Chapter 26

1.3K 292 8
                                    

Taeyong dan Jaehyun langsung meninggalkan inti Kuil saat Johnny memanggil mereka dan memberitahu bahwa Yunho sudah mendapatkan kesadarannya walau hanya sebentar, namun tidak untuk Jaejoong.

Seperti kata Naga Savier bahwa dia tidak bisa mengembalikan seluruh nyawa Einfer sebagai bentuk tanggung jawab mereka. Jaehyun mengerti maksud Naga itu dan memilih langsung memberikan tempat istirahat terakhir untuk Jaejoong.

Hari itu menjadi pertanda awal mula kelabu menyelimuti Nedmarz, bukan hanya Jaehyun, Chanyeol atau Baekhyun saja yang menelan pil kesedihan namun seluruh rakyat juga turut larut dalam kesedihan. Jaejoong adalah Permaisuri yang dikenal adil dan tidak pernah menggunakan posisinya untuk keuntungan pribadinya.

Selama 6 hari menjadi hari berduka di Nedmarz dan selama itu juga Jaehyun tidak pernah membuka suaranya sedikitpun. Tugas kenegaraan akhirnya digantikan sementara oleh Chanyeol dibantu Taeyong.

Taeyong memasuki kamarnya setelah ia selesai dengan tugasnya hari ini, cukup membuatnya kelelahan karena ada banyak berkas yang harus diurus dan dua bayinya yang juga sedikit rewel membuatnya kewalahan. Taeyong duduk di samping Jaehyun yang setia menatap langit gelap yang saat ini dihiasi bintang-bintang, Jaehyun berkata salah satu dari mereka adalah sang Papa makanya dia sangat suka melihatnya.

"Maafkan aku yang membuatmu menjadi sangat kelelahan seperti ini." Ucap Jaehyun yang akhirnya membuka suara setelah berhari-hari bungkam.

"Tidak apa, aku mengerti kau pasti butuh waktu. Ada Ayah juga yang membantuku jadi itu tidak membebaniku."

Jaehyun menoleh padanya, "Tapi aku melihatmu yang kembali mual-mual dan wajahmu sangat pucat, Yongie."

"Haruskah aku memberimu cermin? Wajahmu jauh lebih pucat, Jaehyunie."

"Aku tahu, Maafkan aku."

"Aku tidak apa menggantikan dirimu dahulu, kau pasti butuh waktu, Jaehyunie."

"Tidak, ini sudah cukup. Aku sudah terlalu lama meninggalkan tanggung jawabku. Terima kasih, Yongie." Jaehyun menatap Taeyong yang sedang tersenyum lebar padanya.

"Sudah menjadi tugasku. Oh, aku lupa. Tuan Yunho sudah di pindahkan ke Kamar Istana, menurut Pendeta Agung, Tuan Yunho sudah dalam keadaan stabil tinggal menunggu siuman saja." Jelas Taeyong, Jaehyun memeluk Taeyong dan mengusak ceruk lehernya.

"Aku sangat mencintaimu, Yongie. Terima kasih sudah datang di hidupku."

"Aku juga sangat sangat mencintaimu, Bayi besarku!" Taeyong mengecup pipi Jaehyun yang sedang tertidur di pundaknya.

...

"Apa Johnny ada mengirimkan sesuatu?" Jaehyun bertanya.

Chanyeol mengangguk dan memberikan dua buah carik surat yang masih tersegel.

"Belum dibuka?"

"Aku ingin kau yang mengetahuinya dahulu, surat itu juga baru datang semalam." Balas Taeyong sambil memakan kue-kue dihadapannya.

"Yongie jangan terlalu banyak memakan makanan seperti itu!" Baekhyun langsung mengambil kue yang ada di tangan Taeyong yang membuatnya menatap Jaehyun seperti seekor anak kucing.

"Pa, berikan saja." Ujar Jaehyun, bagaimana bisa dia tidak luluh dengan ekspresi seperti itu.

"Tidak, Jaehyun! Hampir seluruh kue ini habis ditangan Taeyong, sudah cukup hari ini!"

"Jaehyunie...Ayah..." Rengek Taeyong sambil menatap dua dominan itu.

"Berikan kue itu Papa."

"Berikan kue itu, Baek" Jaehyun dan Chanyeol menjawab serentak.

El Rey MaskedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora