4. Berubah!

50 10 2
                                    

  Ali dan Illysya menikmati nasi goreng pesanan mereka yang baru datang.

"Bang Al lakuin apa sih? Sampe bisa bikin lo cinta banget sama dia?" tanya Ali setelah meminum air mineralnya.

"Jadi dulu sebelum jadian Kak Al tuh kayak sering bikin surat gitu kata-katanya romantis banget aku suka banget sama suratnya apalagi waktu itu aku kagum banget sama prestasi dia," cerita Illysya seraya mengingat kenangannya.

"Terus aku tiba-tiba ditembak buat jadi pacar dia kaya rasanya aku jadi perempuan paling beruntung di sekolah ini. Ya gimana ngga aku di tembak sama primadona sekolah itu tuh kaya mimpi terbesar buat aku," ucap Illysya, gadis mungil itu memang selalu ingat setiap detail dirinya bersama Al apapun itu Illysya ingat terutama sesuatu yang berbau romantis itu wajib Illysya ingat.

"Lo yakin Bang Al yang bikin surat-surat romantis itu buat lo?" tanya Ali yang membuat Illysya mengangguk yakin.

"Gimana bisa lo seyakin itu?" tanya Ali menatap Illysya dalam.

"Karena setelah surat-surat itu selalu ada di meja aku beberapa hari kemudian Kak Al nembak aku buat aku yakin kalo Kak Al yang bikin surat-surat itu buat aku," jelas Illysya yang membuat Ali mengangguk.

"Oh yah satu lagi di setiap akhir surat selalu ada tulisan A Love I. Itu yang buat aku yakin kalo Kak Al yang kasih surat itu buat aku. Di mana A itu inisial nama Kak Al dan I tuh inisial nama aku," ucap Illysya setelah itu memakan nasi gorengnya.

"Yang nama depannya huruf A kan banyak, bukan Bang Al doang kan?" tanya Ali setelah itu menyuapkan sesendok nasi goreng terakhir ke dalam mulutnya.

"Iya sih, tapi gak tau kenapa Aku yakin yang kasih surat itu Kak Al," jawab Illysya yang membuat Ali menatap Illysya, "Seyakin itu lo? Pernah nanya langsung nggak?" tanya Ali yang dijawab gelengan oleh Illysya, "Aku terlalu yakin kalo surat itu dari Kak Al, jadi Aku gak pernah nanya perihal surat itu."

Ali hanya mengangguk paham lalu meneguk air mineralnya.

"Lukanya sakit ya. Lo makan sama minumnya hati-hati banget," ucap Illysya yang beberapa kali melihat Ali memakan nasi goreng dan air mineral begitu hati-hati mungkin karena efek sudut bibirnya terluka.

"Sakit sih ngga cuma perih dikit," ujar Ali yang membuat Illysya memiringkan wajahnya memperhatikan luka yang berada di sudut bibir Ali, "Luka memarnya ungu loh. Ini belum ke sentuh obat ya luka kamu?" tanya Illysya yang dijawab anggukkan oleh Ali, "Gak usah, diobati segala nanti juga sembuh sendiri. Udah sering gue kaya gini," jawab Ali yang membuat Illysya berdecak, "Itu bisa infeksi loh, Li."

"Bangun, kita ke UKS," ucap Illysya seraya bangkit dari duduknya.

"Gak usahlah, males gue sama obat-obatan ribet. Oles sana oles sini emang gue cowok apaan," ujar Ali yang membuat Illysya memegang kedua tangan Ali.

"Ayo bangun mau aku seret?" tanya Illysya yang membuat Ali mengangkat kedua bahunya acuh, "Kaya bisa aja," ledek Ali setelah itu menjulurkan lidahnya membuat Illysya mengerecutkan bibirnya, "Engga, mangkanya cepet bangun," ujar Illysya yang membuat Ali sedikit tertawa. Lalu bangkit dari duduknya mencubit pipi chubby Illysya, "Gemes sama lo," ucap Ali membuat Illysya mencibir.

"Ayo ke UKS," ajak Illysya.

"Bentar," ucap Ali seraya merogoh saku jas almamater abu-abunya.

"Bentar apalagi sih, cepetan Ali," ujar Illysya yang membuat Ali menunjukkan uang di depan muka Illysya, "Gue bayar makanannya dulu kali. Ya kali habis makan gak bayar," ujar Ali setelah itu meletakkan uang miliknya di meja.

"Yuk," ajak Ali menggenggam tangan Illysya.

"Tukeran nomer telpon boleh gak sih?" tanya Ali seraya menyodorkan ponselnya pada Illysya membuat Illysya menerima ponsel milik Ali lalu memberikan ponselnya milliknya pada Ali. Mereka mengetikkan 12 digit angka di ponsel milik mereka ke ponsel yang sedang berada di tangan mereka. Lalu kembali mengembalikan ponselnya kepada sang mpunya.

