Seketika itu juga Electra mengingat sebuah adegan di dalam novel, dimana si antagonis yang bekerja sama dengan rekan kerja Megan, berniat mempermalukan Megan dengan foto setengah telanjang tersebut.

Rekan kerja Megan tidak menyukai sosok Megan karena iri dan dengki. Bagaimanapun paras Megan cantik dan tidak jarang membuat para lelaki tertarik padanya. Itu yang menjadi alasan mengapa si antagonis bekerja sama dengan rekan kerja Megan, mereka berdua sama-sama membenci Megan. Ketika Megan berganti pakaian, rekan kerjanya tersebut sengaja memotretnya.

Tetapi semalam Electra sudah membalas pesan tersebut, mengatakan bahwa sebaiknya rencana buruk itu dibatalkan saja. Lalu bagaimana Sean bisa mengetahuinya? Apa jangan-jangan foto tetap diunggah oleh rekan kerja Megan?

"Apa foto itu sudah tersebar luas di sosial media?" Electra memilih bertanya untuk mengobati rasa penasarannya.

"Aku menghentikannya di waktu yang tepat. Kali ini niat busukmu harus kembali gagal, Electra." Sean dengan kekuasannya yang dimiliki segera menghubungi seorang hacker untuk mengambil alih akun si pengunggah dan kemudian menghapus foto Megan sebelum semakin tersebar luas.

"Maafkan aku." Memang apa yang bisa Electra katakan selain minta maaf? Tidak mungkin ia berkata, 'bukan aku, itu ulah Electra si antagonis'.

"Cara apapun yang kau lakukan agar aku membenci dan meninggalkan Megan, itu semua hanya percuma! Tingkah lakumu yang semakin hari semakin tidak masuk diakal justru membuatku semakin membencimu! Jadi jangan pernah berpikir aku akan meninggalkan Megan kemudian menggantikannya denganmu!" Sean berkata panjang lebar, berharap agar perempuan di hadapannya mengerti.  

"Begini, aku tidak lagi....," perkataan Electra disela oleh Sean. Bocah ini kenapa gemar sekali menyela perkataan orang, sangat menyebalkan!

"Sudah berapa kali kukatakan, Electra....sejak dulu aku tidak memiliki perasaan apapun padamu. Kenapa sulit sekali untuk mengerti jika cintamu hanya bertepuk sebelah tangan? Tidakkah kau sadar diri?!"

Electra menahan diri untuk tidak marah. Meski semua perkataan Sean tersebut ditujukan untuk Electra si antagonis, tetap saja rasanya menjengkelkan. Ia sungguh tidak habis pikir dengan antagonis, bagaimana bisa antagonis tetap mencintai Sean yang telah menghancurkan hatinya berkali-kali, namun tetap bertahan dengan semua penolakan yang keluar dari bibir Sean.

Bocah di hadapannya memiliki fisik yang dapat dikategorikan sempurna, itu sudah pasti. Pemeran utama pria biasanya memang digambarkan dengan penuh kesempurnaan, bukan? Tubuhnya tinggi dan ramping, kemudian parasnya tentu saja rupawan. Pantas jika Electra si antagonis tergila-gila pada sosok Sean.

Jatuh cinta itu milik semua orang, semua yang memiliki hati dan perasaan maka berhak untuk merasakannya. Tetapi, cinta bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan, apalagi antagonis mencintai Sean dengan bersyarat, yakni ingin memilikinya. Jadi tetap salah antagonis kenapa memaksakan kehendaknya. Ah, ralat. Salah si penulis karena penulislah yang memberikan konflik seperti demikian.

"Mulai hari ini aku akan sadar diri. Aku tidak akan mengejar cintamu lagi, aku juga tidak akan mengganggu hubunganmu dengan Megan lagi. Dan tidak lupa, aku juga minta maaf atas semua kesalahan yang pernah kuperbuat." Electra berkata dalam satu kali tarikan napas.

Sean menatap Electra cukup lama, seolah menelisik lebih dalam. Ini kali pertamanya Electra mengucapkan kalimat yang pada intinya adalah 'menyerah', karena biasanya perempuan ini akan mengatakan 'aku akan terus mengejarmu sampai kau mau menjadi kekasihku' serta 'aku tidak akan berhenti mencintaimu'. Apakah perkataan Electra barusan dapat dipercaya?

Hard to Believe (Hiatus)Where stories live. Discover now