37. Wedding Day.

40.4K 2.8K 331
                                    

Beberapa hari telah berlalu dan inilah puncaknya, Kini Zeanna berada di hadapan cermin dengan beberapa orang yang merias rambut panjangnya. Zeanna tersenyum seraya menyentuh kalung dengan bandul berlian yang sedang dipakainya. "Mamah...," ucapnya dengan lirih.

Ingatannya berputar kembali ke beberapa hari lalu. Saat ia bertemu dengan seorang pria di Cafe miliknya.

Flashback on.

Zeanna pun duduk berseberangan dengan pria itu. "Apakah saya mengenal anda? Atau ... Apakah kita saling mengenal?" tanya Zeanna, lagi.

Pria itu menghela-napas, tangannya mengambil sebuah kalung yang berada di saku jas dan memberikannya kepada Zeanna. "Aku tidak terlalu mengenalmu. Tetapi aku mengenal kedua orangtuamu." jawab pria itu yang membuat Zeanna tertegun.

Zeanna menatap pria di hadapannya dengan waspada. "Siapa kau?!" Selidiknya.

"Aku adalah Jevandra De Hedrous. Adik dari Ibumu dengan kata lain, aku adalah pamanmu." jelas pria tampan di hadapanya yang membuat Zeanna lagi dan lagi tertegun.

"Kau pasti bercanda." Jika pria di hadapannya ini adalah pamannya, setidaknya pria ini sudah berusia empat puluh tahun lebih. Tetapi, sangat mustahil jika pria ini berusia setua itu! Karena Zeanna yakin, setidaknya pria di hadapannya ini berusia awal tiga puluh tahunan.

"Ibumu adalah Alexa Aditama. Ah, lebih tepatnya adalah Alexa Zheraya De Hedrous, Putri satu-satunya dari marga Hedrous yang merupakan kakak keduaku. Kau lihat kalung itu? Itu adalah kalung peninggalan Ibumu sekaligus kalung yang hanya dimiliki oleh Marga Hedrous. Kau juga bisa melihat, di balik kalung itu terdapat inisial Ibumu." jelas pria itu.

Zeanna membalik kalung itu. Ia ingat, ini memang kalung milik Ibunya. Zeanna menggenggam erat kalung itu.

Jevandra tersenyum tatkala melihat ekspresi Zeanna. Pria itu bangga dengan kegigihan Zeanna dan mengesampingkan bahwa dialah pria yang diam-diam membantu Zeanna.

Tanpa Jevandra, mungkin kehidupan Zeanna akan lebih menderita.

"Kau adalah keponakanku, Zeanna. Kau adalah satu-satunya putri di kediaman Hedrous. Aku hanya memiliki kakak pertama dan dirimu saja." jelas Jevandra.

"Jadi, kau bermaksud membawaku? Jika memang itu tujuanmu, aku tidak akan menyutujui hal itu!" Ya, Zeanna tidak akan menyetujui itu karena sekarang ia sudah mempunyai keluarganya sendiri.

Jevandra terkekeh seraya menggelengkan kepala. "Apa kau pikir ini adalah sebuah cerita novel atau Drama?"

Zeanna mengernyitkan alis. "Jadi?"

"Zeanna, aku hanya ingin memberitahu, jika kau masih mempunyai keluarga."

"Keluarga?" Zeanna terkekeh. "Kau sebut itu keluarga? Dimana kau selama ini? Dimana kau saat aku membutuhkan sesuatu yang kau sebut keluarga itu?" tanya Zeanna dengan tenang.

"Kami selalu ada disisimu, Zeanna. Marga Hedrous selalu disisimu! Dua puluh satu tahun lalu maupun hingga detik ini, kami selalu mengawasimu." jelas Jevandra.

"Jika Istriku tidak ada, mungkin kau akan membunuh kedua anakmu." gumam Jevandra yang masih bisa di dengar oleh Zeanna.

"Maksudmu..."

"Sayang!" ucapan Zeanna terpotong tatkala sebuah suara tertuju ke arah keduanya. Jevandra dan Zeanna pun mengalihkan pandangan ke sumber suara.

"Nona Shella?!" Zeanna membulatkan kedua bola mata, kaget. Tatkala seorang wanita berjalan kearah keduanya dengan tangan yang menggandeng tangan seorang bocah laki-laki.

EGLLAR MY PERFECT HUSBAND [END]Where stories live. Discover now