Part 10 "Eight Months More"

271 29 4
                                    

Jumat Freya di sekolah terasa begitu datar. Bahkan ia tak ingat apa saja yang ia lakukan disana karena pikirannya sama sekali tak berada di tempat itu. Ia tahu hal tersebut membuat Mila dan Julius kembali kebingungan, namun ia tak berniat sama sekali memberikan pencerahan atas sikapnya yang -kata si sialan Mila sudah aneh sejak dulu.

Yang ia inginkan hanyalah pulang ke rumah secepat dan sesegera mungkin. Ia sudah tak sabar untuk melihat berkas kematian Ayah dan sepertinya ia takkan menunggu sampai Jeff pulang. Pria itu pasti sedang sibuk, sampai-sampai telponnya tak di angkat.

Lantas ketika bel pulang berbunyi, gadis itu langsung tancap gas keluar dari pelataran sekolah, meninggalkan Mila yang melongo kebingungan karena ditinggalkan. Namun Freya sudah mengirim pesan pada Julius untuk mengantarkan gadis itu pulang. Biar saja dia susah tidur karena penasaran.

Tak kurang dari sepuluh menit, Freya sudah sampai di depan sekolah Daniel. Bahkan tanpa banyak basa-basi dengan guru adiknya tersebut, Freya segera membawa Daniel masuk ke dalam mobil dan berlalu pulang. Dan sepertinya hal itu membuat bocah itu keheranan hingga tak berhenti bertanya sepanjang perjalanan.

Freya membawa Daniel ke ruang bermainnya dan mengeluarkan seluruh mainan dari kotak. Tak lupa ia menyiapkan sepiring biskuit agar dia tak mengganggunya karena lapar. Setelah memastikan adiknya itu terlalu sibuk dengan dinosaurusnya, barulah Freya berlari kecil menuju ruangan yang jarang sekali ia masuki.

Rasanya aneh saat ia memasuki ruang kerja ini tanpa meminta izin terlebih dahulu pada Mamanya. Meski dirinya adalah seorang calon Alpha yang nantinya akan menguasai ruang yang di dominasi warna kayu tersebut, tapi itu masih cukup lama. Dan dirinya sangat jauh dari kata siap.

Freya menyapu pandangan ke seluruh ruangan, bingung harus memulai darimana. Namun entah mengapa intuisinya mengatakan bahwa berkas tersebut pasti berada di tempat yang tak mungkin mudah ditemukan. Karena semenjak Mama menikah dengan James, semua hal tentang Ayahnya -meski tak dibuang, disimpan di satu tempat yang tak pernah dibuka lagi.

Lantas gadis itu menyusuri jari dan matanya ke setiap folder yang tertata rapi di rak hingga laci-laci kayu yang ada di meja kerja. Namun sudah hampir setengah jam ia mencari, berkas itu tak kunjung ketemu. Freya mendesah frustasi dan bergumam dalam hati, jika laci terakhir ini juga tak menunjukkan berkas tersebut, ia pasrah.

Freya merogoh laci tersebut hingga tangannya tak sengaja menyentuh sesuatu seperti besi yang melingkar, diiringi dengan bunyi decingan anak kunci. Dengan segera ia menarik tangannya beserta kunci tersebut sebelum mengernyit. Ia melihat ke sekitar, berusaha menerka sudut manakah yang belum ia jajah. Hingga akhirnya, matanya menangkap sebuah brangkas kecil di antara sofa panjang di salah satu sisi ruangan. Ah, sial. Tadinya ia kira itu adalah meja telepon.

Gadis itu pun bangkit dan berjalan kesana, mencoba seluruh kunci yang ada hingga salah satunya berhasil. Oh, betapa leganya ia saat brangkas itu terbuka. Terdapat beberapa berkas disana yang langsung saja Freya keluarkan. Dalam hati ia mengirimkan maaf untuk Mamanya karena sudah mengacak-acak ruang kerjanya, tapi ia tidak merasa terlalu bersalah karena ingin mengetahui kebenaran tentang kematian Ayahnya.

Mama tak pernah menceritakan bagaimana Ayah pergi. Dia hanya selalu memberitahunya tentang hal indah dan baik tentang pria itu.

Freya merasakan nafasnya tercekat saat membaca tulisan di atas sebuah map yang tampak paling usang di antara yang lain. "Berkas Resmi Kasus 37A Gilliam Craine".

Singkatnya, apa yang dikatakan Jeff itu benar. Steven terbukti telah meracuni Alpha-nya sendiri dengan racun terlarang, bahkan pria itu mengakui perbuatannya dan membeberkan semua rasa bencinya terhadap Ayah. Terlahir sebagai Alpha namun tak bisa menjadi penguasa tanah koloni membuatnya buta akan rasa dengki yang dimilikinya.

Little FlowerWhere stories live. Discover now