[10] Daddy?

7.2K 316 28
                                    

"Tuan, saya sudah mendapatkan hasil nya."

Jeff mendatangi Kenan ke ruang makan, lalu berbisik pelan ke telinga Kenan, membuat Ia langsung meraih selembar tisu, mengelap sudut bibir nya.

"Ikut saya," titah Kenan.

Tanpa sepatah kata pun, Kenan melenggang meninggalkan Zoya dan Enola yang masih makan siang di ruang makan. Bahkan kedua nya menatap kepergian Kenan dengan tatapan bingung, karena makanan Kenan masih tersisa.

Sampai di ruang kerja, Kenan berdiri di tengah ruangan, menunggu Jeff masuk, sekejap Ia mondar-mandir di dalam sana merasa gugup.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Kenan to the point setelah melihat kedatangan Jeff.

"Hasil nya positif Tuan, Nona Enola adalah putri kandung Tuan."

Deg. Tubuh Kenan membatu, dengan dada yang berdetak dua kali lipat lebih cepat, Ia menelan ludan nya sudah payah, entah kenapa tenggorokan nya tiba-tiba terasa kering.

Seperkian detik, kepala nya serasa dicabut, mungkin karena tekanan darah.

Jeff menyerahkan sebuah amplop dengan logo rumah sakit, yang langsung diterima oleh Kenan tanpa babibu.

Kenan membuka amplop yang berukuran lumayan besar tersebut, tangan nya sedikit gemetar saat memegang selembar kertas yang menyatakan jika Enola adalah Putri nya.

Tidak salah memang saat Kenan merasa memiliki ikatan dengan Enola, saat mereka pertama kali bertemu kemarin.

Putri ku, batin Kenan.

"Enola adalah putriku Jeff," ujar Kenan haru.

Tatapan Kenan beralih kepada Jeff, Ia tersenyum haru, tak menyangka jika dirinya ternyata memiliki seorang anak perempuan. Anak yang selalu Kenan dan Zoya idam-idamkan.

"Iya Tuan, selamat."

Jeff ikut senang mengetahui fakta tersebut, apalagi saat melihat senyum Kenan, karena selama Ia bekerja pada Kenan, Ia tak pernah melihat Kenan tersenyum, kecuali saat bersama istri nya.

Tapi, tak lama kemudian, senyum di wajah Kenan memudar, di gantikan dengan rahang mengeras seperti menahan amarah, saat Ia mengingat kembali kata-kata Jeff kemarin.

"Apakah Enola benar-benar disiksa?" tanya Kenan tajam.

Wajah Jeff kembali kaku, Ia lalu menganggukkan kepala nya pelan, mengiyakan. Menurut laporan yang Ia terima, Enola memang sering disiksa, hal itu bukan omong kosong belaka, tubuh Enola memang terdapat bekas luka.

"Akan ku buat mereka menderita," desis Kenan.

"Apa yang harus saya lakukan sekarang, Tuan?" tanya Jeff.

"Tidak sekarang Jeff. Aku ingin melihat sendiri, apa benar mereka memperlakukan Enola dengan tak layak."

Sungguh, darah Kenan langsung mendidih, mengetahui jika putrinya selama ini hidup tak tenang.

Tiba-tiba, ingatan Kenan kembali pada malam kemarin, dimana Ia pertama kali melihat dan bertemu Enola, saat itu Enola lari ketakutan dikejar seorang lelaki muda.

"Jeff, selidiki apa yang terjadi semalam pada Enola."

"Baik Tuan," balas Jeff patuh.

***

Enola yang terus berkata ingin pulang, akhirnya diwujudkan oleh Kenan, saat ini, mobil yang dikendarai oleh supir yang berisi Kenan dan Enola sudah sampai di depan rumah Brama.

Mengenai Zoya, Kenan sengaja menyuruhnya tak ikut, Ia tak mau Zoya melihat hal tak menyenangkan nanti.

Setelah berpamitan, Enola langsung keluar dari mobil, Ia pun tak lupa berterima kasih kepada Kenan yang sudah baik kepada nya.

ENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang