9. Orang Tua?

43 17 2
                                    

  Ali berjalan menelusuri setiap koridor. Masih dengan rokok yang di sesapnya. Suasana pagi ini sedikit lebih dingin jadi wajar bukan jika Ali membutuhkan kehangatan? Seperti rokok misalnya.

"Ali!" suara garang itu membuat Ali menghentikan langkahnya sudah Ali duga siapa yang memanggilnya.

"Aduh, apa sih Bu Rik panggil-panggil? Emang kita kenal ya?" tanya Ali menatap guru berwajah garangnya dengan sebal.

"Bu Rika, panggil saya Bu Rika," ucap Bu Rika tak terima panggilan Bu Rik selalu berseliweran di indera pendengarannya.

"Bu Rik, saya mau panggilnya Bu Rik, titik gak pake koma, jadi gak usah nawar apalagi komplain karena saya gak bakal nurut," ujar Ali yang membuat Bu Rika menutup matanya sejenak menahan emosi pada murid bandel satunya ini.

"Matiin rokok kamu," ucap Bu Rika yang membuat Ali membuang rokoknya lalu mengijaknya, "Udah," ucap Ali seraya masih menginjak rokok miliknya.

"Orang tua kamu mana? Kok belum dateng?" tanya Bu Rika yang membuat Ali tersenyum simpul, "Saya gak punya orang tua Bu," ujar Ali seraya terkekeh.

"Bercanda kamu, orang tua Al itu juga orang tua kamu, 'kan?" tanya Bu Rika yang membuat Ali mengangguk, "Kita emang terlahir dari rahim yang sama, tapi saya gak punya orang tua. Gak ada definisi orang tua yang mereka berikan kepada saya," jawab Ali sebelum akhirnya melenggang pergi menuju kelasnya.

"Nat, gue mau duduk sini," pinta Ali yang membuat Natasha, bangkit dari duduknya, "Hadeh kebiasaan Ali oncom," gumam Natasha sebelum akhirnya kakinya melangkah ke arah tempat duduk yang kosong.

Ali menduduki tempat Natasha lebih tepatnya duduk di samping Illysya.

"Itu gak diobatin lagi?" tanya Illysya yang dijawab gelengan oleh Ali.

"Aku obatin ya, aku bawa betadine." Illysya mengambil betadine di dalam tasnya, tak lupa juga dengan tisunya.

"Lo kemarin pulang sama siapa?" tanya Ali seraya menatap Illysya yang sedang fokus mengobati lukanya.

"Kak Al," jawab Illysya yang membuat Ali mengangguk.

"Tapi bareng Kak Salsa," lanjut Illysya yang membuat Ali menatap Illysya iba seditik kemudian menghadap ke arah papan tulis saat melihat guru muda berlesung pipi itu memasuki kelas. Membuat semua murid yang masih sibuk bergosip dan bersenda gurau pun kembali ke tempatnya masing-masing.

"Pagi semua, hari ini kita belajar tentang Sejarah Indonesia ya," ucap Bu Cinta selaku guru Sejarah itu pun meletakkan tas jinjing yang dibawanya ke meja guru.

"Bu Cin," panggil Ali mengacungkan tangannya membuat Bu Cinta menatap Ali, "Iya Ali kenapa? Ada yang mau ditanyakan sebelum memulai pelajaran?" tanya Bu Cinta yang membuat semua murid menatap Ali menunggu respon Ali selanjutnya.

"Ada Sejarah Cinta gak?" tanya Ali yang membuat gelak tawa memenuhi ruang kelas. Sudah biasa kelas jika ada Ali akan terasa hidup karena laki-laki ini akan menanyakan sesuatu yang nyeleneh dan di luar jalur pelajaran.

"Kalo Sejarah Cinta mah kayanya kalian lebih pinter dari pada Ibu. Ibu yakin kalian udah pinter kalo masalah percintaan," jawab Bu Cinta lalu tangannya meraih buku paketnya mulai membuka materi yang ingin di terangkannya.

"Oke, Ibu langsung terangin kalian bisa catat materi yang penting yang perlu kalian catat," ucap Bu Cinta yang membuat semua murid menatap guru cantik mereka dengan serius.

"Bu bentar mau nguap," ujar Ali seraya menguap saat kantuk mulai menyerangnya membuat kelas lagi-lagi ramai dengan gelak tawa.

  Bu Cinta hanya tersenyum melihat kelakuan murid badung satunya ini. Sebelum akhirnya mulai menjelaskan materi Sejarah Indonesia.

"Sejarah Indonesia perlu diketahui. Nama Indonesia sendiri baru digunakan pertama kali saat Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928. Jauh sebelum itu wilayah yang kini disebut Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Nusantara. Berbagai kerajaan berada dalam wilayah Nusantara ini," terang Bu Cinta yang membuat semua murid mencatat bagian yang menurut mereka penting.

"Nusantara hampir tidak pernah luput dari penjajahan bangsa asing. Sumber daya alam yang melimpah jadi incaran. Bangsa Portugis di tahun 1509 berhasil menguasai wilayah Malaka, Ternate dan Madura. Salah satu perlawanan yang dilakukan adalah dari Fatahillah dari Demak yang berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis yakni pada tahun 1602," lanjut Bu Cinta menerangkan kembali. Semua murid memperhatikan sebelum akhirnya kembali mencatat.

"Setelah Portugis, Belanda kemudian ke wilayah Banten dalam pimpinan Cornelis de Houtman. Saat itu, Belanda ingin membentuk VOC dan menguasai rempah-rempah Indonesia." Bu Cinta melangkah menelusuri meja murid-muridnya melihat catatan muridnya.

"Ali kamu gak mencatat?" tanya Bu Cinta menatap meja Ali yang tak terdapat buku di sana.

"Gak ada yang perlu saya catat Bu, semuanya gak penting menurut saya," jawab Ali yang membuat lagi-lagi suara tawa terdengar. Bu Cinta membuang nafasnya sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya.

⚘💌

By : Triana Alicius

A Love I [Bismillah Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang