17. Kesalahan Fatal!

48 18 4
                                    

   Illysya dan murid yang lain sedang berkerumun di depan ruang BK untuk melihat apa keputusan dari sekolah atas kasus yang sedang beredar dari pagi sampai saat ini masih sangat ramai di perbincangkan.

   Ali dan teman-temannya yang sedang berada di ruang BK juga untuk tindak lanjut hukuman tawuran hari sabtu menatap Al tajam sedikit jijik bagaimana tidak? Bisa-bisanya seorang laki-laki berprestasi seperti Al melakukan hal bodoh yang mencoreng nama baiknya sendiri padahal untuk menjadi puloler butuh usaha yang bukan main-main bukan? Tapi lihat cara menghancurkannya hanya butuh waktu sekejap.

"Gila biasanya orang ke clubing nyewa wanita penghibur kan ya? Lah dia bawa pelacur pribadinya," sindir Jefan seraya menyenggol lengan Renald.

"Gila seh, padahal berotak ya tapi kaya gak berakal gitu ya?" timpal Renald  seraya menatap Al dari bawah sampai atas.

"Susah Bro, kalo masalah nafsu mah orang sepinter apa juga bakal bego kalah sama nafsu," imbuh Rey yang membuat Al menatap jajaran teman-teman Ali yang sedari tadi membicarakannya.

   Al mencengkram seragam Ali yang membuat Ali menatap Al tajam.

"Salah gue apa! Gue gak ikutan ya!" Ali menatap Al tajam.

"Al sudah! Kamu salah dan kamu berhak untuk diam!" ucap Bu Rika membuat Al melepaskan kerah seragam Ali.

"Alghafa Azkara dan Salsa Farrellia silakan duduk di hadapan saya," ucap Bu Rika membuat Al dan Salsa duduk di kursi yang berhadapan dengan Bu Rika.

"Al saya sangat menyayangkan kelakuan kamu dan Salsa di luar sekolah. Prestasi kamu sangat bagus Al di sekolah ini, tapi satu kesalahan yang kamu buat sangat fatal mencoreng nama baik sekolah kita. Jadi kami pihak sekolah sudah berdiskusi untuk keputusan terbaik kamu Al dan Salsa dikeluarkan dari sekolah ini," jelas Bu Rika yang membuat Al dan Salsa kaget, "Gak bisa gitu dong Bu! Kesalahan saya gak sebanyak kesalahan mereka. Bahkan Ibu tau prestasi saya sebanyak apa," ucap Al rahangnya mengeras. Tatapannya menajam menatap Bu Rika yang berada di hadapannya.

"Maaf Al kesalahan kamu tidak bisa di toleransi. Ibu takut kesalahan kamu di tiru yang lain dan jika kamu bilang kesalahan Ali dan teman-temannya kenapa masih bisa ditoleransi karena tawuran memang selalu ada setiap tahun angkatan. Bukan angkatan Ali saja. Bahkan angkatan sebelumnya pun sudah ada. Itu saya rasa kenakalan wajar. Sudah biasa terjadi setiap tahunnya. Namun untuk kasus kamu Al dan Salsa, ini baru kasus pertama tergila di sekolah kami. Bahkan kamu tau kasusnya sampai diangkat di media TV. Ini sangat berdampak besar Al, jika kami masih mempertahankan kamu dan Salsa," jelas Bu Rika yang membuat Al menggebrak meja yang berada di hadapannya.

"Gak bisa gitu dong Bu! Saya bentar lagi lulus loh. Masa kaya gini keputusannya," ucap Al tak terima.

"Al cukup," ucap Ayah Syarief yang baru memasuki ruangan BK bersama Bunda Resi.

   Al langsung bangkit dari duduknya menghampiri Ayah dan Bundanya.

"Yah, Al di keluarin dari sekolah ini. Bilang sama mereka Yah, buat jangan keluarin Al," ucap Al yang membuat Ayah Syarief menatap Al sebelum akhirnya tamparan keras mendarat sempurna di pipi Al.

"Al, Ayah kecewa sama kamu! Ayah naruh harapan banyak sama kamu, tapi kamu kecewain Ayah! Kamu itu pinter kenapa cara kamu mencintai seseorang layaknya hewan! Ayah gak pernah ajarin kamu seperti itu Al!" ucap Ayah Syarief membuat Al hanya diam memegang pipinya.

"Bun, tolongin Al. Aku mau di keluarin Bun bentar lagi kelulusanan. Kelulusan ini penting buat kuliah. Al butuh ijazah Bun, kalo Al gak lulus gimana Al dapetin ijazah?" Al memegang tangan Bundanya berharap Bundanya bisa membantunnya.

"Saya terima sekolah untuk mengeluarkan anak saya," ucap Ayah Syarief yang membuat Al dan Bunda Resi menatap Ayah Syarief.

"Nikahi wanita itu!" ucap Ayah Syarief seraya menunjuk Salsa.

"Yah, tapi Al butuh ijazah buat lanjutin kuliah. Ayah sendiri yang bilang Al harus kuliah, biar bisa nerusin ngurus perusahaan Ayah. Kalo Al gak dapet ijazah gimana Al bisa kuliah dan nerusin Ayah buat pimpin perusahan," ucap Al yang membuat Ayah Syarief menatap Al.

"Ali yang bakal terusin pimpin perusahan Ayah. Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga. Semua kerja sama kolega batal karena berita kamu beredar di mana-mana saya malu punya anak seperti kamu. Tanggung jawab sama sesuatu yang kamu perbuat setelah menikah kamu bisa bekerja menjadi karyawan di perusahan Ayah buat biayai keluarga kamu," ucap Ayah Syarief yang membuat Ali membulatkan matanya kaget.

"Tanggung jawab apalagi yang bakal gue tanggung," gumam Ali pelan hampir tak terdengar.

"Apa ada kerusakan falitas sekolah yang perlu saya ganti atas tawuran sabtu kemarin?" tanya Ayah Syarief beralih menatap Bu Rika.

"Iya Pak, ada beberapa kaca kelas yang pecah, nanti saya kirim rincian totalan biaya ganti ruginya di whattsap ya Pak," jawab Bu Rika yang membuat Ayah Syarief mengangguk, "Baik, saya tunggu," ucap Ayah Syarief seraya berjalan menghampiri Ali.

"Saya percaya kamu bisa. Jangan kecewain saya. Kamu harapan satu-satunya saya," bisik Ayah Syarief seraya memeluk Ali sebelum akhirnya melangkah pergi. Bunda Resi hanya menepuk bahu Ali singkat. Sebelum menyusul kepergian Ayah Syarief.

"Baik kalian boleh keluar," ucap Bu Rika yang membuat mereka semua keluar.

   Al langsung menarik Ali di lapangan depan ruang BK. Menghajar wajah Ali teman-teman Ali membantu Ali. Menarik Al menjauh dari Ali.

"Bisa-bisanya ya, lo nyerang adik lo sendiri waktu belum siap. Sarap lo!" Rayn mendorong tubuh Al.

"Salah gue apalagi!" Teriak Ali kakinya melangkah mendekati Al.

"Lo masih nanya? Pasti lo puaskan udah rebut semuanya dari gue! Puas lo!" Teriak Al yang membuat Ali mencengkeram seragam Al, "Denger ya. Gue gak pernah rebut apapun dari lo! Denger baik-baik dan inget!" Ali mendorong Al sebelum akhirnya pergi dari hadapan Al.

⚘💌

By : Triana Alicius

Jangan lupaa vote dan komen gays biar semangat upnya😁

A Love I [Bismillah Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang