Part 29 "Desire"

198 20 11
                                    

"Hei, Wolfie! Wolfie!"

Anak laki-laki menggemaskan yang tengah menghujani miniatur dinosaurus dengan percikan ludahnya itu menoleh ke arah suara, masih dengan bibir yang mengerucut lucu karena sibuk menciptakan suara-suara fantasi permainannya. Dilihatnya sang kakak dengan kepala menyembul di balik semak mawar yang ada di halaman belakang rumah.

"Feya?" serunya sambil berdiri dan melangkah mendekati tangga beranda.

"Hei, Wolfie. Bisakah kau ambilkan aku handuk? Minta pada Mama," suruh gadis tersebut.

"Kau mau mandi?" tanya bocah itu polos.

"Uh, ya. Aku ingin mandi, jadi tolong ambilkan sekarang. Dan tolong cepat ya," pinta Freya sambil menahan gemeretak giginya karena kedinginan.

Daniel, bocah tersebut menggangguk dan berlari ke dalam rumah dengan riang. Tak sampai lima menit kemudian, anak itu kembali bersama sehelai handuk putih serta Rosaline yang mengekor di belakangnya dengan kening berkerut.

"Freya? Apa yang kau lakukan disana?" tanya wanita tersebut.

"Umm... aku membutuhkan handuk," balas Freya sambil mengulurkan tangannya ke atas. "Lemparkan saja padaku, Wolfie."

Daniel melakukan apa yang ia suruh dan dengan sigap Freya menangkap handuk tersebut, lalu melilitkannya pada tubuhnya yang telanjang. Setelah itu, ia pun berdiri dan meraih tas sekolah serta robekan bajunya yang sudah tak berbentuk.

"Astaga, apa yang terjadi dengan pakaianmu?" tanya Rosaline saat Freya berjalan menaiki beranda rumah dan menuju pintu dapur.

"Aku berubah tanpa melepas pakaianku," jawab Freya sambil melangkah cepat agar bisa segera masuk ke dalam rumah. Udara dingin di luar mulai membuat kulitnya mati rasa.

"Kenapa kau melakukan itu? Sudah berapa banyak pakaianmu yang rusak karena kecerobohanmu?" omel Rosaline sambil menggelengkan kepala.

"Aku lupa, Ma," balas Freya. "Nanti saja marah-marahnya. Aku kedinginan."

Lantas gadis itu segera berlari menuju tangga dan naik ke kamarnya. Ia melempar barang-barang yang ada di tangannya sembarangan, lalu masuk ke dalam kamar mandi dan mengisi bathub dengan air hangat. Freya mendesah lega saat suhu air mengenai tubuhnya yang menggigil, mengusir rasa dingin yang menyelubungi ujung-ujung jemarinya.

Gadis itu menghabiskan dua puluh menit lamanya di dalam air dan terus mengisi ulang air hangat jika dirasa suhunya mulai menurun. Setelah merasa kulit jarinya sudah sangat mengeriput, barulah Freya keluar dan memakai kembali handuknya tadi. Ia menarik sweatshirt dan celana panjang dari dalam lemari, lalu mengenakannya dengan cepat.

Freya menyambar tasnya untuk merogoh ponsel hitamnya. Gadis itu berdecak pelan saat tak mendapati notifikasi apapun di sana selain pesan dari Mila -yang ia yakini menanyakan tentang kepergian tiba-tibanya tadi dari rumah Julius. Freya belum berniat untuk membahas hal tersebut dengan sahabatnya, ia bahkan malas untuk mengingat kejadian itu.

Tapi kini ia kembali dilanda rasa khawatir pada Jeff dan hal apa yang sedang pria itu lakukan saat ini. Apakah dia benar-benar membunuh Lucas? Oh, ia harap pria itu hanya berbicara saja dengan Alpha Pack Silver Moon itu. Freya benar-benar tak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan untuk Mate dan koloninya.

Gelembung kecil yang menari dibawah nama Jeff membuat gadis itu mendesah gusar. Sudah lima kali dihubungi, Jeff masih saja tak mengangkat teleponnya. Ah, apa ia harus benar-benar menyusul pria itu kesana? Tadinya Freya hendak berlari dalam wujud serigalanya menuju teritori Silver Moon, namun ia berhenti di tengah jalan dan berpikir bahwa hal ini hanya Jeff yang perlu selesaikan.

Little FlowerWhere stories live. Discover now