Dika

32 1 0
                                    

Jauh sebelum bertemu Sena Dika hanya anak orang kaya tengil yang hobi keluar masuk tempat hiburan. Ia hanya datang untuk menari habis²an sambil mendengarkan musik disana, satu dua kali minum untuk kemudian pulang dipertengahan malam. Usianya yang waktu itu dibawah umurpun bukan menjadi penghalang karena sebagai kaum elite dia punya free pass, tidak akan ada yg menghalanginya. Lagipula tubuh jangkungnya menyamarkan semua itu. Saat anak SMP sebayanya curi² melihat porno di hp atau laptopnya, Dika sudah melihatnya secara live ditempat hiburan manapun yg ia kunjungi. Orang saling menempel dan berbuat mesum tanpa peduli sekitar. Ia sama sekali tidak tertarik. Ia tidak pernah menggubris satu dua gadis yg mendekat saat ia menari dan menggodanya untuk berbuat nakal. Tidak. Sejujurnya hatinya ia rasa kebas. Nafsunya memang terkadang bangkit, namun begitu ingat bagaimana papanya tanpa hati mengajak seorang jalang kerumah dan menidurinya tanpa peduli mamanya, hingga akhirnya mamanya jadi setengah gila, membuat Dika tidak lagi tertarik semua godaan itu. Ia akan menari hingga habis tenaga dan kemudian pulang dan tidur dipangkuan mamanya yg kadang sadar kadang tidak. Ia meringkuk disana hingga pagi datang dan memaksanya bangun dan kesekolah. Pulangnya ia akan kembali berkeliling hingga jelang malam baru pulang. Rutinitas hariannya. Hingga ia bertemu Sena.

" Berhenti menyakiti dirimu...bukan kamu yg salah oke..." Sebuah tangan terulur merebut gelas minuman Dika. Ia gusar. Siapa pula ini yang berani menghalanginya. Dika jarang mabuk, selama ini ia selalu punya batasan. Namun malam ini ia ingin melupakan semua. Ia tidak ingin sadar karena rasanya kenyataan begitu menyakitkan. Ia ingin menenggelamkan diri dan mabuk sepenuhnya. Dan berani beraninya makhluk didepannya ini menghalanginya. Dia mau mati..?

"Balikin atau gua hajar..!" Dika berkata penuh ancaman. Cowok didepannya malah tersenyum.

"Dika Anggara putra.." cowok didepannya berkata pelan namun perkataan itu telah tertangkap telinga Dika. Ia seketika waspada dan sadar. Siapa orang didepannya ini sebenarnya. Tidak ada siapapun yg tahu nama lengkapnya. Free passs nya pun selalu memakai nama dan apapun yg palsu. Tidak ada yang mengetahui siapa dia. Kebanyakan mengira Dika adalah anak kuliahan yg sedang cari hiburan. Cowo didepannya begitu saja menyebutkan nama aslinya, pasti ia juga dari latar belakang yg sama dengan Dika. Para pemilik sendok emas. Sebab bagi mereka informasi adalah hal remeh selama ada uang.

"Siapa kau...?" Gusar Dika.

"Sena...panggil saja begitu.." jawabnya masih dengan senyum.

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan...tertarik mendengar..?" Tawarnya sambil mengamati dua sejoli yg tengah menari terlalu intim diseberang bar. Dika tidak mengerti apa maksud orang ini tapi jujur ia penasaran.

"Tapi tidak disini...terlalu bising..." Senyumnya terus muncul. Cowok didepannya ini cukup tampan dan tampak seperti anak rumahan atau anak baik². Entah sedang apa disini. Mungkin dia punya problem yang sama dengan Dika.

Apapun itu Dika mendapati dirinya mengikuti cowok bernama Sena dan mendengar apapun yang disampaikan dan tanpa ragu bergabung dengannya. Kali berikut pertemuannya dengan Sena Dika dipertemukan dengan Juno, cowo yg selera humornya sebelas dua belas dengannya. Dika langsung bersyukur ia mengiyakan ajakan Sena. Ia seperti menemukan teman yang hilang. Ia mulai bisa bercanda dan bersikap apa adanya. Hingga bersama Juno ia dijuluki duo badut. Ia tidak masalah. Senang malah. Membuat orang bahagia bukankah hal bagus. Dunia yang ia kenal bahkan terlalu dark. Sedikit tawa kegembiraan akan sangat berarti. Juno pun memiliki pendapat yg sama. Dunia ini lebih bagus buat diketawain aja. Orang² yang saling menjatuhkan demi berebut posisi harta ataupun jabatan dengan memakai berbagai trik membuatnya ingin terpingkal. Lucu sekali kawan. Apa yang sebenarnya sedang dikejar.

Berbagai instruksi Sena pun diturutinya. Termasuk pindah sekolah ke Alden. Ia tidak masalah. Sena mengatur agar ia, Juno dan Dika satu kelas. Ketiganya pun tinggal dirumah Sena, yang Dika yakin baru saja dibeli melihat semua isi dan furniture nya masih tampak mulus semua. Ia tidak sedang komplen sejujurnya. Ia justru memuji betapa rapi persiapan Sena.