"Thank makan kayu, Thank you," ucap Ali yang membuat Illysya mengangguk seraya sedikit tersenyum saat mendengarkan kalimat dari Ali. Otaknya langsung berpikir keras. Sejak kapan Thank bisa makan kayu? Nahlah itu teka-teki yang tak pernah menemukan jawabannya.

Ali dan Illysya terus berjalan dengan Ali yang selalu terus berceloteh hal tak penting membuat Illysya dibuat kewalahan karena terus tertawa di sepanjang perjalanan.

Illysya melirik ke arah kelas yang di mana itu kelas Al. Illysya manatap Al yang sedang menatapnya tajam. Membuat Ali menatap yang Illysya tatap lalu menggandeng tangan Illysya terus melangkah ke arah UKS.

"Lysya!" Illysya menoleh ke belakang di mana Al sudah berada di belakang Illysya dan Ali. Menatap Ali dan Illysya tajam. Lalu mendekati Ali. Menghajar Ali. Tubuh Ali tersungkur ke lantai membuat Illysya segera membantu Ali bangkit.

"Sini lo." Tangan Al menarik tangan Illysya kasar menempatkan Illysya di samping dirinya.

"Gak usah kasar sama cewek bisa gak sih? Dia gak pantes diperlakuin begitu," ucap Ali menatap tajam ke arah Al yang notabenya Kakaknya.

Al mencengkram jas almamater milik Ali. Menatap Ali tajam yang dibalas Ali tak kalah tajam, "Semua ini gak bakal terjadi kalo lo gak deketin pacar gue. Illysya tuh pacar gue," ucap Al penuh penekanan yang membuat Ali tersenyum smirk, "Pacar apaan, yang biarin pacarnya terlambat ke sekolah. Pacar apaan! Yang biarin pacarnya di hukum. Gue gak liat lo di sana buat sekedar kasih minum kek atau apa kek. Itu yang disebut pacar? Saat pacar lo butuh lo, lo kemana? Asik sama Salsa gak inget luka apa yang pernah cewek itu goresin ke lo? Lupa ingatan lo? Apa sengaja lo lupain karena terlalu bucin?" ujar Ali yang membuat Al kembali menghajar Ali.

Ali menghapus darah yang mengalir di sudut bibirnya kasar, "Lo tuh egois. Lo genggam erat dia tapi lo gak bisa lupain masa lalu lo. Lo terus berputar pada masa lalu lo tapi di satu sisi juga lo genggam erat orang lain sebagai milik lo," ucap Ali tangannya mencengkeram jas almamater milik Al.

"Hei ada apa ini?" tanya Bu Rika yang sedang berpatroli mengawasi siapa-siapa saja yang tidak masuk kelas saat jam pelajaran masih berlangsung.

"Ini Bu dia gangguin cewek ini, saya tegur dia malah gak terima," adu Al santai membuat Ali menatap Al seraya tersenyum, "Cemen banget lo beraninya fitnah gue. Jelas-jelas lo ganggu gue sama Illysya. Ibu liat sendiri kan muka saya gini ini ulah dia Bu," ucap Ali yang membuat Bu Rika menatap wajah Ali, "Muka kamu kan memang selalu babak belur, gara-gara kamu tawuran," ucap Bu Rika yang membuat Al tersenyum penuh kemenangan.

"Bu, Ibu bisa tanya sendiri sama Illysya saya gangguin dia apa ngga," ucap Ali suaranya sedikit berteriak tak terima saat keadilan tak pernah berpihak padanya.

"Diem lo gak usah belain dia, kalo gak mau liat dia lebih parah dari pada ini," bisik Al yang membuat Illysya yang ingin bersuara kembali mengatup mulutnya.

"Lihat? Dia diam ngga bela kamu berarti di sini kamu yang salah," ucap Bu Rika yang membuat Ali menatap Illysya. Lalu tersenyum Ali mengerti situasi Illysya.

"Iya Bu saya yang salah," ucap Ali yang membuat Illysya menatap Ali tak percaya. Ingin sekali rasanya Illysya berteriak jika bukan Ali yang salah.

"Ya sudah kamu ikut saya ke ruang BK dan kalian kembali ke kelas kalian masing-masing," ucap Bu Rika seraya berlalu bersama Ali.

"Ikut gue." Al menarik tangan Illysya kasar untuk mengikutinya.

"Kak Al, lepasin sakit," ucap Illysya berusaha melepaskan genggaman tangannya dari Al. Ini perdana Al melakakukan hal kasar pada Illysya.

Al menghentikan langkahnya melihat situasi. Al tak mau kembali terciduk guru seperti tadi.

"Ngapain lo sama Ali? Udah mulai nakal lo? Udah mulai selingkuh lo dari gue? Udah diapain aja lo sama Ali?" tanya Al yang membuat Illysya menatap Al seraya menggeleng pelan, "Illysya bukan cewek murahan Kak Al!" jawab Illysya air matanya menetes begitu saja.

"Kak Al berubah," ucap Illysya sebelum akhirnya berlari ke arah kelasnya.

⚘💌

By : Triana Alicius

Tinggalin vote dan komennya dong😁

A Love I [Bismillah Open PO]Where stories live. Discover now