[4] Josua

6.2K 237 3
                                    

Rambut panjang bergelombang yang nampak berkilau itu sedang di sisir oleh pemiliknya. Enola melihat pantulan dirinya di cermin, wajahnya terlihat pucat, tapi itu tak menurunkan kadar kecantikan nya sama sekali.

Tidak ingin terlihat pucat, Enola meraih bedak dari tas kecil yang Ia pakai untuk menyimpan kebutuhannya, setelah dapat, Enola langsung memakaikannya ke wajah, mengusap pelan kulit wajah nya menggunakan spons biasa.

Lalu Enola kembali merogoh tas kecil itu, untuk meraih lipbam. Enola mengoleskan lipbam itu ke bibir tebal nya, lalu mengecap-ngecap bibir nya sebentar.

"Hari baru, kehidupan baru," gumam Enola penuh harap.

Hari ini, Enola memakai kaus kaki panjang untuk menutupi luka yang masih membekas di betis, tak lupa Ia pun memakai cardigan.

Selesai bersiap, Enola langsung meraih tas sekolah miliknya dari atas ranjang, lalu menyampirkan nya ke bahu kanan.

Seperti biasa, Enola tidak akan ikut sarapan, karena Ia hanya akan membuat suasana runyam saja, dan seperti nya semua orang pun sudah terbiasa makan tanpa adanya Enola, terbukti dengan tanpa ada satu orang pun yang menanyakan keberadaannya di meja makan.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.30. Sebelum semua orang turun untuk sarapan, Enola segera keluar dari kamar lalu berangkat sekolah.

Hari ini, Enola akan pergi sekolah menggunakan kendaraan umum, Ia sedang tidak mood untuk pergi dengan Seril, yang ada nanti Enola mendapat tatapan permusuhan dari Seril.

Setelah berjalan kurang lebih selama 10 menit, akhirnya Enola tiba di halte bus. Ia duduk di kursi yang ada di halte bus, menunggu bus yang melewati sekolah nya datang.

Setelah kejadian kemarin, Enola belum berbicara lagi dengan Sarah, bahkan Enola mengurung dirinya sendiri di dalam kamar sampai tadi pagi.

Senyum masam hinggap di wajah Enola saat matanya tak sengaja melihat ada seorang ibu yang sedang mengantar putri nya ke sekolah dasar.

Selama hidup nya, Enola tak pernah diantar oleh Sarah, bahkan saat pembagian rapot pun, yang datang adalah Bibi. Meskipun bersekolah di sekolah yang sama dengan Seril dan Gavin, Enola tetap tak mendapat hak itu, karena yang mengambil rapot selalu Bayu.

Tinn...Tin....

Suara klakson motor tiba-tiba masuk ke dalam indra pendengaran Enola, gadis itu sedikit terperanjat, karena Ia sedang melamun tadi.

Sontak, Enola menoleh ke asal suara, dimana ada seorang cowok berseragam sama sepertinya, dan cowok itu memberhentikan motornya di depan Enola.

"Kak Josua?" kaget Enola.

Mata Enola melotot beberapa detik saat mengetahui ada Josua di hadapannya.

"Hai," sapa Josua.

Cowok itu mengangkat kaca helm, menampilkan mata nya yang indah. Enola mengerjapkan kelopak mata nya beberapa kali, sedang apa Josua di sini? pikirnya.

"Kakak ngapain di sini?" tanya Enola.

"Yang harusnya nanya gue, lo ngapain sendirian di sini?" tanya balik Josua.

Josua yang masih setia duduk di motornya menatap Enola, entahlah hari ini Enola terlihat sangat cantik di matanya, atau memang setiap hari juga cantik.

Sebenarnya, Josua akan berangkat sekolah, tanpa sengaja Ia melihat sosok gadis yang Ia kenal, dan ternyata itu adalah Enola.

"Emm, aku lagi nunggu bus," balas Enola.

"Gak bareng Seril ya?" tanya Josua.

"Iya Kak."

ENOLAWhere stories live. Discover now