59.

5.6K 655 90
                                    

🥀🥀🥀



Jaehyun berdiri di depan Mingyu yang tengah di interogasi oleh polisi, wajah teman lamanya itu terlihat santai tanpa rasa bersalah menjelaskan.

"Aku rasa dia gila"
Bisik Johnny pada jaehyun yang berdiri disampingnya.

"Aku melakukannya dengan sadar, ya.. kalian tau tujuanku.. menghancurkan bajingan ini"
Ucap Mingyu menunjuk jaehyun.

"Apa maksudmu? Atas dasar apa?! Kau menghancurkan keluarga ku sialan!"
Amuk jaehyun, namun dengan cepat Johnny menahannya.

"Iyaa... Jaehyun.. memang itu yang aku inginkan kau tau, bagaimana rasanya kehilangan cinta mu? Bagaimana rasanya melihat cintamu hancur?"
Celoteh Mingyu panjang lebar.

"Omong omong... Tubuh taeyong tak begitu buruk"

Bughh....!!!


"Jae...!!"
Johnny membawa jaehyun menjauh dari Mingyu setelah jaehyun mendaratkan satu tumbukan di wajah Mingyu.

"Hahaha... Kau tak ingin membunuhku sekalian jaehyun? Aku sudah siap mati?! Hei kau berikan pistolmu padanya"
Ucapnya pada melirik polisi yang berdiri di sampingnya.

"Dia benar benar sudah gila"
Ucap Johnny tak percaya dengan apa yang teman lamanya itu ucapkan.

"Aku gila? Hahaha.. ya.. aku gila.. kau pikir siapa yang membuat aku begini jika bukan teman bajingan mu itu hah..!!!"
Amuknya dengan nafas yang menggebu.

"Kau membunuh chaeyoung sialan!!"
Mingyu berteriak kuat, namun dominant itu juga meneteskan satu air mata di pipinya.

"Kau membunuh chaeyoung.. kau membunuh orang yang ku cintai jaehyun hiks... Kembali kan chaeyoung ku..."

Jaehyun yang tadinya emosi kini menatap tak mengerti pada Mingyu.

"Tinggalkan kami berdua"
Ucap jaehyun pada Johnny dan juga beberapa polisi yang ada disana.

Hingga kini, jaehyun dan Mingyu duduk berhadapan hanya berdua di dalam ruangan itu.

Mingyu masih menangis dalam diam, sekaan enggan untuk menatap jaehyun yang duduk di depannya.

"Kenapa kau bisa mengatakan jika aku pembunuh? Aku bahkan tak mengenal siapa itu chaeyoung"
Ucap jaehyun heran pada teman lamanya.

"Kau mengenalnya" lirihnya tanpa menatap jaehyun, "kau mengenalnya.. dia rose, chaeyoung itu rose jae.. hiks.." lanjutnya dengan sendu.

"Kau membunuhnya.. kau membunuh wanitaku.."

Jaehyun sempat terdiam beberapa detik mendengar ucapan Mingyu, chaeyoung itu rose? Kenapa dia baru tau?

"Rose? Chaeyoung? Dia sudah tidak ada? Aku tidak tau.. terakhir kali aku melihat saat kelulusan SHS"

"Ya..! Kau membunuhnya sialan! Kau membuatnya hamil...!! Kau meninggalkan nya di masa terpuruk dia sialan!! Apa kau tidak sadar!!"
Amuk Mingyu pada jaehyun.

"Apa? Tidak mungkin, aku dan rose tak pernah ada hubungan!"

"Kalian melakukannya di malam sebelum kelulusan... Kau melakukan itu pada rose ku.."


Deg....!


Jantung jaehyun berdetak lebih cepat dari biasanya, rasanya dia seakan tak bisa percaya fakta yang baru saja dia terima.

"A-apa..."

"Anakmu dan rose masih hidup.."

Alis jaehyun menyingit saat mendengar ucapan Mingyu, namun setelahnya Mingyu hanya tertawa hambar menatap jaehyun.

"Dia ada di sekitar mu jaehyun.. apa kau tak menyadarinya? Yujin.. park yujin..."



Deg...!








🥀🥀🥀





"Aku tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu"
Cerita yujin pada beomgyu yang berbaring di sebelahnya.

Beomgyu mendongak menatap Yujin dengan tangan si kecil yang masih mengelus perut wanita itu.

"Aku di besarkan oleh keluarga asing, ibuku meninggal saat umurku 5 tahun.. kau tau beomgyu.. rasanya sangat menyakitkan"
Lanjutnya menatap beomgyu.

Beomgyu mengulum bibirnya menatap Yujin, "bubu Gyu juga kemarin meninggal kak, tapi sekarang bubu kembali hidup.. mungkin nanti ibu kakak akan hidup juga seperti bubu"
Celetuk beomgyu polos.

Yujin sempat menganga saat mendengar ucapan polos anak itu, namun wanita itu memakluminya. Beomgyu adalah anak polos yang tidak pernah mengerti dengan sekitarnya dia mengetahui itu dari sungchan.

"Lalu daddy kakak dimana?"
Tanya beomgyu.

Yujin hanya tersenyum mendengar ucapan beomgyu, "dia ada.. dan aku senang bertemu dengan nya.."

"Wah.. Daddy kakak pasti tampan ya? Seperti Daddy gyu? Atau tampan seperti kak Mark? Kak Jeno? Kak sungchan?"

Yujin tertawa mencubit pipi beomgyu geram akan keimutan anak itu. "Kenapa kau selucu ini hmmm..."

"Kalian sedang membahas apa?"
Taeyong datang dengan tiba tiba membawa makan siang untuk beomgyu beserta obat di sisi nampan itu.

"Bubu..!"
Beomgyu mendudukkan dirinya di samping yujin menatap ibunya.

"Kak yujin bilang dia tak mempunyai ibu dari kecil, bubu mau kan menjadi ibu untuk kak yujin? Kasian kak yujin.. tidak mempunyai ibu itu tidak enak bubu"
Ucap beomgyu pada taeyong.

Taeyong melirik ke arah yujin yang hanya diam menunduk,
"Aigoo.. benarkah? Kenapa tidak menganggap bubu sebagai ibumu? Kau kan akan menjadi anakku yujin"
Ucap taeyong dengan lembut pada wanita itu.

Yujin mendongak menatap taeyong, "kenapa? Tidak apa apa.. sini''

Taeyong merentangkan tangannya mengisyaratkan yujin untuk masuk ke dalam pelukannya.

Yujin tersenyum kecil mendekatkan tubuhnya pada taeyong, taeyong menyambut wanita itu di pelukannya dan memeluknya erat.

"Jangan sungkan padaku.. sekarang kau anakku"
Ucap taeyong mengelus lembut rambut yujin, sedangkan yujin sudah meneteskan air mata dalam pelukan itu.

Tanpa mereka sadari, jaehyun berdiri di depan pintu kamar beomgyu, dominant itu menyaksikan semua apa yang terjadi diantara, taeyong, beomgyu dan wanita asing itu, yang kini dia tau bahwa yujin juga bagian dari dirinya.






TBC

putra kecil taeyongWhere stories live. Discover now