Chapter 4

3.5K 522 16
                                    

Doyoung menuntun Taeyong menuju kamarnya dengan sesekali memperhatikan gerak-gerik anak itu. Taeyong mudah sekali terkejut dengan segala isi Istana dan dia akan menunduk dalam ketika berpapasan dengan pelayan lain. Doyoung membuka pintu kamar Taeyong dan memintanya untuk duduk dikasur.

"Apa saya boleh duduk disini?" Tanyanya ragu sambil menunjuk kasur.

Doyoung mengangguk, "Tentu saja, ini kamar milikmu Taeyong."

Taeyong menduduki kasur dengan hati-hati lalu menatap Doyoung, "Lalu setelah ini apa yang akan Yongie lakukan? Oh maaf, maksudnya apa yang akan saya lakukan setelah ini? Saya bisa mencuci pakaian, membersihkan lantai dan perabotan dan juga bisa membersihkan kandang kuda!"

Doyoung melotot tidak percaya, "Tidak ada, berikan tanganmu aku harus memeriksamu." Taeyong dengan ragu mengulurkan tangannya dan langsung digenggam Doyoung erat, tidak lama setelahnya cahaya putih keemasan yang mulai melingkupi tangannya.

"Apa saja yang kau lakukan selama ini, Taeyong?" Tanya Doyoung disela pemeriksaannya.

"Saya biasanya memulai hari dengan membersihkan kuda dan kandangnya karena akan segera dipakai para ksatria lalu setelahnya akan membersihkan istana hingga sore."

"Apa kau makan dengan baik?"

"Ya, saya akan makan roti pemberian pelayan lain. Oh apa Tuan Doyoung tahu makanan yang manis dan seperti diselimuti oleh salju? Saya sangat menyukainya, tapi saya hanya bisa memakannya saat bersama dengan Kakak."

Doyoung melepaskan genggaman tangannya pada Taeyong lalu menatapnya lembut, "Kenapa harus menunggu Kakakmu dahulu baru kau bisa memakannya?" tanya Doyoung.

"Karena itu adalah jatah makan Kakak! Dia selalu memberiku sebagian miliknya jika itu enak dan tidak diketahui Nyonya Tiffany."

"Nyonya Tiffany?" gumam Doyoung. "Baiklah Taeyong, nanti akan seorang pria bernama Kun yang akan menemuimu dia akan menjadi pelayan pribadimu. Bersihkan tubuhmu lalu beristirahatlah sampai kau dipanggil nanti." Ujar Doyoung.

"Apa setelahnya saya akan segera mendapat tugas?" Tanya Taeyong dan mendapat gelengan Doyoung.

"Istirahatlah, itu tugasmu sekarang. Aku harus harus pergi memberi laporan." Ujarnya dan pergi meninggalkan Taeyong yang menatapnya binar. Dia sangat suka dengan Doyoung walaupun dirinya terlihat lebih galak dari pada Ten.

Doyoung keluar dari kamar Taeyong dengan tergesa dan segera menuju ruang kerja Jaehyun. Dia berhenti dan mengetuk pintunya, "Doyoung Dave Lynson ingin memberi laporan, Tuan." Ujarnya lalu masuk kedalam mengunci pintu dengan rapat.

"Baiklah, kita dengarkan laporan darimu dahulu." Ujar Jaehyun saat Doyoung sudah duduk disamping Ten.

Doyoung mengangguk, "Tubuhnya sangat jauh dari kata sehat. Tubuh kurus dengan kulit tidak terawat dan terlihat beberapa luka lebam ditubuhnya. Dan yang sangat terlihat dia memakai tata krama pelayan bukan seorang bangsawan."

"Aku juga melihat ada bekas tamparan dipipi kirinya." Lanjut Ten.

Jaehyun menatap Chanyeol, "Bagaimana dengan identitasnya, Paman?"

"Dia Pangeran Ke-2 mereka, Taeyong Tigve. Namun sepertinya dia bukanlah anak Siwon dengan Tiffany karena tidak ada nama ibu dalam data miliknya. Dan tidak ada informasi lain selain dia adalah Pangeran Ke-2." Jawab Chanyeol lalu melihat Johnny.

"Apa yang dikatakan ksatria mereka saat kalian bertemu?"

"Mereka mengatakan ini barang yang kalian minta dan Putri berada didalam. Aku berpikir mungkin memang benar Putri ini sangatlah sederhana sampai mau berada didalam kereta barang."

El Rey MaskedWhere stories live. Discover now