[12] Brother?

8.1K 339 11
                                    

Langit berubah warna menjadi gelap, ditemani bulan sabit dan bintang yang memperindah langit. Tak lupa seluruh lampu rumah besar dan mewah milik Kenan pun menyala indah, membuat rumah terlihat seperti istana.

Di sinilah Enola berada, di ruang makan bersama Kenan dan Zoya.

Setelah istirahat, ditemani Zoya yang membujuk nya agar mau tinggal di sana, dan akhirnya disetujui Enola, gadis itu kini sedang duduk di meja makan, memperhatikan Zoya.

Mommy nya itu dengan telaten mengisikan piring Kenan dan Enola bergantian, senyum hangat di wajah nya yang masih cantik tak pernah pudar, sepertinya Zoya sangat bahagia.

"Mom, jangan banyak-banyak," ujar Enola pelan.

Enola menelan ludah nya susah payah, melihat makanan yang ada di piring nya. Zoya dengan semangat memberi Enola makanan yang banyak, bahkan menurut Enola makanan di atas piring itu susah terlihat seperti gunung saja.

"Kamu harus makan banyak, biar gak kurus," ucap Zoya santai.

Selesai mengisi piring tersebut, Zoya langsung menaruh nya di depan Enola yang wajah nya pias, selam ini, Enola tak pernah makan sebanyak itu, karena Ia selalu makan makanan sisa.

Kepala Enola menoleh ke arah Kenan yang memang sedang menatapnya, Ia hanya tersenyum dengan kepala mengangguk, saat Kenan seolah mengisyaratkan 'Ayo di makan'.

"Makasih Mom."

"Sama-sama, sayang."

Setelah semua siap dengan makanan masing-masing, akhirnya makan malam pun di mulai, hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang terdengar, ketiga nya sama sekali tak bicara saat makan.

10 menit kemudian....

Enola mengusap perut nya yang terasa keras, terpaksa Ia menghabiskan seluruh makanan yang diberikan Zoya, karena merasa tak enak, jika Ia menyisakan nya, padahal Zoya sudah memberikan nya makanan dengan penuh kasih sayang.

"Mau tambah lagi?" celetuk Zoya.

Sontak Enola menatap Zoya dengan wajah terkejut, ini saja perut nya sudah seperti ingin meledak, Mommy nya itu malah menawarkan untuk tambah.

"Sudah sayang, Enola sepertinya sudah kenyang," kekeh Kenan.

Kenan meraih selembar tisu di atas meja, mengelap sudut bibirnya seraya terkekeh, mengamati tingkah Sang istri yang selalu antusias jika berhubungan dengan Enola, putri nya.

"Siapa tau, Enn mau tambah lagi kan."

"Enggak kok Mom, Enn udah kenyang," balas Enola cepat.

"Yasudah, Mommy seneng deh kalau kamu udah kenyang."

Dengan gemas, Zoya menguyel-nguyel kedua pipi Enola, membuat gadis kecil itu tertawa kecil menerima segala kegemasan yang Zoya lakukan padanya.

***

Selepas makan malam, Enola memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di sekitar rumah, saat ini gadis itu tengah mengitari taman yang sangat terang oleh lampu.

Ternyata Daddy kandung nya sangat kaya, terlihat dari rumah mewah yang sekarang Enola tempati.

Awalnya Enola merasa tidak pantas untuk berada di rumah ini, tapi Ia segera di tenangkan oleh Kenan, berkata jika Enola adalah seorang Princess hilang yang telah ditemukan, sehingga Enola sangat pantas untuk tinggal di rumah ini.

Tiba-tiba, kedua bola mata Lona berbinar tak kala melihat seekor kupu-kupu terbang di antara bunga-bunga tersebut, refleks Enola pun berjalan cepat berniat melihat lebih dekat kupu-kupu tersebut.

ENOLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang