Closer

24 2 0
                                    

Malam ini semua A team kembali berkumpul santai. Besok Minggu jadi mereka bebas. Mereka tengah berjalan menuju restoran fast food 24 jam setelah menonton film di mall td. Kelimanya berjalan santai. Kai yg bersebelahan dengan Chandra hanya mendengarkan saja bagaimana mereka mengobrol. Tepat di pertigaan pedestrian kearah restoran tujuan mereka kelimanya tiba² dihadang segerombol orang. Lokasi ini biasanya selalu ramai. Namun krn ini sudah lewat tengah malam hampir tidak ada siapapun di jalan yg mereka lalui.

Sena menatap orang² dihadapannya. Siapa preman² pasar ini. Salah satu dari mereka maju dan menunjuk Dika.

"Heh, sini Lo..tau ga apa yg Lo lakuin..??" Bentak orang itu keras. Dika yg jadi sasaran bertambah bingung. Ia lakuin apa memangnya..? Ia juga tidak mengenal orang² ini.

"Sok kegantengan...tau ga siapa yg Lo godain kemarin di club'..? Itu cewek bos kita..!!" Preman lain disebelahnya ikut maju kedepan. Ludahnya berhamburan saat membentak.

Dika kontan bengong. Cewek apa. Anggota a team lain segera menoleh ke Dika. Mereka tau dulu Dika hobi berkeliling. Namun Dika segera menggeleng keras pada semuanya. Ia langsung menatap Sena dan mencoba meyakinkan bahwa semua yg dikatakan adalah kebohongan.

"Sumpah bro...gua ga pernah tau siapa yg mereka maksudnya..gua bahkan dah lama ga pernah muter.."Dika berkata penuh ketegasan pada Sena. Ia tidak terima difitnah saat ia sama sekali tidak melakukannya.

Sena melihat Dika sekilas dan tau bahwa Dika tidak berbohong. Preman² didepan mereka lah yg melakukannya. Mereka sedang berusaha cari masalah dengan mereka. Tapi untuk apa?

"Dahlah..ayo hajarr.."satu komando dari belakang dan kekacauan langsung terjadi. Mereka semua pandai berkelahi, namun bila jumlah musuh seimbang. Saat ini yg terjadi adalah 1:10...ini bisa berat.

Chandra yg hendak ikut bertarung justru ditarik tangannya oleh Kai.

"Tetap dibelakang ku Chan...!!"Teriak Kai sambil menendang dua orang didepannya. Tarikannya tak disangka Chandra cukup kuat hingga menyeret Chandra langsung kebelakang Kai.

Sena melihat semua kekacauan ini. Mereka bisa dengan mudah menangani semua preman ini, meskipun mereka kebanyakan menggunakan aneka senjata tajam, namun rasanya ada yg terasa tidak benar. Ada yg tengah sengaja mengirim orang² ini. Jika masalahnya hanya urusan cewek, mereka tidak mungkin mengirim 50 orang+ hanya untuk menakuti anak SMA biasa. Jumlah yg dikirim menunjukkan mereka tahu kemampuan anggotanya.
Ini sebuah tes !.
Ia juga menemukan mobil mewah tengah mengamati dari kejauhan. Keparat.

Sena segera menuju kearah Kai dan yg lain. Disingkirkannya satu dua orang yg berusaha menghalanginya.
"Tahan diri...kita kabur.." bisik Sena pada yg lain. Kai membelalak, namun saat membaca Sena ia paham. Ada yg sedang ingin menguji mereka. Kai juga membaca isyarat Sena bahwa dalangnya ada mobil seberang mereka. Ia tampak mengamati dari kejauhan. Ia mengerti. Yang lain pun tampak mengerti dan menahan diri dan mencari cara kabur. Namun menahan diri dari serangan 50 orang tanpa membalas apalagi untuk Kai yg juga harus melindungi Chandra terasa cukup berat. Demikian pula anggota lain. Namun itu keputusan Sena. Jadi mereka mematuhinya.

Saat mereka akhirnya dengan susah payah berhasil kabur kondisi mereka tidak bisa dibilang baik. Terutama Kai. Perut dan lehernya tertusuk entah apa hingga terus berdarah. Juno dan Dika pun sama. Bahkan Chandra dan Sena tidak luput dari berbagai luka. Chandra memiliki benjol besar dibelakang kepalanya. Seperti kena pentungan. Ia sebenarnya bisa tetep aman bila menuruti perkataan Kai namun mana bisa ia diam saat kawan² nya diserang.

Saat mereka berhasil kembali ke rumah nafas mereka hampir habis. Jarak tempat tadi dg rumah Sena sebenernya dekat. Hanya sekitar 15 menit bila menggunakan mobil. Saat ditempuh hanya dengan kaki ya rasanya lumayan jauh. Apalagi dengan tambahan kabur dr gerombolan preman. Duo badut langsung telentang diatas karpet sambil merem dengan masih mengatur nafas, Chandra meski tampak juga sulit mengatur nafasnya mengajak Kai duduk. Ia tetap tidak melepaskan jemari Kai meskipun mereka telah sampai dirumah. Kai menyandarkan punggung ke sofa dibelakangnya dan ikut memejamkan mata seperti para badut. Sena menghilang kedalam dan kembali beberapa saat kemudian dengan kotak obat ditangan. Mendengar langkah Sena mendekat Kai langsung buka mata. Ia menyambut bawaan Sena segera.

The Black JadeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora