Part 33 "Zane Luthor"

179 18 9
                                    

Freya meletakkan garpu dan pisau di tangannya ke atas piring yang telah bersih dari makanan. Hal serupa juga dilakukan oleh Jeff yang baru saja menghabiskan dessert keduanya. Makanan di hotel ini benar-benar lezat, sayang Vera tidak ikut bersama mereka -karena wanita itu sudah menghilang dari kamarnya. Rasanya Freya juga ingin menjadi penyihir, mungkin ia tak perlu repot-repot berjalan dan berkendara jauh jika bisa sampai tujuan dalam hitungan detik.

Mereka menghabiskan waktu di restoran dan taman hingga matahari nyaris tenggelam. Lantas keduanya pun segera kembali ke kamar untuk bersiap-siap. Pesta borjouis akan segera di mulai ketika matahari terbenam, pun Gala Penyihir itu yang disebut-sebut menjadikan pesta manusia sebagai kamuflase. Namun sampai sekarang Freya masih menganggap hal tersebut tidak berguna jika tidak ada sesuatu atau kelompok tertentu yang mereka coba hindari. Tidak ada yang melarang penyihir berpesta, mereka bisa melakukannya dimana saja. Lantas mengapa harus bersembunyi di balik pesta manusia?

Freya merasakan genggaman tangan Jeff mengerat saat mereka kembali melewati taman yang mengarah ke lobi. Ternyata disana ada dua pria bertato yang mereka lihat tadi siang. Sebagai vampire, mereka tidak merasakan hawa dingin sama sekali, sehingga kaos oblong yang mereka kenakan membuat tatto bintang tersebut terlihat jelas. Mulanya mereka sibuk menatap ponsel di tangan masing-masing, namun langsung mendongak ketika Jeff dan Freya melewati keduanya.

Tatto di leher mereka membuat Freya kembali teringat dengan pria bermantel hitam yang ia temui tadi. Tubuhnya kembali menggigil dan membuatnya semakin mendekatkan diri ke sisi Jeff.

"Kau baik-baik saja?" tanya Mate-nya.

"Aku bertemu dengan seseorang tadi siang," kata Freya, tak mau menutupi apapun dari Jeff. Namun bukan hanya itu, ia merasa perlu menceritakan hal ini pada orang lain untuk membuatnya sedikit tenang.

Jeff tak langsung menjawab, pria itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling sebelum menekan tombol lift. Ia juga belum membuka suara ketika mereka masuk ke dalam lift. Hal itu membuat Freya gemas dan berdecak, "Jeff---"

"Sebaiknya jangan bersuara. Gunakan saja mind-link mu di saat kita berada di tempat ini," potong Jeff cepat setelah menembus pikiran Freya. Gadis itu pun kembali menutup mulutnya dan menatap Jeff dengan kening mengernyit.

"Kenapa?" tanyanya setelah membuka akses mind-link sepenuhnya.

"Banyak makhluk disini. Kita tidak tahu siapa mereka," balas Jeff tenang sambil kembali melingkarkan tangannya di pinggang Freya. "Jadi siapa yang kau temui?"

"Salah satu pria bertato yang ada di taman lobi tadi," jawab Freya. "Kau ingat kan kalau tadi siang mereka bertiga, sementara tadi hanya dua orang saja."

"Jadi kau bertemu yang satunya?" tanya Jeff dengan serius yang dibalas anggukan oleh Freya. Gadis itu juga menyadari rahang pria-nya menegang, seolah dia tengah menehan gelegak emosi di dalam dadanya. Ada apa dengan pria ini?

"Apa yang dia katakan?" tanya Jeff.

Freya menyipitkan mata, "Kau mengenalnya?"

"Apa yang dia katakan?" tanya Jeff mengulang pertanyaannya dengan sedikit tegas, membuat Freya semakin mengernyit bingung.

"Kau mengenalnya?" tanya Freya balik tanpa peduli dengan raut Jeff yang mulai kehilangan kesabaran dengan perlahan. Tapi Freya tak berniat membiarkan Mate-nya menang. Ia juga bisa membalas tatapan tajam pria itu dan memaksanya untuk menjawab pertanyaannya duluan. Setelah beberapa detik beradu tatap, Jeff pun menghela nafas berat. Ia hendak membuka mulut, namun denting lift menghentikannya dan membuatnya berubah pikiran.

Freya bersungut tak suka saat Jeff mengabaikannya dan menariknya dengan cepat menuju kamar mereka. Setelah keduanya berada di kamar dengan pintu yang terkunci, barulah Jeff berbalik dan menggunakan suaranya.

Little FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang