Part 15 "Sweet Regret"

254 22 4
                                    

"Jangan pernah kau melakukan itu lagi!" ucap Jeff ketika mobil telah keluar dari halaman luas kediaman para Beaumonts. "Kau bisa saja berakhir lebih parah dari ini!"

Freya memutar bola matanya jengah, "Oh, ayolah. Ini bukan apa-apa."

"Kau sangat ceroboh, kau tahu! Ayahmu tidak pernah bertarung untuk membuktikan kekuatannya. Dia hanya bertarung jika itu adalah satu-satunya pilihan terakhir!" ucap Jeff lagi dengan wajah yang penuh emosi.

"Ya, maaf. Kan aku bukan Ayahku," balas Freya tak suka.

"Dan kau membuktikannya dengan jelas, bravo!" ucap Jeff sinis.

Freya tak lagi membalas, ia hanya memandang pria di sampingnya itu dengan penuh rasa kesal, sebelum melempar pandangannya ke arah luar jendela mobil. Pohon-pohon pinus yang menghiasi hutan milik Pack Silver Moon menghiasi sisi jalan yang mereka lalui. Batangnya yang gundul membuat suasana hutan agak menyeramkan, namun itu lebih baik daripada wajah Jeff saat ini.

Tak ada lagi percakapan sama sekali selama dua puluh menit perjalanan pulang mereka. Bahkan Daniel yang ada di kursi belakang hanya diam sambil menatap ke pemandangan di sampingnya, meski sesekali dia menggumamkam sesuatu yang hanya anak itu sendiri yang paham.

Sesampainya mereka di rumah, Jeff kembali menggendong Freya hingga sampai ke dalam rumah. Sebenarnya Freya masih bisa berjalan, namun ia diam saja dan menikmati perhatian Mate-nya yang khawatir.

"Dia baik sekali, kan?" bisik Annelyse dalam kepalanya.

"Ya, ya, ya. Tapi ucapannya tidak," balas Freya malas. Ia masih kesal dengan ucapan Jeff di meja makan keluarga Beaumont tadi.

"Berbaringlah. Aku akan mengambil es untuk mengompres rusukmu," kata Jeff yang langsung di angguki oleh Freya. Gadis itu pun menurut dengan merebahkan tubuh di atas sofa ruang keluarga. Tak lama kemudian, Daniel berjalan mendekatinya dan ikut berbaring disampingnya karena ingin dipeluk.

"Kenapa kau sakit?" tanya Daniel penasaran sekaligus tampak khawatir. Oh, adiknya yang malang. Pria kecil ini pasti bingung melihat kakaknya yang harus di gendong oleh Paman Jeff.

"Aku hanya terpeleset dan jatuh. Tapi aku baik-baik saja," balas Freya yang kemudian mencium pipi bulat Daniel.

Freya melihat Jeff kembali dengan sekantung es dan ia pun menyalakan TV, mencari siaran kartun kesukaan adiknya ini. Meski si kuning kotak sedang beraksi di layar datar di depan mereka, ia tahu sekarang sudah memasuki waktu tidur siang Daniel. Dan seperti yang ia duga, bocah tersebut sudah terlelap dalam pelukannya dalam hitungan menit.

Jeff ternyata juga menyadari hal tersebut. Pria itu pun mengangkat Daniel secara perlahan dari sofa yang Freya bagi bersama anak tersebut, lalu memindahkannya ke sofa lain yang berbeda. Setelah itu, Jeff kembali mendekati Freya dan menyodorkan kantung es yang ia buat tadi.

Lantas Freya segera menempelkan kantung es tersebut ke atas rusuknya yang cedera, menikmati sengatan dingin yang melumpuhkan syaraf disana sejenak agar rasa sakitnya berkurang. Gadis itu pun memejamkan matanya, membiarkan keadaan di ruangan itu hanya diisi oleh kekehan Spongebob dan Patrick. Setelah beberapa saat, barulah ia bersuara.

"Kau menatapku terus," celetuknya tanpa membuka mata. Meski tak melihat, ia bisa merasakan tatapan pria tersebut yang seolah ingin melubangi kepalanya.

Jeff mendengus pelan, "Kenapa kau mau bertarung dengan Lucas? Padahal kau tahu akan kalah."

Freya pun membuka mata dan melirik pria tersebut yang duduk di ujung sofa, tepat di samping kakinya. "Kan sudah ku bilang, aku ingin memukulnya. Dia membuatku sangat kesal."

Little FlowerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora