51.

6.3K 676 21
                                    

🥀🥀🥀

Jaehyun mendorong kursi roda sang istri menuju kamar putra bungsunya, taeyong sedikit takut bagaimana jika beomgyu menolaknya seperti yang Jeno lakukan saat bertemu dengannya dulu?

"Jangan takut.. putramu itu baik, dia tidak akan seperti Jeno"

Suara jaehyun terdengar mencoba menenangkannya, seolah tau jika taeyong kini tengah gelisah.

Taeyong tersenyum kemudian mengangguk singkat.

Ceklek...!

Beomgyu menoleh ke arah pintu terbuka, matanya menangkap ayahnya yang tengah mendorong seorang lelaki cantik yang sangat mirip dengan sang ibu.

"Daddy" panggil Beomgyu dengan senyuman manis, mata si kecil beralih ke arah taeyong yang terlihat air mata menumpuk di sudut matanya siap untuk menangis.

"Daddy bersama siapa?" Tanya beomgyu, si kecil itu kemarin lengan ayahnya supaya mendekat ke arahnya

"Dia seperti bubu Daddy.." bisiknya dengan suara pelan.

Jaehyun mengelus rambut beomgyu dengan senyuman, "bagaimana jika orang ibu bubu?"

Beomgyu mengedipkan matanya menatap sang ayah. "bubu kan sudah meninggal" lirih anak itu menunduk.

Taeyong tersenyum kecil mendengar ucapan putra bungsunya.

Jaehyun melirik ke arah sang istri kemudian merendahkan tubuhnya agar menyamai beomgyu dan taeyong.

"Jadi.. jika bubu kembali hidup Gyu tidak senang?" Tanya nya pada si kecil dengan mengelus tangan taeyong pelan.

"Huh? Emang nya orang meninggal itu bisa hidup lagi Daddy?" Tanya beomgyu menatap ayahnya.

Jaehyun tersenyum dan mengangguk pelan, "ini.. bubu gyu, bubu kembali pada kita"

Beomgyu menoleh ke arah sang ibu yang tersenyum dengan menatapnya dalam.
"B-bubu..." Lirihnya menatap sang ibu.

Taeyong mengangguk tersenyum pada anaknya dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipinya.

"Hiks... Bubu...!!"

Brukk...!!

"Aghh.. astaga..."
Pekik taeyong terkejut saat dengan tiba tiba beomgyu melompat pada nya, jaehyun dengan cepat mengambil penyangga infus si kecil yang mungkin akan jatuh dan mengenai kedua submisive nya itu.

"Pelan pelan sayang..."
Suara Taeyong dengan lembut memperingati si kecil, beomgyu mengusak wajahnya pada dada taeyong dan menangis kecil disana.

"Bubu sudah disini..."
Ucapnya dengan lembut.

"Bubu tidak akan meninggalkan Gyu lagi kan? Gyu tidak mau bubu pergi lagi..."
Isaknya dalam pelukan sang ibu.

"Bubu akan terus disini bersama Beomgyu.."
Ucapnya mengelus rambut hitam sang putra.

Beomgyu mencuri curi pandangannya menatap sang ayah,"Daddy.. bubu tidak akan pergi kan?"

"Bubu akan tinggal bersama kita di rumah, maka cepatlah sembuh"

Beomgyu yang mendengar ucapan sang ayah langsung mengeratkan pelukannya pada sang ibu seakan tak ada hari esok untuk memeluk ibunya nanti.




🥀🥀🥀

Jeno mengigit bibirnya, menatap ke arah jaemin yang terlihat sibuk dengan buku di mejanya.

Anak kedua Jung itu menarik nafasnya kemudian menghembuskan dengan pelan.

Kakinya mencoba melangkah mendekat ke arah jaemin hingga dirinya berdiri tepat di depan sang submisive.

Jaemin sempat menoleh ke arah nya sebentar sebelum akhirnya kembali fokus kembali pada bukunya.

"Jaem.."

Jeno mencoba memanggil jaemin, namun tampaknya submisive itu tak peduli dengan nya.

"Jaem aku.. aku minta maaf"
Ucapnya lagi dengan tergagu, sial! Dia tak pernah segugup ini sebelumnya.

"Untuk apa? Memangnya kau punya salah dengan ku?"
Tanya jaemin tanpa menatap jeno.

"E-engga.."
Jawabnya, "yaudah kalo engga, pergi sana.. ngapain disini.. bentar lagi kelas di mulai"

Jeno menyingit keningnya mendengar balasan jaemin, "kau mengusir ku?"

"Apa kau merasa?"

Jeno mengangguk dengan cepat, "baguslah.. kembali ke bangkumu.. melihat wajahmu membuat ku muak"

Deg..!

Jeno mendadak sakit hati dengan ucapan jaemin, biasanya dia tak pernah merasakan hal yang seperti ini bahkan jika ada yang mengatainya

Tapi kenapa kali ini...?

Jeno berbalik berjalan lesu menuju bangkunya dan duduk disana, sekali lagi dia berbalik menatap jaemin yang terlihat sibuk dengan bukunya.

Hingga jam istirahat, jaemin langsung pergi begitu saja tanpa berbicara pada Jeno.

Lagi dan lagi Jeno menghembuskan nafasnya melihat itu, berjalan ke arah luar.

Sebelum bersama jaemin, Jeno biasanya akan bergabung dengan teman teman lamanya, namun setelah mengenal dekat dengan jaemin dia tak lagi berkumpul bersama yang lainnya.

Jeno mendudukkan dirinya di bawah kursi taman belakang sekolah, dia mengeluarkan satu batang rokok dari sakunya dan menghidupkannya.

Sett...!!

"Berapa kali aku bilang, ngerokok itu gak bagus"

Rokok itu di ambil dan di katakan oleh jaemin yang tiba tiba datang entah dari mana.

Jeno mendongak menatap jaemin yang terlihat tengah mengomel tidak jelas.

"Apa!"
Ucap jaemin galak saat menerima tatapan intens dari Jeno.

"Nih..!"
Jaemin memberikan satu minuman pada sang dominant.

"Gimana rasanya?"
Tanya jaemin lagi ikut mendudukkan dirinya di samping Jeno.

"Apa?" Tanya Jeno dengan suara pelan, melihat jaemin dalam mode begini sedikit membuatnya takut, padahal harusnya biasa saja bukan, dia dan jaemin tak mempunyai hubungan apapun.

"Perkataan ku tadi, bagaimana?"

"Itu membuat hati ku sakit"
Ucapnya dengan bibir yang mengayun ke ke depan membuat jaemin menahan senyum nya saat melihat wajah Jeno.

"Itu yang bubu mu rasakan saat kau mengatainya"

Jaemin meneguk airnya setelah mengatakan itu pada Jeno.
"Jangan lakukan itu lagi, aku tak menyukainya.. hati ku sakit mendengarnya"

Uhukkk...!!
Jaemin tersedak saat mendengarkan ucapan Jeno yang sedikit mengeluarkan aegyo.

"Kau tak apa apa?"
Jeno membantu si submisive dengan menepuk pelan bahunya.

"Apa apaan itu?"

"Apa?"

Oh jaemin tak mengerti dengan dominant ini



TBC

putra kecil taeyongWhere stories live. Discover now