Chapter 8

3.6K 464 6
                                    

Setelah mendapat sebuah titik terang Kai langsung memerintahkan Sehun membawa temannya itu ke markas mereka untuk membahas kelanjutan rencana mereka ini. Di markas Lay sudah menyiapkan beberapa informasi mengenai Kuil Suci yang berada di Nedmarz. Saat pertukaran Pendeta Muda dilaksanakan mereka akan berkunjung ke Istana untuk bertemu dengan Kaisar, tujuannya tidak ada yang tahu mungkin untuk menjaga hubungan Istana dan Kuil Suci.

"Berarti kita memiliki peluang saat pertemuan di Istana terjadi." Ujar Kai dan Lay mengangguk.

"Sekarang kita harus memastikan Pendeta Muda itu menerima kita sebagai Kesatrianya."

"Bagaimana jika Anda ketahuan?" Tanya Lay.

"Tenang saja, Ayah tidak pernah sekalipun memperlihatkan wajah anak-anaknya, hanya beberapa orang saja yang tahu."

Ditengah pembicaraan mereka, pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan wajah menyebalkan Sehun. "Halo teman, apa kalian merindukanku?"

"Tidak perlu basa-basi, Sehun. Dimana Pendeta Muda itu?" Tanya Kai.

"Tenanglah Pangeran, tidak perlu terburu-buru. Tentu saja aku membawanya, tidak ada yang tidak mungkin untuk seorang Sehun. Masuklah teman." Sehun menyingkir dari posisinya dan menampilkan seorang Pria yang sedikit pendek darinya dengan pakaian Kesatria Kuil.

"Kesatria Kuil? Bukannya kau bilang Pendeta Muda?" Tanya Lay.

"Seorang Kesatria juga bisa menjadi Pendeta jika dia menginginkannya, dan saya pergi ke Nedmarz hanya sebagai pengganti salah satu Pendeta Pembimbing yang tidak bisa pergi." Ujar Pria itu lalu memasuki ruangan itu dan melihat mereka satu persatu.

Dia memasukkan tangannya ke dalam saku, dan melihat mereka malas. "Jadi apa yang harus aku lakukan dengan anggota keluarga Kerajaan tidak berguna ini?" Ujar pria itu sambil menunjuk Kai.

Kai berdecih, "Terima kasih pujiannya, Tuan Kesatria. Namun perhatikan juga dimana kau sedang berada sekarang."

"Tidak ada yang perlu aku takutkan darimu, Pangeran. Bahkan rasa ingin memusnahkanmu lebih besar daripada rasa hormatku padamu."

Kai yang tidak bisa mengatur emosinya mendekati pria itu dan menarik kerah bajunya, "Ucapkan itu sekali lagi."

Pria itu tersenyum miring, "Kenapa? Kau marah dengan fakta yang aku sebutkan? Nyatanya rakyat sangat menderita dengan sifat implusif kalian, terutama Permaisuri dan Putri. Dan kamilah yang membereskan masalah itu, kami yang membantu rakyat miskin dan menyelesaikan wabah penyakit. Dimana Istana? Dimana Raja boneka itu?"

Kai mengerutkan dahinya lalu menatap Lay, "Apa semua itu benar, Lay?" Lay mengangguk. Kai melepaskan tangannya dan mundur beberapa langkah, sudah seberapa hancur negaranya saat dia pergi. Sedangkan pria itu membenarkan pakaiannya dan melihat Kai yang sedang terdiam.

"Aku tidak mau melanjutkan rencana yang kau sebutkan tadi, Sehun. Aku pergi."

"Sebentar." Pria itu menghentikan langkahnya lalu melihat Kai yang kini sudah berlutut dihadapnnya, diikuti Sehun dan Lay secara spontan.

"Aku Pangeran Kai memohon maaf atas kelakuan keluargaku dan juga Ayahku yang tidak bertanggung jawab dengan posisinya saat ini. Dan aku sangat berterima kasih dengan Kuil Suci yang sudah menolong rakyatku, aku tidak tahu bahwa rakyatku sangat menderita dengan kelakuan Ayahku..." Ujar Kai.

"Wah lihat aku mendapat hormat seorang Pangeran. Apa kau rela menukar kehormatanmu untuk keluarga busuk itu, Pangeran?"

"Tidak, aku menukar kehormatanku untuk rakyatku yang sudah menderita akibat seorang pemimpin yang lebih memerdulikan dirinya sendiri. Aku pasti akan membalas penderitaan ini. Dalam waktu dekat aku akan melengserkannya dan mengembalikan hak rakyatku."

El Rey MaskedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang