Chapter 7

3.6K 439 9
                                    

"Aku bosan..." Keluh Taeyong lalu menidurkan kepalanya di meja. Semua buku yang diberikan Baekhyun sudah selesai dia baca dan sekarang dia masih ingin membaca lagi agar lebih lancar.

"Kun bilang aku boleh memakai seluruh isi ruangan bukan? Berarti aku boleh memakai perpustakaan tanpa ada Papa Baekhyun?" Taeyong tersenyum dan segera memakai sendalnya.

Taeyong berjalan dengan semangat menuju pintu dan membukanya. "Astaga...aku hampir lupa ini sudah tengah malam..." Gumam Taeyong saat melihat lorong yang sudah gelap menandakan seluruh pelayan sudah kembali ke kamar mereka.

Dengan meraba Taeyong berjalan perlahan menuju perpustakaan walaupun sesekali dia melihat ke sekitar takut ada makhluk lain yang mengikutinya. Tanpa disadarinya gerakannya saat ini sangat mencurigakan, seperti seorang pencuri yang sedang mengendap masuk.

"Hey apa yang kau lakukan!" Teriak seseorang yang membuat Taeyong terdiam, orang itu mempercepat langkahnya menuju Taeyong lalu mengeluarkan pedang miliknya.

"Katakan, apa yang sedang kau lakukan? Aku tidak pernah melihatmu disini, mata-mata darimana lagi kali ini?" Ujar orang itu dengan mengacungkan pedangnya tepat dibelakang tubuh Taeyong.

"Tidak, Saya bukan mata-mata. Saya hanya ingin ke perpustakaan saja..." Ujar Taeyong.

"Ck, sama saja. Ke perpustakaan untuk mencuri informasikan? Apa Theodel sudah kehabisan mata-mata sampai mengirim seorang bocah?"

"Berjalan saja sesuai perintahku, atau pedang ini akan menembus tubuhmu." Taeyong mengangguk patuh dan mengikuti arah yang diucapkan orang itu. Taeyong sangat tidak asing dengan lorong yang kini dia lewati, ini lorong menuju ruang kerja Jaehyun.

Orang itu membuka pintu ruang Jaehyun dengan menendang menggunakan kakinya lalu menyuruh Taeyong untuk masuk.

"Astaga sudah aku perintahkan masuk dengan tenang, Yuta!" Ujar Jaehyun.

"Tenang teman, lihat aku menangkap mata-mata Theodel lagi, kali ini mereka mengirim seorang bocah." Ujar Yuta dan duduk di sofa.

Jaehyun menaikkan kepalanya dan melihat mata-mata yang dimaksud, "Loh, Yongie?" Ujarnya saat melihat Taeyong yang sedang menunduk.

"Ha? Yongie? Kau mengenalnya?" Tanya Yuta.

Jaehyun mengangguk lalu mendekati Taeyong, dan bertapa terkejutnya dia mendapati Taeyong yang sedang menahan isak tangisnya. "Maafkan Yongie sudah keluar saat larut, tapi Yongie bisa bersumpah bahwa Yongie bukanlah seorang mata-mata apalagi penjahat..." Ujar anak itu lirih.

Jaehyun segera menarik Taeyong masuk ke dalam pelukannya dan mengusak punggung Taeyong, "Tentu saja bodoh, aku sangat mengenalnya. Dia adalah pengantinku!"

"YA?" Teriak Yuta dan menunjuk Taeyong, "Tapi dia masih anak-anak..."

"Tahun ini umurnya sudah 17 tahun, Yuta bodoh." Jaehyun mencium pucuk kepala Taeyong lalu meregangkan sedikit pelukannya untuk melihat wajah Taeyong.

"Kalau begitu apa yang kau lakukan saat larut malam seperti ini, Taeyong? Bukankah ini sudah jam tidurmu?" Tanya Jaehyun.

"Yongie ingin ke perpustakaan untuk membaca beberapa buku karena semua buku yang diberikan Papa Baekhyun sudah habis dibaca. Tapi dalam perjalanan, Yongie bertemu dengan pria itu dan mengatakan Yongie seorang mata-mata..."

Jaehyun menatap tajam Yuta yang sudah menyengir, "Maafkan aku. Terlalu sering mendapati penyusup membuatku sulit membedakan mereka."

"Lalu bagaimana jika tadi kau langsung mengeksekusinya? Astaga..."

"Kembalilah ke kamarmu Taeyong, ini sudah terlalu malam." Ujar Jaehyun sambil mengelus kepala Taeyong.

"Setelah ke perpustakaan ya? Hanya 2 buku saja, Yongie berjanji!"

El Rey MaskedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang