Grizzly Chandra

40 2 0
                                    

Selama ini Chandra tidak keberatan dengan kesendirian. Ia selalu menahan apapun sendiri. Baginya klopun orang tau masalahnya, apa mereka akan peduli. Tidak kan.

Berada diantara orang yang katanya keluarga namun saling menjatuhkan membuatnya tau bahwa ungkapan keluarga adalah segalanya tempat kita berpulang itu sekedar omong kosong. Ia bungsu dari 4 bersaudara, namun tidak satupun dari saudaranya yg pernah bermain bersamanya. Masing² dari mereka sedari kecil memiliki pengasuh penanggung jawab yg akan mengatur semua termasuk acara main anak². Mereka biasanya akan langsung dihadapkan pada seperangkat permainan yg konon dapat membantu merangsang kecerdasan dan tumbuh kembang mereka . Lupakan kejar²an atau permainan ala anak² kampung. Bagi keluarganya itu hanya permainan mereka kaum tidak mampu. Jadi Chandra tak pernah tau bagaimana bermain petak umpet, atau serunya menerbangkan layang² dan menguasai angin. Ia tidak tau semua itu.

Beranjak dewasa semakin parah. Begitu menginjak 12 tahun masing² kakaknya telah dididik bagaimana memanage sebuah perusahaan. Masing² diberikan 1 perusahaan untuk dikelola dan kemudian kakek mereka akan mengadu antara mereka, siapa yg memiliki profit paling besar diantara mereka. Pemenangnya akan diberikan akses credit card dll lebih besar, sementara yg kalah akan dipermalukan habis²an di acara makan keluarga. Orientasi pada uang adalah pola asuh keluarganya. Chandra yg saat itu sama sekali tidak berminat pada bisnis tidak mengerti, kenapa ia harus mengelola perusahaan yang entah apa. Dan saat ia berkali² gagal, ia hanya bisa menerima semua anggota keluarganya mencela kegagalannya. Saat itu ia berfikir, mungkin karena ia baru mencoba karena itu ia gagal, kakak²nya yang lain pasti dulu juga mengalami apa yg ia alami. Demikian fikirnya.

Namun semua pemikirannya berubah begitu melihat bagaimana kakak²nya saling berkompetisi memenangkan perhatian kakeknya. Salah satu kakaknya bahkan tega meracuni kakaknya yg lain hanya demi menghilangkan pesaingnya datang dalam kompetisi. Meskipun kakaknya tidak sampai meninggal namun Chandra benar² terpukul.  Dan ayahnya bahkan ia dapati sedang menelpon seseorang agar menyingkirkan kakeknya dan menguasai harta keluarga mereka. Chandra menyerah. Hatinya yg lembut tidak bisa menerima ini. Ia memutuskan cabut. Ia menghadap ayah dan kakeknya dan mengatakan ia ingin keluar dari rumah. Bentakan dan makian yg diterima tidak menggoyahkannya. Hatinya terlampau sesak. Ia tidak bisa menerima lagi. Maka mulai hari itu ia keluar dari rumah keluarganya. Memutuskan hidup sendiri. Menekuni apa yg menarik minatnya, musik. Dan itulah kali pertama ia puas pada dirinya. Ia merasa damai tiap alunan lagu terdengar. Kegembiraan aneh layaknya anak kecil diberi mainan pun menghinggapinya saat ia menciptakan sebuah lagu. Musik benar² adalah obat pertamanya.

Meski begitu, hatinya yg rapuh kadang tak mampu menahan kesedihannya sendiri. Apalagi saat tanpa sengaja ia menemukan ilham lagu sedih. Chandra ikut terbawa mellow. Sambil memetik gitar ia ingin meraung kesal. Memaki dunia. Memaki keluarganya. Memaki apapun. Ia baru 14 tahun demi Tuhan. Kenapa ia mesti harus mengelola perusahaan. Dan kenapa ia harus dipermalukan dan dihina saat gagal. Ia tidak mengerti bagaimana membaca kurva atau jurnal keuangan perusahaan. Dan kenapa ia harus meraih untung sebesar mungkin. Untuk apa semua itu. Dan ratusan kenapa lainnya yg menjejal di kepalanya.

Pikirannya begitu penuh hingga tidak sadar ada gadis kecil berhoodie hitam yg duduk didepannya. Begitu membuka mata ia nyaris terjungkal karena kaget. Ada anak SD bermata bulat memelototi nya.

"Sedang apa kamu..??
Tanya Chandra kaget. Gadis itu tidak menjawab dan tetap mengamatinya.

"Klo mau jajan disana...bukan disini...lagian ortu kamu mana si koq bisa biarin anak kecil keluyuran sendirian..." Ujar Chandra menunjuk mini market di dekat mereka. Pikirnya ni bocil pasti nyasar ditinggal ortunya belanja atau apa. Ia masih menoleh kiri kanan. Berusaha menemukan siapapun yg mungkin kehilangan anak atau adik mereka.

" Jangan sedih sendirian..." Ia tiba² bersuara. Chandra segera menoleh.

"Apa..??

"Aku bisa mendengar tangismu dalam petikan gitar tadi...

The Black JadeWhere stories live. Discover now