32. Luca And Ze.

41.8K 3.4K 148
                                    

"Tunjukkan bahwa kau benar-benar mencintainya. Maka, Aku akan mundur dengan sendirinya." Gerald.

•••

Jika tidak ingin kecewa maka janganlah berharap!

Nyatanya, kata-kata di atas adalah sebuah kebenaran. Manusia tidak berhak untuk berharap jika tidak ingin di kecewakan. Terlebih, manusia adalah mahluk Tuhan yang hanya bisa berencana. Sedangkan garis takdir, Tuhanlah yang menentukan.

Seperti halnya dengan Egllar. Pria itu di patahkan oleh harapannya sendiri. Setelah Gerald menghubungi dan berkata bahwa, Gerald bertemu dengan Zeanna di rumah sakit kota A tempat adiknya itu bekerja.

Dan setelah perjalanan yang cukup menegangkan, Kini Egllar pun telah berada di rumah sakit itu. Kedua manik-matanya menelusuri sekitar, mencari keberadaan Adiknya. Hingga beberapa menit kemudian, Egllar menemukan keberadaan Gerald. "Bagaimana dengan kondisi Istriku?" tanya Egllar, kepada Gerald yang kini berada di hadapanya.

"Hidungnya mengeluarkan darah dan Zeanna masih belum sadarkan diri. Dokter Sin telah memberi infus." jawab Gerald.

"Terimakasih, karena telah menghubungiku." Ucap Egllar, pria itu pun hendak memasuki ruangan tempat Istrinya berada. Namun pergerakannya terhenti tatkala Gerald mencekal pergelangan tangan dan menatapnya dengan raut wajah serius. "Aku ingin bertanya dan aku ingin kakak menjawab dengan jujur. Apakah Zeanna benar-benar Tunangan kecil kakak dan apakah Zeanna juga yang mengalami kecelakaan bersama kakak 21 tahun yang lalu?" tanya Gerald.

Egllar menatap Gerald dengan serius, pria itu pun mengangguk untuk membenarkan pertanyaan Gerald. "Benar. Dia adalah Tunangan, sekaligus korban lain dalam kecelakaan 21 tahun lalu." jawabnya jujur, keduanya pun saling beradu pandang hingga beberapa detik kemudian. Egllar melepaskan cekalan Gerald dengan perlahan. "Aku ingin menamui Istriku." ucapnya, lalu melangkah pergi kedalam ruangan tempat Zeanna berada.

Gerald menatap kepergian kakaknya dengan tatapan kosong. Tanpa di cegah, Hatinya berdeyut nyeri. Ia tidak bisa menahan perasaannya, tetapi Gerald juga tidak ingin egois dan merusak kebahagiaan kakak kandung dan wanita yang ia cintai selama 4 tahun itu.

Biarkan rasa ini tetap ada dan biarkan ia menyerah tanpa menyakiti mereka.

Gerald tersenyum tipis. "Tugasku untuk menjagamu telah usai, Zeanna. Ini adalah saatnya untuk aku melepaskanmu dan membiarkanmu Bahagia." Ucap Gerald, lalu pergi dari sana.

•••

Egllar mengelus pucuk kepala Istrinya dengan sayang. Entah sudah berapa kali pria itu memohon kepada Tuhan untuk kesadaran Zeanna. Namun sayang, Istrinya itu tidak kunjung membuka kedua kelopak mata.

"Istriku, maaf karena lagi dan lagi aku telah gagal menjagamu." bisik Egllar di dekat telinga Zeanna. "cepatlah sadar, aku sangat mencemaskanmu." lirihnya.

Tuk.. Tuk..

Suara langkah kaki terdengar di indra pendengar. Beberapa detik kemudian, Chalista dan Ivander pun datang dengan raut wajah cemas. "Menantu kesayanganku.." panggil Chalista sendu. Wanita itu mendekat ke samping Zeanna dan mengelus pucuk kepala Zeanna, sayang.

"Menantuku yang sangat hebat, menantuku yang sangat kuat. Cepatlah sadar." ucapnya dengan tulus.

"Anakku," panggil Chalista, Egllar pun mengalihkan pandangan ke sumber suara. "sudah beberapa jam kau disini. Pulanglah, biarkan Mommy dan Daddymu yang menjaga Zeanna. Kedua anakmu pasti menghawatirkanmu dan Istrimu karena tidak kunjung pulang." suruh Chalista.

EGLLAR MY PERFECT HUSBAND [END]Where stories live. Discover now