Chapter 16

3.1K 483 14
                                    

Taeyong dan Ten melangkahkan kaki mereka masuk lebih dalam Kediaman itu dengan dipandu seorang pelayan. Suasana rumah ini cukup hangat dengan sentuhan warna beige di setiap sudut rumah. Pelayan itu membuka pintu sebuah ruangan dan mempersilahkan mereka masuk.

Saat mereka melangkah masuk, Karina menyambut mereka dengan hangat tidak lupa dengan pekikkan khas miliknya. Dia memeluk tubuh Taeyong erat dan berulang kali mengucapkan terima kasih karena sudah menerima undangannya.

"Ikuti aku, teman-temanku sudah datang." Taeyong dan Ten mengangguk dan mengikuti langkah Karina yang ternyata membawa mereka keluar ruangan lebih tepatnya menuju sebuah Gazebo ditengah taman.

"Semuanya, perkenalkan ini adalah calon Permaisuri kita. Sir Taeyong Keenan Tigve." Taeyong memberikan senyum hangatnya lalu duduk di samping Karina saat anak itu menyuruhnya untuk duduk, sedangkan Ten duduk di samping dirinya.

"Apa Anda benar-benar calon Permaisuri? Anda jauh kebih cantik dari yang saya pikirkan!" Ujar seorang wanita dengan pakaian menyerupai seorang Kesatria.

"Terima kasih Lady...?"

"Astaga, maaf saya belum memperkenalkan diri. Saya anak Duke Luston, Ryujin Enni Luston. Panggil saya Ryujin saja, Sir Taeyong." Ryujin memberikannya senyum hangat.

Taeyong mengangguk dan tersenyum kecil, "Tenyata Anda anak Paman Luston, wajah kalian sangat mirip sampai membuat saya bertanya apakah Anda adalah Paman Luston versi wanita."

"Anda memanggil Duke Luston dengan sebutan Paman?" Tanya seorang Pria yang berada di sebelah Ten.

Taeyong kembali mengangguk, "Paman Luston sendiri yang memerintahkan, beliau bilang kurang nyaman saat saya memanggilnya dengan sebutan Tuan."

"Ternyata Anda cukup dekat dengan para Tetua. Perkenalkan saya adalah Putra Marquess Ekavor, Mingyu Tyron Ekavor. Senang bertemu dengan Anda." Ujarnya sambil mengulurkan tangannya.

Taeyong menyambut uluran tangan tersenyum, "Senang juga bertemu dengan Anda, Sir Mingyu. Saya banyak mendengar kehebatan Keluarga Ekavor dalam membasmi para Monster."

"Cih, hanya seorang rendahan yang kebetulan menjadi calon Permaisuri saja sudah berkelakuan tidak sopan seperti ini." Gumam seorang wanita dengan secangkir teh ditangannya.

"Maaf?" Tanya Ten saat menangkap sinyal berbahaya.

Wanita itu menurunkan cangkir miliknya dan menatap Taeyong dari atas hingga bawah. "Apa saya salah? Anda hanya seseorang dengan asal usul yang tidak jelas dengan beraninya masuk ke pergaulan ini?"

"Apa maksud Anda, Lady Irene. Saya yang sendiri yang mengundang Sir Taeyong untuk hadir ke Acara Minum Teh ini!" Ujar Karina.

"Kalau begitu penilaian Anda sepertinya sudah semakin menurun ya, Lady Karina. Bagaimana bisa Anda membiarkan dua pria rendahan ini untuk hadir disini." Sahut Irene kembali dengan memandang rendah Taeyong dan Ten.

Ten yang tidak terima dirinya dan Taeyong direndahkan seperti itu sudah ingin mengeluarkan ribuan sumpah serapahnya pada wanita arogan di depannya ini namun ditahan Taeyong. Taeyong mendekatkan wajahnya pada Ten, "Tenanglah, dia masih seorang wanita." Bisik Taeyong.

"Aku tidak perduli mau dia wanita atau pria sekalipun, jika dia berani merendahkanmu maka pedang milikku yang akan menjadi balasan untuknya." Desis Ten menatap Irene dengan penuh kebencian.

"Kenapa, Sir Taeyong? Sepertinya teman Anda itu ingin mengeluarkan kebiasaan rakyat rendahan miliknya ya?" Ujar Irene dengan decihan di ujung.

"Sialan kau! Dasar wani-"

"Ten hentikan, ingat bahwa saat ini kau sedang bebas tugas dari Kesatria." Peringat Taeyong.

"Kenapa, Sir Taeyong? Apa seorang Kesatria bisa dengan bebasnya mengucapkan kalimat kasar?"

El Rey MaskedWhere stories live. Discover now