the Twin Devils

15 1 0
                                    

Meira hanya berniat mengambil Snack di dapur ketika ia tidak sengaja mendengar percakapan ayahnya dengan seseorang. Mengejutkannya ternyata kakaknya tengah diculik entah oleh siapa. Bukankah L sekarang tengah bersama kakaknya, bagaimana bisa hal ini terjadi. Buru² ia diam² kembali ke kamar. Ia harus tahu yg terjadi.

"Yes, babe...?" Suara di ujung menjawab dengan nafas tidak beraturan. Sepertinya L tengah berlari.

"Sayang ada apa ini...aku barusan mendengar ayah menelp seseorang dan mendengar bahwa kak Kai tengah diculik..benarkah..?!" Desak Meira tanpa peduli sedang apa.

"Heem..." Jawab Lira.

"Sayaaang...jawab aku dengan benar, apa yg terjadi...!"

"Kakakmu diculik oleh Liong, kau ingat dia kan...kau pernah hampir menghajarnya di bar waktu itu jika aku tidak menyeretmu...ingat..?" Lira akhirnya memutuskan berhenti berlari dan menjawab pertanyaan kekasihnya yg tidak sabaran.

Meira ingat, suatu ketika ia dan Lira sedang berada di bar dan ia bertemu bajingan ini. Liong. Pak tua bertubuh gendut yg bahkan tidak peduli bahwa Meira mungkin seumuran putrinya jika ia punya, melecehkannya terang²an di bar dengan pandangan kurang ajar. Saat itu Ia bahkan tengah memakai masker dan kacamata hitam, juga tidak memakai baju ketat, namun tetap saja pandangan Liong sangat menjijikkan saat Meira tanpa sengaja menabraknya waktu itu. Ia terus menatap kurang ajar sambil menjilat bibir. Meira ingat betapa mendidih darahnya saat itu. Hampir saja ia membunuh Liong jika Lira tidak segera menariknya menjauh dan mengatakan ia tidak boleh berurusan dengan Liong. Lira kenal beberapa pengawal Liong, jadi ia tahu siapa Liong ini. Ini akan menjadi panjang.

" Bagaimana bisa kak Kaira berurusan dengan bajingan sial ini..?" Geram Meira mendengar ini.

"Entahlah..sepertinya kakakmu dan teman²nya pernah berhubungan dengan Liong ini.."

"Teman-teman..." Meira mengulang kata Lira tentang kakaknya. Jadi kakaknya punya teman. Tidak hanya 1 namun banyak. Ini bagus sekali.

Diujung telp Lira juga ikut tersenyum. Benar, ia pun terkejut saat tahu ini.

"Hm..

"Jadi, apa kau sekarang sedang menuju ke markas Liong, sayang...?" Kejar Meira.

"Tidak..ketua kedua memerintahkanku untuk ke suatu tempat, setelah itu aku baru kesana..." Fang tadi memang memerintahkan Lira menuju ke suatu alamat untuk melakukan tugas. Setelahnya ia akan menyamar bersama rombongan Utara untuk menuju ke markas Liong di timur untuk menyelamatkan Kaira.

"Biar aku yg menyelamatkan kakak, jalankan saja tugasmu...dan kirimi saja aku alamat Liong...biar aku yg kesana... " Putus Meira.

"Hei..tidak boleh..lagipula ini misi rahasia, tidak boleh ada yg tahu keterkaitan grup kita dengan penyelamatan kakakmu..atau nanti akan jadi perang besar..." Lira buru² melarang. Kekasihnya bisa sangat keras kepala jika tidak dijelaskan.

"Tenang...aku tidak akan membocorkan apapun. Cepat kirimkan alamatnya...!"

"Tapi sayang....."

"Kirim sekarang atau kita putus...!"

Lira menekuk wajah kusut. Ia pasti akan dibunuh kedua ketuanya jika sampai terjadi sesuatu pada puteri kesayangan mereka.

"Baiklah...tapi berjanjilah untuk melakukannya dengan hati² dan tidak  gegabah..ingat di belakang kita ada grup Barat...

"Hmmm..."Meira menyahut malas. Saat ini kekasihnya sedang dalam mode serius.

"Bilang yg benar..."

"Aku akan hati², tidak gegabah dan tidak mengungkapkan keterkaitan grup kita...puas..?" Ulang Meira sambil bersungut kesal.

The Black JadeWhere stories live. Discover now