16. Putus?

49 20 6
                                    

   Illysya bersiap untuk kembali ke kelas setelah upacara selesai. Namun mata hazelnya menatap Ali dan teman-temannya yang sedang di hukum guru BK sudah Illysya pastikan jika hukuman itu di karena kan oleh Ali yang kemarin ikut terlibat tawuran.

"Kemarin lo kemana?" tanya Al yang membuat Illysya sedikit tersentak kaget.

"Jalan-jalan keliling mall bareng Ali," jawab Illysya yang membuat rahang Al mengeras.

"Lagi-lagi ya lo deket-deket sama Ali. Udah jadi cewek murahan banget ya sekarang?" Satu tamparan melayang dan mendarat di pipi Al membuat Al menatap Illysya tak percaya dengan emosi yang semakin membara.

"Lo berani nampar gue?" tanya Al yang membuat Illysya menatap Al tajam, "Iya aku berani nampar Kak Al kenapa? Mau beles! Kak Al aku capek ya sama sikap Kak Al. Kalo Kak mau sama Kak Salsa silakan Kak. Kita putus sekarang. Bisa-bisanya ya Kak Al marah-marah padahal kemarin aja Kak Al gak ada hubungin aku untuk sekedar nanya kenapa aku tiba-tiba ngilang dari mall."  Illysya menyugar rambutnya ke belakang.

"Kita putus Kak! Aku capek! Pilih orang yang Kak Al cinta yang bisa buat Kak Al bahagia. Yang bisa jadi rumah ternyaman buat Kak Al. Aku harap selesainya hubungan aku sama Kak Al buat Kak Al sadar bahwa Kak Al gak punya hak apapun buat ngelarang aku deket sama siapapun juga sebaliknya kita jalanin hidup kita masing-masing, mulai semuanya dari awal asing gak saling kenal. Makasih udah jadi pacar aku selama ini. Maaf gak bisa jadi rumah ternyaman buat Kak Al," ucap Illysya sebelum akhirnya kakinya melangkah pergi dari hadapan Al. Tak menghiraukan Al yang sedari tadi memanggil nama Illysya.

   Illysya akui hatinya sudah terlalu terluka memilih menyerah dengan keadaan karena mau bertahan pun percuma. Pada akhirnya semuanya akan hancur.

"Tidak ada kata bahagia dalam cinta, jika sudah ada orang ketiga," ucap batin Illysya tanganya menghapus air matanya kakinya melangkah ke arah taman. Biarkan Illysya menenangkan keadaannya saat ini sebentar. Illysya terlalu lelah berusaha lepas dari cinta yang rumit untuk dirinya mengerti.

"Harusnya aku melepaskan mu dari dulu mungkin lukanya gak akan separah ini," ucap Illysya membatin matanya terpejam membiarkan air matanya mengalir begitu saja. Katakan Illysya bodoh menangisi seseorang yang tak pantas Illysya tangisi. Namun Illysya hanya ingin melepaskan kesedihannya sebelum akhirnya benar-benar memulai kehidupannya yang baru tanpa hadirnya seorang Alghafa Anandra dalam kehidupannya.

"Keputusan yang lo ambil udah bener. Gak ada yang perlu ditangisin." Illysya membuka matanya menatap Ali yang sudah berada dihadapannya.

"Nanti lo bakal bersyukur atas keputusan yang lo buat mutusin Bang Al, karena orang sebaik lo gak pantes buat orang seburuk dia." Ali duduk di samping Illysya. Tangannya memegang wajah Illysya agar menghadapnya.

"Semuanya bakal baik-baik aja. Gak akan rugi dalam hidup lo cuma gara-gara ninggalin laki-laki brengsek kaya dia," ucap Ali tangannya menghapus air mata Illysya.

"Gue pastiin kebahagiaan yang selanjutnya bakal lo dapet. Jangan sedih lagi okey. Laki-laki didunia ini gak cuma satu lo bisa pilih laki-laki mana yang lo mau. Seorang Illysya Prillyana tunjuk aja yang lo mau pasti tuh cowok langsung ngangguk," ucap Ali seraya sedikit mengacak rambut Illysya.

"Mau ke kelas atau ke kantin?" tanya Ali seraya menaik turunkan alisnya.

"Ke kelas," jawab Illysya tangannya merapihkan sedikit rambutnya yang berantakan akibat ulah Ali menghapus sisa air mata yang belum mengering. Setelah dirasa semuanya oke Illysya bangkit dari duduknya diikuti oleh Ali. Ali dan Illysya berjalan ke arah kelas mereka.

"Mau permen gak?" tanya Ali seraya menyodorkan permen pada Illysya yang Illysya terima dengan senang hati.

"Li," panggil seorang laki-laki yang menghampiri Ali di segaramnya tertera name tag bertuliskan Jefan Nathanio.

"Hm, napa lo manggil-manggil ngefans sama gue? Mau minta tanda tangan atau mau minta foto?" ucap Ali yang membuat Jefan memutarkan bola matanya malas.

"Lo tau gak berita terbaru. Ini terbaru banget loh beberapa menit yang lalu baru nongol," ucap Jefan membuat Ali jengah,"Bisa gak ngomongnya langsung to the point. Kalo ngga gue tinggal lo ya," ancam Ali yang membuat Jefan mengotak-ngatik ponselnya.

"Nih lo udah tau gak Bang Al sama Salsa kemarin malam katanya ke clubing terus nyewa kamar. Ini udah masuk berita TV juga loh Li, katanya kemarin ada raziah polisi di clubing ya mereka keciduk tapi kayanya berhasil lolos deh. Nih grup kelas gue aja rame banget lagi ngomongin aib mereka." Ali hanya diam menatap ponsel Jefan sebelum akhirnya ponsel Jefan beralih tangan ke tangan Illysya. Please jangan tanya hati Illysya sekarang sehancur apa? Sudah tak terbentuk lagi. Walaupun Illysya tau kini status mereka bukan sepasang kekasih lagi tapi ntah mengapa rasanya masih begitu sakit.

   Illysya mengembalikan ponsel Jefan pada Ali. Sebelum akhirnya Illysya berlari menjauh dari Ali dan Jefan.

"Bego lo! Harusnya lo jangan ngomongin itu tadi!" ucap Ali yang membuat Jefan melongo.

"Gimana sih tadi lo yang minta gue to the point pas gue ngomong lo malah salahin gue. Berantem yuk!" ujar Jefan yang tak mau Ali hiraukan. Ali lebih memilih untuk mengejar Illysya.

"Buset HP gue main buang aja. Dasar Ali aneh," gerutu Jefan mengambil HPnya yang dijatuhka Ali begitu saja.

⚘💌

By : Triana Alicius

Diharapkan pada seluruh pembaca untuk vote dan komen sekian Trima kasih🙏

A Love I [Bismillah Open PO]Where stories live. Discover now