Chapter 18 + Maps ERM

3.2K 412 18
                                    

Taeyong menolehkan ke belakang melihat asal suara itu berasal dan terlihatlah Kai dengan raut wajahnya yang masam. Tanpa disadarinya, tubuhnya berdiri dan mendekati Kai. Dia memeluk tubuh itu begitu erat takut apa yang berada dihadapannya ini hanyalah khayalannya saja.

"Bagaimana Kakak bisa disini? Ini benar-benar Kakak bukan?" Taeyong mendongak menatap Kai dengan mata bulatnya yang bergetar.

"Tentu saja ini Kakak, Taeyong. Maafkan Kakak kemarin tidak berpamitan denganmu."

Taeyong memukul tubuh Kai cukup kuat hingga dia meringis, "Tentu saja! Kakak menyebalkan!"

"Akh! Aku tidak tahu kalau bayi kucing ini sudah sangat kuat."

"Ekhem! Permisi Tuan-Tuan, jika Anda lupa masih ada penonton lain disini." Sela Ryujin yang sedari tadi menahan pekikan gemas melihat tingkah manja Taeyong.

Taeyong segera melepas pelukannya dan duduk dengan kikuk, menyebarkan senyuman kakunya. "Maafkan saya."

Sedangkan Irene sejak kedatangan Jaehyun, dia sudah bersembunyi dibalik tubuh Mingyu yang sama-sama menghindar. Jaehyun menoleh dan semakin mendekati mereka, "Menjauh kau Monster!" Pekik Irene semakin ketakutan.

Jaehyun tertawa, "Lucu sekali, Lady Irene. Sekarang Anda menyebut saya Monster, dimana Irene saat berusia 9 yang memanggil saya dengan sebutan 'Tunangan'"

"Aku tidak pernah sekalipun mengatakan itu!"

"Kepala Anda sepertinya memang sudah bermasalah saat insiden kereta terjatuh itu."

"Aku tidak perduli dengan semua yang kau katakan. Hey budak! Cepat usir monster ini atau aku akan terkena sial!" Irene semakin menjerit saat Jaehyun dengan sengaja memajukan tubuhnya.

Taeyong melipat tangannya dan menikmati aksi yang dilakukan Irene dengan Jaehyun, "Jaehyunie?"

Jaehyun menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalanya, "Iya sayang?"

"Sepertinya untuk malam ini aku mengizinkanmu untuk memeluk Lady itu, setidaknya kesialan yang dia katakan itu akan terbagi juga untuknya si Lady Saintess."

"Perintah diterima, Permaisuri." Jaehyun kemudian menatap Irene dan semakin memajukan langkahnya, sedangkan Irene semakin histeris berteriak dan semakin menarik tubuh Mingyu mendekat.

"Bukankah dia sudah kurang ajar memperintah Anda, Kaisar!" Ujar Mingyu saat tubuhnya sudah tidak bisa menahan tarikan tangan Irene yang dia akui itu cukup menyakitkan.

"Lalu bagaimana dengan Lady dibelakang Anda? Kalau Taeyong kurang ajar berarti dia kelebihan ajar? Seorang Lady Terhormat yang dengan mudahnya menyebut Kaisar mereka dengan sebutan yang buruk." Ujar Kai dengan tangan didalam saku miliknya, menatap malam adegan drama buruk dihadapannya.

Ryujin dan Karina memilih diam dan tidak ikut campur, karena jika mereka ikut membuka suara bisa saja Keluarga mereka yang terkena dampaknya. Apalagi kekuasaan Keluarga Irene dan Mingyu yang tidak bisa disepelekan.

Taeyong menatap Karina dan Ryujin dengan raut menyesal, "Maafkan saya Lady, sepertinya acara minum teh kita harus selesai lebih cepat. Ada sedikit masalah yang harus segera saya selesaikan."

"Tidak apa, kami mengerti. Pasti Anda ingin segera melepas rasa rindu Anda dengan Keluarga Anda. Terima kasih untuk jamuannya, Sir Taeyong. Ini sangat enak dan berkesan! Kami izin pamit." Ujar Ryujin kemudian tersenyum sebentar dan meninggalkan Gazebo itu, disusul Irene yang langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Saya tetap tidak mengizinkan Anda masuk ke kelompok ini, ingat itu!" Ujar Hendrey kemudian pergi disusul Karina setelah berpamitan dengan Taeyong.

"Baiklah, jelaskan kenapa kalian berdua bisa berada disini? Bukankah kalian ada pertemuan di Utara?"

El Rey MaskedOnde histórias criam vida. Descubra agora