Give me a chance

370 11 0
                                    

Suasana di kelas terasa begitu asik. Rio, Heri, dan Yayan duduk di bangku di dekat Ella. Mereka saling bergurau dan tertawa-tawa mengenang keseruan mereka saat menghabiskan waktu bersama kemarin.


Rio: "Coy, kemaren seru juga ya.. kapan-kapan gitu lagi yok.. jalan-jalan."

Heri: "Yoi...memang mantep sihhh."

Yayan: "Nambah seru karena si Ella.. hehe."

Ella: "Haha, makasih ya udah diajak jalan-jalan. Seru banget kemaren. Kapan-kapan kita bisa jalan-jalan lagi, tapi kalau ada waktu dan kesempatan."

Rio: "Iya tuh Yayan.., kita jalan-jalan lagi harus bawa si Ella, lebih seru. Mungkin ke pantai atau ke gunung, biar lebih seru lagi."

Heri: "Keren banget nih ide Rio, ke pantai atau ke gunung. Gua siap ikutan kalau ada rencana kayak gitu."

Ella: "Wah, bagus tuh."

Yayan: "Asyik, jadi sudah sepakat ya. Kalo ada kesempatan lagi tapi hehe."


Mereka semua saling tersenyum dan bersemangat membicarakan rencana jalan-jalan selanjutnya. Walaupun mereka memiliki kesibukan dan tugas sekolah yang padat, tetapi mereka tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bersenang-senang bersama.

______


Jam pulang sekolah tiba. Rio, Yayan dan Heri berencana untuk nyari rumah makan karena merasa lapar, Ella juga ingin ikut dengan mereka.


Ella: "Gaes gua juga ikut ya...laper nih."

Rio: "Ayokk..eh btw kita mau makan dimana?"

Yayan: "Makan nasi padang aja yok.. deket dari sekolah, Gua lagi pengen makan nasi padang."

Heri: "Sip, gua setuju sama Yayan. Yok lah otw."


Mereka pun berjalan menuju rumah makan tersebut. Sampai di sana, mereka memesan nasi padang.


Rio: "Ella, enak ya.."

Eva: "Enak banget, Rio. Gua suka banget makan disini mah."

Yayan: "Lo harus coba sambal ijo nya juga, Ella. Bikin ketagihan!"

Heri: "Bener banget, Yayan. Sambal ijo nya itu yang bikin makan di sini selalu jadi kesukaan gua."


Ella pun mencicipi sambal tersebut dan merasakan kepedasannya yang pas di lidahnya.


Ella: "Wah, sambalnya memang enak cuy."

Rio: "Abis ini lo mau langsung pulang ya Ella?"

Yayan: "Udah mau ujan gaes.. yok lah cepetan selesai."

Heri: "Iya nih, yokk..."

Mereka segera membayar dan berjalan keluar dari rumah makan. Ternyata hujan langsung turun dengan deras dan mereka terpaksa masuk ke rumah makan itu lagi untuk berteduh sejenak.


Kemudian Ella berbicara. "Eh kok kita berteduh sih? lari aja yok, dingin.. pengen cepet-cepet tidur di rumah... haha."

Rio merespons dengan senyum, "Ujan nya deras nih Ella.. gak bisa lah."

Heri dan Yayan ikut menimpali, "Bener, lebih asyik nongkrong sambil ngobrol-ngobrol santai kayak gini."

Ella merespon sambil tersenyum, "Haha iya sih ya, emang enak juga ngobrol santai kayak gini."


Rio yang melihat Ella semakin kedinginan kemudian menawarkan jaketnya, "Ella, kamu kedinginan gak? Pake jaket gua aja biar gak kesejukan."

Ella menolak dengan halus, "Enggak usah kok Rio, itu kan punya lo."

Rio tetap bersikeras, "Gak apa-apa, Gua sih biasa aja. Lagian lo udah kelihatan kedinginan banget, takut sakit nanti."


Ella merasa malu, tapi akhirnya menerima jaket Rio. Rio membantunya mengenakan jaket itu, dan tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan. Ella merasa kaget, tapi Rio hanya tersenyum lembut.


"Enak kan?" tanya Rio sambil mengelus-elus punggung Ella yang terbungkus jaketnya.


Ella hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. Dia merasa hatinya berdegup kencang saat Rio menyentuhnya. Hujan masih turun dengan deras, tapi Ella merasa hangat dan aman di bawah jaket Rio.

