The Black Jade pendant

20 2 0
                                    

Malam ini semuanya kembali berkumpul di rumah Sena. Minus Chandra. Ada tugas yg harus dikerjakan. Bukan tugas sekolah, namun bagian dari rencana Sena. Keempatnya masing² duduk didepan sebuah laptop. Sibuk mengerjakan sesuatu.

"Yeeuu si monyet...malah ngebokep..."Cela Juno begitu melihat penyebab kenapa dari td tidak ada suara dari Dika.

"Berisik lu nyet..."ujar Dika sambil berusaha menepis tangan Juno yg iseng menutupi layar.

"Gua aduin Sena mampus...Senn...."
Dika buru² menutup laman situs dan kembali ke proyek mereka. Bisa dibunuh Sena ia bila kedapatan tidak serius.

"Cepu banget lu ah...ga asyik..."
Juno tertawa penuh kemenangan. Sena adalah koentji. Namun keduanya agak bingung kenapa belum ada suara dari Sena. Kai yg dr td asyik berkutat dengan laptopnya juga berfikir kenapa sunyi tanpa suara Sena, biasanya tanpa bicara pun ia akan terdengar tertawa. Ketiganya menoleh. Dan auto panik.
Kepala Sena menelungkup diatas laptopnya. Shit!

"Sena...!
"Boss..."
"Bangun Sen..." Ketiganya berusaha menyadarkan Sena. Namun Sena masih tetap memejamkan mata. Ketiganya semakin panik ketika ada darah keluar dr hidungnya. Sena mimisan.

"Gimana nih Kai...kita panggil dokter atau bawa ke RS..??" Tanya Dika sambil mengusap tangan Sena. Berharap ia segera sadar. Namun Kai segera menggeleng. Ia ingat pesan Sena yg melarang orang asing masuk ke rumah ini.

"Tapi dia ga sadar² Kai..." Juno menambahkan. Takut Sena kenapa² bila tidak segera mendapatkan perawatan. Namun Kai masih tetap diam.

"Kalian angkat dan pindahkan Sena ke kamar...biar aku tangani ini semua dulu, nanti aku menyusul kesana..." Kai akhirnya memutuskan. Mereka tidak boleh terlalu lama berada didalam jaringan. Tidak aman.

Duo badut mengangguk dan segera mengangkat Sena masuk ke dalam kamar.

Setelah menyelesaikan ini dan itu Kai akhirnya menyusul para badut ke dalam. Sena masih blm sadar.

" Kalian makan malam dulu...biar aku yg jaga Sena..." Duo badut menurutinya tanpa kata dan segera keluar. Keduanya memang hobi bermain² dan kadang memang sengaja untuk menggoda Sena, namun melihatnya seperti ini membuat keduanya sedih. Keduanya bahkan tidak memiliki mood untuk menggoda Kai yg sekarang tampak seperti kesurupan Sena. Bossy.

Mata Sena perlahan terbuka. Dan ia melihat Kai tengah menunggu di sisi tempat tidurnya. Tangan Kai sedang berusaha menyeka hidungnya.

"Dah sadar..? " Tanya Kai begitu melihatnya membuka mata.

"Hmm..."

"Mau minum...?" Tawar Kai. Sena mengangguk. Kai segera beranjak dan mengambilkannya minum. Diletakkannya gelas di nakas sebelah tempat tidur ketika melihat Sena berusaha untuk duduk. Beralih membantunya untuk bersandar. Sena minum perlahan.

"Bagaimana tadi...?" Sena bertanya kemudian.

"Sudah kuselesaikan tadi, namun rasanya tidak optimal...tapi apa boleh buat.." Sena mengangguk. Ia tadi tumbang tepat ditengah pekerjaan mereka. Itu pasti mengganggu.

"Apa kau baik² saja...??" Tanya Kai. Tatapannya tajam ke arah Sena. Kata² yg keluar selanjutnya akan sangat mudah dibaca Kai apakah sebuah kejujuran atau kebohongan. Sena agak tersenyum.

"Aku baik² saja Kai..." Jawab Sena. Ia tadi hanya kelelahan karena hampir beberapa malam tidak tidur sama sekali. Otaknya tiap malam terus menuntutnya berfikir.

Dari kejadian mereka diserang segerombolan preman pasar dulu, Sena terus berada di posisi waspada. Bahkan meskipun di sekolah. Malamnya pun ia terus terjaga dan berfikir. Begitu terus selama beberapa hari akhirnya tubuhnya mengirimkan sinyal bahwa ia tidak mampu lagi hingga akhirnya tumbang ditengah² pekerjaan mereka.

The Black JadeWhere stories live. Discover now