[3] Painful

6.9K 300 61
                                    

"DASAR ANAK TIDAK TAU MALU!"

PLAK....

"BERANI SEKALI KAU MENGOTORI NAMA BAIK KU!"

PLAK.....

"TIDAK TAU UNTUNG!"

PLAK.....

Boneka kecil berbentuk pisang tersumpal sempurna di mulut Enola. Ia berdiri menghadap dinding di kamarnya, tangannya terangkat menempel pada dinding begitu pula dengan kening nya.

Kedua mata Enola terpejam berusaha menahan rasa sakit dan perih di betis akibat sebatan gesper kulit milik Papah nya.

Terhitung sudah 8 cambukan diterima oleh Enola, dan masih ada 2 cambukan lagi yang menunggu.

PLAK.....

"ANAK HARAM!"

PLAK.....

"SIA-SIA AKU MENAMPUNGMU DI SINI, LEBIH BAIK AKU MEMBUANG MU DI TEMPAT SAMPAH DULU, SAAT KAU MASIH BAYI!"

Sakit. Sangat sakit, rasa sakit di hati Enola lebih terasa dibanding rasa sakit di betis nya.

Kata-kata menyakitkan terus saja terlontar dari bibir Bayu, Seakan Bayu benar-benar tak memiliki kasih sayang sedikit pun kepada dirinya.

Untung saja suara rintihan Enola tak keluar, jika saja terdengar oleh Bayu, maka Bayu akan semakin membabi buta menyiksa Enola.

"DASAR BAJINGAN KECIL!"

CIH. Bayu meludah ke lantai, Ia menyeret gesper nya lalu pergi keluar dari kamar Enola. Bayu sudah puas menyiksa Enola karena gadis itu membuat dirinya malu setelah menerima laporan dari BK.

"Hiks...."

Runtuh sudah pertahanan Enola. Sesaat kepergian Bayu, Enola langsung ambruk terduduk di lantai menghadap dinding.

Enola menempelkan keningnya ke dinding dengan air mata yang mulai membasahi kedua pipinya.

"Hikss..... apa salah ku?" tangis Enola pilu.

Kedua tangan Enola saling meremas di pangkuannya, bahkan tanpa sadar, Enola terlalu kuat meremas tangannya, membuat kuku jarinya yang lumayan panjang menancap di kulit nya yang putih mulus.

"Apa karena aku adalah anak haram?" 

"Apa karena aku anak yang tidak diinginkan?"

"Apa kehadiranku benar-benar sebagai nasib buruk keluarga ini?"

Tangis Enola semakin menjadi, sudah hampir 16 tahun Ia menerima segala macan makian, hinaan, dan siksaan dari Bayu.

Tak ada orang yang mau membela dan menolong nya jika Bayu sudah menyiksa dirinya, karena Bayu adalah penguasa di rumah ini.

Sarah pun tak berani ikut campur jika Bayu marah besar, Ia hanya bisa berdoa agar amarah Bayu mereda dan berhenti menyakiti Enola.

Diam-diam, Sarah mengintip dari celah pintu kamar Enola. Ia meremas dadanya yang terasa sesak melihat keadaan Enola yang sangat memprihatinkan, sebagai seorang ibu hatinya tentu sangat hancur melihat putrinya diperlakukan tak baik.

Tapi, lagi-lagi, Sarah tak bisa berbuat apa-apa, karena Ia pun bersalah di sini.

Bukan tanpa alasan Bayu, Gavin, dan Seril sangat membenci Enola, itu karena Enola bukan lah anak biologis/kandung dari Bayu, melainkan dari lelaki lain yang dulu berbuat hal terlarang dengan Sarah.

Setiap kali Bayu dan Gavin melihat Enola, rasa marah dan emosi langsung menghantui mereka.

Enola pun sudah tahu tentang fakta ini, sehingga Ia hanya diam saat mereka menyakitinya, karena Enola sadar, jika dia hanyalah benalu di dalam keluarga Pratama.

ENOLAWhere stories live. Discover now