Part 24 "Dinner"

177 20 3
                                    

Salju meleleh di pagi Sabtu, membuat tanah di pekarangan rumah menjadi becek dan berlumpur. Namun keadaan semacamnya ini tidak akan berlangsung lama, mengingat musim dingin baru saja dimulai. Masih ada satu bulan terakhir yang harus dilewati. Karena itu, sebelum salju kembali menebal, James buru-buru membersihkan apa yang bisa ia bersihkan di halaman depan dan belakang rumah. Dan ia sedang mengeruk sisa salju di beranda saat tiba-tiba sepasang tangan melingkari salah satu lengannya.

"Hei..." sapa sang empu tangan, membuat James menoleh dan mendapati Freya tengah melempar senyum ke arahnya.

"Hei..."

Senyum Freya semakin melebar, lalu gadis itu memijat lengan atasnya sambil memasang wajah takjub, "Wow, kau cukup giat pergi ke Gym ya. Lihat otot-otot ini."

James baru saja hendak membuka suara untuk mengapresiasi pujian tersebut. Namun otaknya seperti menangkap sesuatu yang lain dari kata-kata manis tersebut, membuat ia kembali menutup mulutnya. Pria itu mengangkat alisnya beberapa saat sebelum menghela nafas sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Apa yang kau mau?" tanyanya langsung.

"Apa maksudmu?" tanya gadis balik tanpa melepaskan tangannya, membuat gadis itu ikut sedikit terhuyung karena gerakan tangannya yang mengeruk salju.

"Aku tahu jenis senyum dan sikapmu yang seperti ini, Kiddo," kata James. "Itu dikarenakan kau sedang sakit dan mabuk obat atau sedang dalam masalah dan menginginkan aku melakukan sesuatu untukmu yang biasanya akan membuatku terseret ke dalam masalahmu dan menanggung semua akibatnya."

"Hei, aku tidak pernah seperti itu!" protes Freya sambil memajukan bibirnya.

"Lalu jelaskan kenapa kau tiba-tiba datang entah darimana dan menempel padaku seperti ini," balas James.

"Karena aku ingin kau membujuk Mama agar memperbolehkanku pergi ke rumah Mila malam nanti. Hanya untuk makan malam dan menonton satu film, kami tidak akan pergi ke mana-mana," pinta Freya cepat sambil memasang wajah memelas terbaiknya.

James menghela nafas pelan dan menatap Freya beberapa saat, "Hanya makan malam?"

"Iya, dan menonton film, di rumahnya. Bukan di bioskop. Pleaseeee."

James tidak pernah bisa menolak permintaan gadis berambul keriting ini. Ia sudah jatuh cinta terlalu dalam, bahkan sejak sebelum ia jatuh cinta pada Rosaline. Ia melihat Freya seperti putrinya sendiri dan rela melakukan apapun untuknya. Dulu ia melihat gadis ini sebagai putri Alpha-nya yang mati, lalu berubah menjadi calon Alpha yang dihormati, dan kini sebagai seorang anak. Karena itulah, kombinasi perasaan tersebut membuatnya sulit untuk mengelak dari permintaan putrinya tersebut, apalagi jika dia melibatkan kekuatan matanya yang berkaca-kaca.

"Baiklah-baiklah, aku akan membantu meluluhkannya. Tapi kau sendiri yang meminta izin padanya," kata James yang menyerah.

"What--- Tapi kau bilang akan membantuku!"

"Iya, aku akan membantumu meluluhkannya, seperti yang ku bilang tadi. Tapi aku tidak bisa menjamin apakah Mama mu akan langsung mengizinkan. Kau tahu sendiri dia adalah boss di koloni ini."

"Berjanjilah kau akan membujuknya!"

"Aku berjanji," ucap James. "Sekarang pergilah dan jangan menggangguku seharian."

Mendengar ucapan tersebut, Freya memekik senang dan meremas James dalam pelukan erat sebelum berlari masuk ke dalam rumah.

"Hei! Pel lantai itu sekarang juga! Sepatumu basah karena salju!" seru pria itu keras sebelum menggelengkan kepala pelan dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

Senyum yang sama juga mengembang di wajah gadis itu yang berbalik menghadapnya. Freya menjulurkan lidah dan meneruskan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah. Gadis itu melepas sepatuh di dekat tangga, lalu berlalu ke kamarnya.

Little FlowerWhere stories live. Discover now