66.

5.7K 652 32
                                    

🥀🥀🥀

Shotaro berdiri di depan sekolah sungchan, submisive kecil itu memegang ponselnya sesekali melihat apakah ada pesan yang masuk.

Cukup lama dia menunggu hingga bel berbunyi, mata submisive itu mencari keberadaan adik dari teman kakaknya yang baru saja dia temui tadi pagi.

"Hei...!"
Panggil shotaro saat melihat sungchan keluar dari sekolahnya dengan wajah yang tak bersemangat.

Sungchan hanya melirik submisive kelahiran Jepang itu tanpa berminat berhenti dan terus melangkah.

"Hei.. aku manggil kamu tau"
Ucap shotaro mengejar langkah sungchan yang cepat.

"Ngapain Lo disini, pergi jangan ganggu gue"
Ucap sungchan tanpa menoleh pada shotaro.

"Kak Nana nyuruh aku kesini, disuruh kak Jeno juga"
Langkah sungchan terhenti saat mendengar nama kakaknya.

"Ngapain? Jemput gue, gue udah besar bisa pulang sendiri.. cabut Lo"
Balasnya datar menatap shotaro.

"Kak Nana nyuruh kamu ke rumah sakit, nomor kamu gak aktif jadi dia__"

"Siapa yang sakit?"
Potong sungchan menatap shotaro.

Shotaro menggeleng, "katanya adiknya kak Jeno"

Jika adiknya Jeno, itu artinya... Beomgyu,

Sungchan berlari menuju halte, shotaro mengikutinya dari belakang.
Sungchan melirik ke arah submisive yang mengikutinya namun dominant itu memilih untuk mengabaikannya.

Bis itu melaju dengan sungchan yang duduk di bagian belakang dengan shotaro yang duduk di sampingnya.

Sungchan mencoba tak memperdulikan submisive itu saat shotaro terus bercerita tentang hidupnya.

"Bisakah kau diam!"
Ucap sungchan dengan kuat membuat shotaro Dan beberapa penumpang disana terkejut karena suara keras itu.

Semua mata berpandangan ke arah mereka berdua, shotaro langsung merasa takut saat banyak mata menatapnya.

"M-maaf.."
Ucapnya dengan pelan, mendengar ucapan shotaro sungchan membuang pandangannya lagi.

Hingga bis itu terhenti di halte yang tak jauh dari rumah sakit, sungchan dengan cepat turun dari sana tak memperdulikan shotaro namun baru beberapa dia melangkah, langkahnya sudah di salip oleh shotaro yang berjalan cepat di depannya.

Sungchan membidikkan bahu nya menatap punggung submisive itu.


"Kak Nana..."
Panggil shotaro mendekat ke arah jaemin yang duduk bersama Jeno.

"Aku sudah membawanya, sekarang ayo pulang"
Lanjut shotaro lagi menatap jaemin.

Jaemin mengedipkan matanya beberapa kali melihat tangan shotaro menarik tangannya.

"Sebentar lagi ya.."
Jaemin menatap shotaro kemudian melirik sungchan yang berdiri di depan ayah dan ibunya.

"A-aku pulang sendiri saja"
Ucap shotaro berbaik dan berjalan dengan cepat.

Jaemin berdiri ingin mengejar adiknya, namun...

"Taro..."
Suara taeyong menghentikan langkah kecilnya, submisive itu berbalik menatap submisive lain yang memanggilnya.

Taeyong tersenyum mendekat ke arah shotaro, "astaga.. kau sudah sebesar ini.. apa kabar sayang.."
Tanya taeyong pada shotaro.

Shotaro terdiam, sejujurnya dia tak mengenal siapa taeyong ini.
"Kau lupa dengan aunty? Aunty Tae.. teman buna mu."
Lanjut taeyong lagi.

Shotaro mengangguk pelan dengan senyum tipisnya menatap taeyong, "sudah ingin pulang? Kenapa cepat sekali?"
Tanya taeyong

Taeyong menatap tangan shotaro yang tengah meremat bajunya pelan, taeyong membuang nafasnya pelan kemudian melirik sungchan.

"Sungchan, kau melakukan apa pada shotaro"

"Aku tidak melakukan apapu__"

"Kau membentakku!!!"
Ucap shotaro dengan suara keras, "kau membentakku di dalam orang banyak sialan!!"

Jaemin berjalan mendekat ke arah adiknya, "m-maaf bubu.." ucap jaemin merasa tak enak dengan apa yang adiknya katakan.

Taeyong tersenyum pada jaemin kemudian membawa shotaro ke sisinya mendekati sungchan.

"Apa yang anak bubu lakukan pada si manis ini?" Tanya taeyong pada shotaro, "hei, apa yang kau lakukan.. dia terlihat sangat marah dengan mu" bisik Mark pada sungchan.

"Dia terus berbicara bubu... Aku tak suka dia cerewet"

"Jika kau tak suka cukup katakan tanpa membentak!" Ucap shotaro dengan nafas yang menggebu gebu.

"Dek..."
Lirih jaemin pelan.

"A-aku... Aku takut hiks..."
Tangis shotaro pecah di hadapan sungchan dan yang lainnya.

Jaemin menghembuskan nafasnya pelan, "buat taro bersama Nana dulu Bu"

Jaemin membawa adiknya pada kursi yang tak jauh dari yang lainnya membuatkan adiknya menangis di hadapannya.





"Dia lemah"
Ucap sungchan dengan pelan menatap shotaro.

Tak lama dokter keluar, keluarga Jung berdiri untuk mengetahui kondisi anak bungsunya.

Jaehyun dan taeyong diminta untuk segera mendatangi ruang dokter, sementara ketiga anak dominant nya diminta untuk menunggu di luar.







TBC

putra kecil taeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang