang kamu! Kenapa sih kamu gak pernah nurut sama Bunda!" teriak Bunda Resi dihadapan Ali membuat Ali menatap Bundanya berkaca-kaca, "Ali selalu salah di mata Bunda," lirih Ali berjalan mundur sebelum akhirnya lari memasuki kamar.

Setelah kepergian Ali ke kamar keadaan hening beberapa saat. Bunda Resi memijat pelipisnya. Sebelum akhirnya menatap Al.

"Kamu gak papa Al?" tanya Bunda Resi seraya mengelus bahu Al.

"Gak papa Bun, ya udah Bun Al ijin ke kamar ya," pamit Al yang dijawab anggukkan oleh Bunda Resi.

Al mendudukan dirinya di kursi belajarnya tangannya meraih ponselnya yang berada di saku celana jeansnya. Tangannya mulai menari di papan keyboard. Mengirimi Illysya pesan.

Alghafa Azkara
Lo udah pulang?

Illysya Zayndra
Udah.

Alghafa Azkara
Naik apa?

Illysya Zayndra
Naik motor, pulang bareng Ali.

Alghafa Azkara
Sial! Lo gak nurut sama gue? Gue bilang jangan deket-deket sama Ali! Lo masih aja ngeyel deket sama dia? Lo milik gue Lysya! Jauhi Ali!

Illysya Zayndra
Kak Al kemana aja? Gak jemput Lysya? Terus sekarang Kak Al marah, Kak Al lupa suruh Lysya nunggu Kak Al? Apa Lysya gak begitu penting dari Kak Salsa? Sekarang Kak Al seolah-olah yang terkhianati padahal Kak Al sendiri yang khianati Lysya. Jangan suruh Lysya buat jauhin Ali kalo Kak Al aja gak bisa jauhin Kak Salsa.

Alghafa Azkara
Gue lupa Lysya, gue gak pernah khianatin lo sedikit pun.

Illyza Zayndra
Gak papa Kak, Lysya emang selalu terlupakan kok, seterah Kak Al aja nilai segi pengkhianatan kaya gimana. Lysya capek.

Al menggebrak meja belajarnya emosi. Membaca pesan Illysya. Sebelum akhirnya Al bangkit dari duduknya melangkahkan kakinya lebar ke kamar Ali.

Al langsung menarik kerah seragam Ali yang sedang membelakanginya. Ali sedang berdiri di atas balkon menatap ke depan.

"Sial lo! Ngapain lo nganterin Lysya pulang?" tanya Al yang membuat Ali tersenyum menyeringai, "Karena lo gak jemput dia bego!" teriak Ali mendorong Al membuat cengkraman di kerah Ali terlepas.

"Lysya milik gue! Jangan deketin dia sedikit pun!" ucap Al penuh penekanan menarik kerah Ali menyudutkannya ke tembok.

"Milik lo?" Ali tertawa membuat Al menghajar wajah Ali.

"Dengerin gue baik-baik, sesuatu yang memang bener-bener milik lo harusnya lo jaga! Bukan dibiarin di jalanan nungguin lo yang lebih ngutamain cewek murahan itu!" ucap Ali yang membuat Al emosi dan kembali menghajar Ali, "Jangan pernah sebut Salsa murahan setan!" teriak Al tak terima.

"Gue gak sebut nama Salsa tapi lo sendiri yang ngakuin kalo Salsa murahan," ujar Ali seraya tersenyum sinis.

Ali menarik kaos Al mengubah posisi membuat Al yang sekarang tersudut di tembok. Ali mencengkram dagu Al kuat.

"Kalo gak mampu kasih kebahagiaan, lepasin bego!" teriak Ali kencang dihadapan Al.

"Jangan maruk lo! Di luar sana masih banyak cowok yang lebih layak jadi pacar Lysya dari pada lo!" Ali melepaskan cengkraman tangannya pada dagu Al.

"Maksudnya lo? Lo pantes buat Lysya gitu?" Al memandang Ali dengan tatapan merendahkan.

"Ya mungkin, setidaknya gue gak murahan kaya lo sana sini mau," ucap Ali seraya tersenyum santai.

"Ngimpi lo bisa dapetin Lysya!" Al mendorong Ali sebelum akhirnya melenggang pergi dari kamar Ali.

   Ali meringis perih pada luka karya Al. Menghapus lukanya kasar. Luka yang sebelum-sebelumnya saja belum sembuh sudah ditimpa lagi dengan luka baru.

   Ali memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mendinginkan lukanya.

⚘💌

By : Triana Alicius

A Love I [Bismillah Open PO]Where stories live. Discover now