[19] Change

6.2K 353 45
                                    

Enola membuka kedua matanya perlahan, Ia sesekali menguap karena rasa kantuk masih menyerangnya walaupun hari sudah mulai terang. Pagi ini Enola merasa sangat segar, Ia tidur sangat nyenyak semalam.

Enola juga memutuskan akan melupakan semua masalah hidupnya dulu, mulai dari keluarganya, karena sekarang Ia sudah memiliki keluarga baru yang sangat baik padanya, jika Ia sedih terus maka akan menjadi penghinaan kepada keluarga nya yang baru. Enola tak mau mereka merasakan kesedihannya.

Dan untuk Joshua, Enola akan melupakannya, lagipula Enola dulu hanya sekedar mengagumi Joshua tidak sampai mencintai.

Setelah nyawa terkumpul, Enola memutuskan untuk pergi ke kamar mandi, Ia akan mandi sekarang walaupun hari masih sangat pagi.

Enola sudah terbiasa bangun dan mandi pagi, karena dulu Ia harus melakukan semuanya sendiri, mulai dari cuci piring bekas makan malam semalan, masak sarapan untuk seluruh anggota keluarga dan membersihkan rumah, karena itu Ia mandi pagi, dan agar tak terlambat sekolah, setelah selesai semuanya, Enola akan langsung berangkat. Sepertinya kebiasaan itu masih terbawa sampai sekarang.

"Seger banget," tawa ringan Enola.

Dengan riang, Enola duduk di meja rias, hari ini Ia memaki dress polos berwarna peach selutut yang Zoya beli tempo hari, membuat dirinya terlihat sangat manis.

Tak ada lingkaran hitam di bawah mata Enola seperti biasanya, Ia terlihat sangat bersinar pagi ini, mungkin karena tidur nya sangat nyenyak. Selesai menyisir rambut dan memakai pelembab di wajah, Enola segera keluar dari kamar menuju dapur.

"Cuma ada Bibi," gumam Enola.

Dengan riang, Enola berlari pelan menuju dapur dimana ada Bibi berdiri di depan kompor, sepertinya sedang menyiapkan sarapan.

"Ehh Non udah bangun?" kaget Bibi menyadari kehadiran Enola di belakang nya.

"Iya, hehe," cengir Enola menggemaskan, "Bibi lagi masak apa?" lanjut Enola.

Bibi tersenyum keibuan, entah kenapa Enola terlihat sangat ceria hari ini, membuat suasana rumah terasa hidup, bahkan Bibi saja terpesona. Pada dasarnya Enola adalah anak yang ceria dan riang.

"Masak ayam kecap, sayur bayam, dan beberapa makanan pendamping Non," kekeh Bibi gemas.

Seperti tidak ada dinding antara pembantu dan nyonya, Enola berdiri di samping Bibi, menatap ayam kecap yang sedang di aduk-aduk oleh Bibi.

"Wahh, kayaknya enak," puji Enola.

Bibi hanya tertawa pelan, anak majikannya ini sangat manis.

"Ekhem...."

Tiba-tiba di tengah suasana hangat di dapur, ada seseorang yang datang, ternyata itu adalah Brian. Ia turun ke dapur dengan wajah bantal untuk mengambil air minum.

Berbeda dengan Bibi yang asik memasak, Enola sudah memutar tubuh menghadap Brian, Ia sedikit terkejut mendapati Kakak nya itu pagi ini. Apalagi mendapati wajah datar nan dingin nya.

Salah satu alis Brian naik melihat penampilan Enola yang sudah rapi di pagi buta, apalagi rambut Enola terlihat masih sedikit basah, sudah bisa Brian simpulkan jika Enola sudah mandi.

Mereka berdua terdiam beberapa saat seraya saling tatap, jika diperhatikan aura yang dipancarkan kedua nya sangat berbeda.

Enola terlihat manis dan ceria dengan dress peach yang Ia pakai, sedangkan Brian, Ia terlihat dingin dan ketus karena hanya mengenakan kaos dan celana pendek serba hitam ditemani wajah datar.

Dari pakaiannya saja kepribadian mereka sudah terlihat sangat berbeda, yang satu cerah dan yang satu suram.

"Kakak mau ambil minum ya?" tebak Enola canggung.

ENOLAWhere stories live. Discover now