Mereka kemudian melanjutkan obrolan santai sambil menikmati minuman hangat yang dipesan. Hari mulai gelap dan hujan reda, mereka pun memutuskan untuk pulang.

Rio berjalan di samping Ella, dengan tatapan canggung namun penuh harapan. Ella terlihat sangat cantik, wajahnya yang basah terkena hujan gerimis membuat Rio merasa terpikat.

Diam-diam selama ini, Rio menyimpan perasaan pada Ella. Ya, pada Ella, bukan pada Elpan.

Rio memendamnya dan ingin sekali mengungkapkan, tapi dia takut itu akan merusak persahabatan mereka.

Sementara itu, Ella merasa sedikit aneh dengan perhatian Rio padanya. Dia merasa ada yang berbeda dalam cara Rio memperlakukannya sejak dia menjadi Ella. Tapi Ella tidak yakin apa itu.

Mereka berjalan bersama dalam keheningan, hanya suara tetesan air hujan yang terdengar. Yayan dan Heri berjalan agak jauh di depan, mereka paham dengan Rio.


Akhirnya Rio memutuskan untuk berbicara, "Ella, gua ngomong bentar?"


Ella merasa kaget, tapi dia setuju. Mereka berhenti di pinggir jalan, di bawah lampu jalan yang redup.


Rio menatap Ella dengan tajam, "Ella, sejak lo berubah jadi cewek, rasanya gua kayak gimana gitu. Jujur, gua sadar bahwa gua .. emm.. gua mulai s.. suka sama lo lebih dari sekedar teman."


Ella merasa terkejut, tapi dia merasa senang juga. Ella juga selama ini memiliki perasaan yang sama pada Rio, Tapi Ella bingung perasaan apa itu, apalagi dia dulunya adalah Elpan, sahabat laki-lakinya Rio.


Rio melanjutkan, "Gua tahu ini mungkin aneh, tapi gua benar-benar pengen nyoba untuk jadi lebih dari teman sama lo. Gimana, apa lo mau kasih gua kesempatan?"


Ella terdiam sejenak, terlihat bingung dan gugup. Dia merasa tidak tahu harus merespon apa setelah Rio mengungkapkan perasaannya. Heri dan Yayan masih tetap berjalan di depan mereka sambil pura-pura tak dengar.


Rio kemudian mengulangi pertanyaannya, "Ella, lo denger gak tadi yang gua bilang?"

Ella menjawab dengan gugup, "Iya, Rio. Gua denger."

Rio tersenyum, "Gua suka sama elo, Ella. Gua tahu elo sekarang dulunya Elpan, dan gua gak peduli sama itu. Gua tetep suka sama elo."


Ella masih merasa bingung dan tak tahu harus berkata apa. Dia merasa senang dan gugup sekaligus. Dia tidak pernah menyangka kalau Rio akan menyukainya sebagai wanita meskipun dia dulunya adalah seorang laki-laki.


"Ella, lo kok gak merespon apa-apa sih," kata Rio dengan cemas.

Ella tersenyum, "Rio, gua ga tau,  gua masih bingung dengan perasaan gua sendiri. Gua takut ini semua terlalu cepat dan baru."

Rio tersenyum lega, "Gua ngerti, Ella. Kita bisa pelan-pelan dan belajar satu sama lain. Gua tunggu kok kalo belom siap."


Mereka pun berjalan pulang sambil berbincang-bincang tentang masa depan mereka. Heri dan Yayan yang tadinya berjalan di depan, sekarang bergabung dan bergabung dalam obrolan mereka.

Hari semakin malam, mereka pun tiba di depan rumah Ella, Rio mengambil tangan Ella dan berkata, "Ella, Gua senang bisa jadi temen lu, dan mungkin lebih dari itu. Gua berharap bisa jadi orang yang bisa lu andalkan dan gua akan selalu ada buat lu."

Ella tersenyum dan balas memegang tangan Rio, "Makasih, Rio. Gua juga senang bisa jadi temen kalian semua... dan Rio, mungkin Kita liat deh ke depannya."


Mereka pun berpisah sambil saling tersenyum. Rio dan teman-temannya berjalan pulang sambil bercanda, sedangkan Ella masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan campur aduk. Dia merasa senang dan takut sekaligus, tapi dia berjanji untuk belajar memahami perasaannya sendiri dan memberikan kesempatan pada Rio.



TO BE CONTINUED

VOTE YOK!!!

ELLA: Embracing FemininityWhere stories live. Discover now