Baru sebentar mengenal Sena saja Dika cukup mengerti seperti apa dia. Terorganisir. Detail. Kaya. Dan satu yang pasti berbahaya. Oh ini bukan hanya sekedar berbahaya namun BERBAHAYA. Ingat, berkapital. Meskipun sama² memiliki latar belakang yg sama, dalam waktu sesingkat ia mengenal Sena ia jadi memiliki mental notes dalam hati bahwa manusia sejenis Sena lah yang tidak pernah ia ingin jadikan musuh.

Dika bisa menghajar dan menyingkirkan siapapun yg menghalanginya, tapi tidak menjadikan sejenis Sena musuh.  Orang ini sangat berbahaya. Dika meskipun setuju menjadi bagian rencana Sena, namun ia terus berkata dalam hati Sena adalah lampu merah yang tidak boleh ia pancing amarahnya. Red light. Dan meskipun tak pernah berdiskusi mengenai ini dengan Juno, tampaknya Juno pun memiliki pikiran yg sama. Keduanya akan langsung kicep begitu Sena menegur mereka berdua bila terlihat tidak fokus atau bercanda berlebihan. Meskipun tegurannya itu disertai senyuman. Mereka tidak berani main². Bahaya cuy.

Dilain apapun yang berkaitan dengan rencana Sena, Dika menikmati kebersamaan mereka. Sena juga senang bercanda dengan keduanya bila tidak dalam mode serius. Apalagi ditahun pertamanya di Alden Sena memperkenalkan pada Kai dan Chandra. Anggota Black Jade lainnya.

Dari pengamatannya Sena dan Kai, si cewek pendiam yg lebih pantas jadi anak SD, ini tampaknya telah lama mengenal Sena, hanya si jangkung satu ini yg tampaknya baru direkrut.

Kai setipe dengan Sena, seorang pengamat. Kamu tidak akan bisa menyodorkan kebohongan apapun kedepan mereka. Akan terendus dengan sangat mudah. Dika juga mempunyai perasaan bahwa Kai sejenis dengan Sena, BERBAHAYA, hanya bedanya Sena masih memakai topeng anak baik² yg ramah dan full senyum sementara Kai bahkan tidak repot² mengeluarkan suara jika ia tersinggung. Ia akan langsung menghantam.

Dan Dika menyaksikan sendiri beberapa bulan kemudian bagaimana Kai hampir membunuh Vadin. Mengerikan. Meskipun hanya dari jauh menyaksikan bersama anggota Black Jade lain Dika merasa ia berkeringat dingin. Juno pun demikian. Hanya seseorang yg lebih brutal dari Kai yg tampak tenang mengamati. Sena. Ia hanya sesekali menaikkan kacamata pelan. Chandra justru sebaliknya. Tampak seperti Kai. Penuh emosi dan tampak seperti ingin bergabung bersama Kai menghajar Vadin. Mungkin karena ikatannya dengan Kai penyebabnya.

Dika dan Juno pernah menginterogasi kenapa bocah bongsor polos seperti Chandra bisa bergabung dengan mereka. Bocah ini benar² tidak bisa berpikiran jahat meskipun Dika dan Juno telah mendengar bagaimana keluarga Chandra dari ceritanya. Jadi mereka benar² tidak paham kenapa Chandra ada bersama mereka.

"Aku ingin melindungi Kai..." Begitu jawabnya. Membuat duo badut habis kata². Chandra meskipun bongsor tapi tidak lebih jago dari Kai bila soal menghajar orang. Singkatnya ia hanya menang cashing. Para badut juga tidak paham apa maksud si beruang dengan melindungi sebab bagi keduanya yg terlihat justru sebaliknya.

Namun seiring waktu para badut pun mengerti. Chandra seperti bunker bagi Kai.
Princess's Sanctuary.
Kai yg tampak selalu memasang wajah datar dan super pendiam akan berubah menjadi bocil cerewet dan hobi tersenyum bila disekitar Chandra. Membuat para badut tertegun saat pertama menemukan sang Puteri tersenyum. Rupanya ia sangat cantik. Kenapa mereka tidak bisa melihat itu selama ini.

Kai juga akan terlihat bersandar memeluk atau meringkuk pada Chandra seolah Chandra adalah seorang ibu koala atau semacamnya dan Chandra sama sekali tidak keberatan. Hubungan keduanya bukan romantis namun entah kenapa terasa sangat dekat bagi siapapun yg melihat. Tidak ada yg berani menyela jika adegan koala sedang berlangsung, hanya Sena yg bersikap seolah tidak melihat apapun lah yg berani.

Juno, badut lain setelah melihat bahwa sang Puteri bisa tersenyum sering mengajak Dika untuk mengisengi Kai. Mereka akan tertawa puas begitu topeng es Kai mencair dan berganti dengan wajah marahnya. Keduanya sering hampir terbunuh oleh amarah Kai namun selalu diselamatkan oleh beruang Grizzly. Chandra akan memintanya tenang dan mengatakan bahwa duo badut hanya bermain² begitu saja dan Kai akan langsung tenang. See. Chandra adalah soft spot Kai. Entah bagaimana bisa.

The Black JadeWhere stories live. Discover now