Part 11 "Keeping Safe"

243 23 4
                                    

"Jadi... dia mau menunggu sampai kau berusia 18 tahun?" tanya Julius setelah menenggak air hangat dari termosnya. Pemuda itu berjalan di sampingnya dalam balutan kaus lengan pendek serta celana parasut -yang katanya milik salah satu si kembar. Sementara di belakang mereka ada Mila yang berjalan gontai karena kelelahan mengikuti sesi lari pagi.

Padahal Freya sudah bilang untuk menunggu di rumah pohon saja, daripada ikut masuk ke hutan dalam balutan jaket tebal dan bootsnya. Menarik langkah di salju saja sudah berat, apalagi berlari. Tapi gadis itu sangat keras kepala dan tetap membuntuti mereka, meskipun dia tak mampu mencapai perbatasan. Bahkan saat mereka berlari kembali menuju rumah pohon, ternyata Mila sudah tumbang di seperempat jalan. Dasar manusia.

Freya menjawab pertanyaan Julius dengan anggukan, sebelum memutar bola matanya saat mendengar jeritan gemas Mila yang kini melompat-lompat kecil di sampingnya.

"Astaga! Bukankah itu manis? Oh, dia pria yang sangat baik sampai mau menunggumu cukup umur. Jarang sekali ada pria yang seperti itu," puji gadis tersebut sambil tersenyum lebar. Namun sedetik kemudian ia mengibaskan syal rajutnya ke wajah Freya, "Dan kau disini malah menggerutu."

Freya mendengus, "Well, karena itu konyol. Usia hanyalah angka tak berarti, kau tahu."

"Tapi kau harus menghargainya. Dia sudah menunggu selama 13 tahun dan tak pernah mengeluh," kata Julius yang setuju dengan Mila.

"Dan aku harus menunggunya selama 17 tahun lebih 8 bulan, tidak adil!" kata Freya, membuat Julius menghela nafas pelan.

"Itu karena kau belum tahu."

"Tetap saja. Dia sudah mengenalku sejak dulu tapi memilih pergi. Dan sekarang saat aku sudah siap, dia masih tak mau," kata Freya lagi. "Kau hanya tak tahu bagaimana rasanya bertemu dengan Mate. Ikatan ini begitu menyiksa."

Freya tak berbohong dengan apa yang ia katakan. Memiliki Mate memang sesuatu yang patut disyukuri. Namun itu menjadi begitu menyedihkan disaat kau harus bertarung dengan dirimu sendiri dan menekan seluruh perasaan karena Mate mu belum mau menerimamu. Itu membuat Freya berpikir, seandainya status lahirnya lebih rendah dari Jeff -Omega misalnya, apakah pria itu akan tetap begini, atau justru menolaknya?

Freya adalah seorang Alpha, yang otomatis membuat Jeff tak cukup kuat untuk memutus ikatan yang telah diciptakan Dewi Bulan untuk mereka. Tapi bagaimana jika mereka bertukar tempat, akankah ikatan mereka masih bertahan hingga detik ini?

"Oh, bersyukurlah kau sudah mengetahui siapa Mate-mu. Sementara aku disini masih harus mencari pria mana yang bisa ku tunggangi," kata Mila yang membuat Freya menatap gadis itu aneh sebelum mendorongnya hingga jatuh ke salju. Julius ikut menyerang temannya tersebut dengan melemparnya dengan bola salju.

"Berhentilah menonton serial kesukaan mu itu, otakmu jadi kacau," kata Freya sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Hei, itu serial romance terkeren yang pernah ku tonton!" Mila membela diri.

"Ya, karena ada banyak adegan panas di dalamnya, kan?" balas Julius sambil kembali melempar bola salju ke arah gadis berambut ikal tersebut.

"Well, itu cukup mengedukasi! Siapa tahu aku akan segera bertemu dengan Mate," kata Mila sambil menyunggingkan senyum dan raut yang penuh khayalan.

"Kau manusia," kata Julius. "Kau bisa memilih siapa saja untuk menikahimu. Umm.... jika ada yang mau, tentunya."

"Hei!" seru Mila tak terima.

Freya kembali menggelengkan kepalanya dan memutar bola matanya jengah. Kali ini karena kedua temannya yang kini malah berkejaran di tangah hamparan salju di halaman belakang. Gadis itu tak mempedulikan keduanya dan berjalan menuju teras.

Little FlowerWhere stories live. Discover now