Princess

65 3 0
                                    

Minggu ini adalah pekan orientasi siswa. Siswa tahun kedua terutama bagian OSIS menjadi bagian panitia orientasi layaknya tahun² sebelumnya. Termasuk para A-team. Sudah sedari pagi mereka sibuk dg bagian masing². Mengatur apapun agar acara lancar. Sebenarnya ini adalah hari terakhir orientasi. Sore nanti akan ditutup dengan malam renungan jadi mereka sudah cukup santai tidak seperti hari pertama. Kelima nya sedang mengobrol santai sambil makan Snack di tenda panitia hingga muncul Aldo, bawahan Kai di keamanan yg nampak tergopoh masuk menghampiri Kai dan menyampaikan ada pengacau tahun pertama yg cari gara². Kai mendengarkan perkataan Aldo, demikian pula A team yg lain. Kai segera berjalan menuju lapangan. Dibelakangnya anggota Black Jade menyusul. Penasaran pengacau banyak nyali ini seperti apa.

Kai sudah berdiri didepan cowok pengacau bersama Aldo. Ia sudah mendengar masalahnya. Siswa tahun pertama ini rupanya tidak terima hapenya disita karena kedapatan main game ditengah acara yg masih berlangsung. Aldo agak keder karena infonya anak ini anak pejabat daerah. Muka tersangkanya sendiri tampak emosi dan siap menghantam siapapun yg menghalanginya. Kai tetap tenang. Ia menunggu apa yg akan dikatakan adik kelasnya itu. Namun tampaknya pengacau satu ini tidak sadar siapa yg dihadapinya. Ia masih diam dan justru menunggu Sena dll yg berjalan di belakang. Ia mengira ketua Sie Keamanan adalah Cakra yg bodinya mirip Paspampres. Begitu Cakra sampai ia segera membuka mulut.

"Saya mau mengajukan keluhan. Kenapa handphone saya disita..??!" Katanya dengan nada tinggi. Kai mengerutkan alis. Anak di depannya meneriaki Cakra saat Kai tepat didepannya. Kai mulai mengerti. Ia pasti mengira Cakra adalah ketua keamanannya. Cakra sendiri yg jadi obyek salah paham hanya menatap bocah di depannya. Disisi lain tampak Dika dan Juno saling lirik sambil senyum simpul. Ini akan menarik. Sudah lama mereka tidak ada hiburan.

"Saya tidak bermain saat acara sedang berlangsung, kami sedang menunggu makan siang dibagikan...praktis itu sudah masuk istirahat...jadi apa salahnya..??" Bocah ini berargumen dengan ngotot juga nada tinggi.

Kai menghela nafas.

"Selama acara masih belum ditutup sore nanti oleh ketua panitia maka acara masih disebut berlangsung. Selama itu diberikan jeda untuk siswa baru untuk makan shalat dan istirahat sebentar, namun bukan untuk main game..."

Bocah didepan nya ganti menatap Kai. Ia memandang gadis kecil di depannya dengan remeh. Kenapa panitia cewek ini ikut²an ngebacot deh. Sena melangkah maju. Ia tidak ingin Kai terlibat lebih jauh. Melihatnya berbicara lebih banyak dr biasanya saja sudah membuat Sena paham, Kai sedang tidak dalam mood yg baik. Bocah pengacau ini bisa habis olehnya.

"Adik...boleh kakak tau nama kamu..?"
Keempat anggota Black Jade lainnya memutar mata. Semuanya geli tiap mendengar nada manis palsu dr Sena. Oh ayolah, jika bocah ingusan di depannya ini tau dengan siapa ia berbicara ia akan lari terkencing².

"Calvin Demas Herjaksa" jawabnya dengan membusung kan dada. Pikirnya, panitia² kroco ini harus tau siapa ayahnya biar ga sembarangan.
Sena mengangguk paham. Bocah di depannya ini pasti anak bungsu keluarga Herjaksa. Kai dan Cakra kembali mengangkat alis. Ia benar² tidak suka sikap bocah didepannya. Nada nya dalam menjawab penuh dengan kesombongan. Dika dan Juno masih tetap penuh senyum. Keduanya tengah menunggu apa yg akan terjadi dengan bocah tengil satu ini. Apalagi yg disinggungnya Princess Kai. Ini akan sangat menarik

"Baiklah adik Calvin, nama kakak Arsena, ketua panitia acara orientasi ini. Kakak minta maaf jika merasa terganggu, namun setiap pagi sebelum acara berlangsung akan dibacakan peraturan selama acara, termasuk apa yg dilarang...dan bermain HP hanya diperbolehkan saat acara usai..alias setelah jam 4 sore..adik Calvin tau itu kan..?

Calvin terdiam. Sejujurnya baru hari ini ia ikut orientasi. Itupun karena ajakan Boby yg mengatakan banyak cewek cakep di grup mereka. Ia tidak tau bahwa tiap pagi dibacakan peraturan spt itu. Dan bagaimana ia bisa tau, tadi pagi pun ia datang lewat jalur tikus karena terlambat. Dalam hati ia merasa malu namun egonya sebagai anak pejabat tidak menerima kekalahan spt ini.

The Black JadeWhere stories live. Discover now