Chapter 1

5.4K 561 11
                                    

Apa yang kalian bayangkan jika aku menyebut Kehidupan seorang Pangeran? Hidup dengan bergelimang harta tanpa perlu memikirkan besok harus makan apa atau mencari uang dimana lagi? Itu semua tidak berlaku untung Taeyong, si Pangeran bayangan. Jika kalian mencari dibuku silsilah keluarga maka namanya akan ada namun jika kau cari wujudnya maka itu mustahil ditemukan.

Dirinya selalu berada di Istana Utara atau Aula Pesta Istana yang mungkin bisa dihitung jari kapan dibuka. Di Istana yang luas itu hanya ada 20 pelayan termasuk dirinya yang bekerja tapi itu hanya sekedar data laporan karena nyatanya dialah yang harus membersihkan seluruh Istana beserta kandang kuda, jika tidak menyelesaikannya maka tidak ada jatah makan untuknya atau dia akan mendapat hukuman dari Permaisuri.

Seperti sekarang dirinya sedang membersihkan beberapa ruangan dengan cepat karena sebentar lagi pukul 6 atau inspeksi Permaisuri. Taeyong mengabaikan pelayan lain yang berusaha mengganggunya dan hanya berfokus membersihkan ruangan hingga tanpa disadarinya dengan gerakan tangan yang cepat dan mata yang berfokus pada lantai membuatnya tidak sengaja menyenggol salah satu patung disana.

Brakk!

Tubuh Taeyong terlonjak dan melirik takut patung yang sudah pecah dibelakang tubuhnya. "Dasar anak tidak berguna, ulah apalagi yang kau lakukan sekarang!!" Teriak Tiffany yang melangkahkan kakinya dengan cepat kearah Taeyong.

Taeyong yang panik segera menyembunyikan pecahan patung itu dibalik tubuhnya yang sedang menghadap ke Tiffany. "Ti-tidak ada Nyonya, tadi hanya suara alat kebersihan milikku yang sedang terjatuh." Ucapnya dengan nada bergetar.

Tiffany melihatnya malas dan menarik tubuh Taeyong untuk menjauh dari pecahan patung yang membuatnya membulatkan mata lebar. "Ini...ini karya ukiran Saintess Lily yang sudah sangat bersusah payah aku rebut dari pasar lelang itu dan kau...kau dengan mudah menghancurkannya?!"

Tiffany menarik rambut Taeyong dan membawanya ke gudang yang juga kamar Taeyong tanpa memperdulikan teriakan sakit dan permintaan maaf yang Taeyong ujarkan. Tiffany melemparkan tubuh Taeyong dibantu sedikit sihir dan mendekatinya. "Kau tahu letak kesalahanmu?" Ujarnya dingin.

Taeyong mengangguk pelan, "Maafkan Yongie sudah memecahkan barang Nyonya." Ujarnya lemah.

Tiffany berdecih lalu menendang barang apa saja yang berada didekatnya dan itu membuat Taeyong takut. "Hanya barang katamu? Apa kau tidak tahu berada harga barang itu anak sialan?! Jika aku tukar nyawamu juga patung itu jauh lebih mahal! Argh sialan! Dasar anak pembawa sial!!" Tiffany menarik tubuh Taeyong hingga jatuh telungkup dan dia menendang, menginjak dan tidak lupa menyumpah serapahi Taeyong.

"Argh dasar anak aneh! Anak pembawa sial, anak pelacur!! Mati kau sialan!" Taeyong tidak bisa melawan apalagi membalas semua perkataan Tiffany, dirinya hanya bisa diam dan membiarkan apapun yang Tiffany inginkan karena jika dia melawan maka siksaan yang dia dapat nantinya akan semakin bertambah.

"Argh dasar lelaki lemah! Jika dibandingkan Yeri, tubuhmu ini sangat lemah. Dasar lelaki aneh!" Tiffany menendang keras perut Taeyong lalu menjauhkan tubuhnya. Dia membuka pintu gudang dan melirik Taeyong yang sudah lemas, "Tidak ada makanan untukmu dan renungkanlah apa yang bisa kau lakukan dengan tubuh tidak berguna itu. Menjadi seperti ibumu juga bukan hal buruk, pelacur sialan. " Ujar Tiffany lalu membanting pintu dan menguncinya.

Isakan Taeyong keluar dan dengan perlahan dia mendudukkan dirinya walaupun rasanya sangat sakit. Dirinya merangkak untuk mencapai kasur keras miliknya dan menenggelamkan dirinya dalam seutas kain tipis yang menjadi selimutnya.

"Selamat malam Taeyong, maaf kali ini kau tidak bisa makan lagi. Tapi tidak apa besok-

Ya aku yakin besok pasti kita akan mendapat makanan." Ujarnya disertai kekehan kecil lalu tertidur karena sudah tidak tahan lagi menahin rasa sakit ditubuhnya.

El Rey MaskedWhere stories live. Discover now