Pacar

540 5 1
                                    


.
.
.

Saat di rasa Vano sudah kehabisan nafas dia pun melepas lumatan nya dengan perlahan, dan dia menghapus jejak bekas lumatan nya yang tertinggal di bibir Vano,
Vano langsung menghempaskan tangan Stiven dengan kasar

"Lu gila ya, kita sama sama cowok anjing" ucap Vano yang sudah marah, Stiven yang melihat wajah Vano yang merah padam, inggin menyentuh wajah Temannya itu tapi dia malah mendapat perilaku buruk dari Vano
Ya Vano memukul Stiven dengan kasar saat inggin menyentuh wajah nya
"Gk usah sentuh gua anjing"
Mendengar itu stiven pun menjadi marah dan dia juga berusaha tenang karna ini semua juga kesalahan nya mencium tanpa izin
"Lu dengarin gua dulu"
"Apa anjing, gua dah malas sama lu gua jijik sama lu"
Kata yang keluar dari mulut Vano membuat stiven marah, Vano berjalan pergi tapi saat inggin melangkah dia dihentikan oleh Stiven, dia berusaha melepas tengan stiven yang berada di pinggang nya
"Lepasss.. " ucap nya sambil berteriak
Bukan nya melepas stiven malah memeluk Vano yang membuat Vano semakin risih dengan teman nya satu ini
"Lu dengar gua dulu Van.. "
"Gua gak mau, lepas gak"
"Kalo gua gak mau lepasin"
"Lepasss.. "
Vano pun mencubit lengan kekar Stiven, dia yang merasa langsung melepas pelukan Nya dari Vano
Vano yang melihat itu pun langsung berlari tapi sigap nya stiven dia langsung menangkap tangan Vano
Dan kembali melumat bibir nya Vano

"Aaaa--eemmhhh"

Vano yang mendapat Lumatan itu lagi tidak tinggal diam dia langsung memukul dada bidang stiven dan mendorong nya.. Tapi stiven tidak merasakan sakit sama sekali dia hanya asik dengan bibir Vano,
Stiven inggin ciuman nya lebih dalam lagi tapi Vano mengunci rapat bibir nya, tidak ketinggalan akal Stiven memencet hidung Vano yang membuat nya tidak bisa bernafas, saat mulut nya sudah terbuka stiven langsung menjelajahi mulut Vano dengan Lidah nya,

"Aaa--Eemmhhh Emm.. AaaaMmhhh"
"Eemmhhh St--ivennn Aamm.. "

Stiven yang tau Vano sudah mulai kehabisa nafas akhirnya melepas lumatan nya dan menatap Vano

"Gua suka sama lu, dan gua mau lu jadi pacar gua.. Gak ada penolakan, gua juga marah kalo lu jalan sama yang lain apa lagi semalam lu jalan sama Ken"

Mendengar itu Vano kaget dan masih melihat Dalam dalam mata Stiven
Mencari apakah ada kebohongan atau hanya prank tapi itu tidak di temukan di dalam Mata nya, yang menunjukkan dia serius..

"Lu gila yah kita sama sama cowok Tolol"
"Terus kalo sama sama cowok!? "
"Yaa, gak bisa lah lol"
"Siapa bilang gak bisa haa"
"Gua yang bilang, mau apa lu"
"Tapi gua bilang bisa, dan lu harus jadi pacar gua. Gk ada penolakan"
"Yaa gua gk mau kok maksa"
"Kata gua gk ada penolakan"
"Gk usah gila lah Ven"
"Lu yang buat gua gila"
"Lah, kok ke gua.. "
"Ya karna lu gua jadi suka sama lu"
"Pokoknya lu harus jadi pacar gua dan gak ada yang nama nya gak mau"
"Bodo amat gua bilang gak mau ya gak mau"

Stiven pun melihat Vano dan kembali melanjutkan aksi nya yaitu mencium bibir pacarnya itu
"Eemhh.. Anjing lu"
"Kan kamu dah jadi pacar aku, gak papa dong aku nyium pacar sendiri"
"Dihh, mata lu pacar"
Tidak memperdulikan perkataan Vano stiven kembali melumat bibir Vano lebih dalam, Vano tidak mau ciuman pertama nya di ambil oleh teman nya sendiri
"Eemmhhh.. Lep-asss aammhh"
Stiven membawa Vano ke dalam pelukan nya dan membawa nya ke bangku yang tidak jauh dari mereka,
Stiven mendudukkan diri nya dengan Vano yang ada di Atas paha nya,
Vano berusaha keras untuk menutup mulut nya tapi dia lemah ketika Stiven membawa nya lebih dalam lagi apa lagi lumatan stiven sangat lembut
Vano pun membalas lumatan stiven dengan lembut Juga, yang membuat Sang dominan kaget dengan Apa yang dilakukan pacarnya itu. Tidak mau menyia nyiakan waktu, stiven langsung melumat bibir Vano dengan kasar dan menjelajahi mulut Vano dengan puas..
Vano pun melepas lumatan nya dengan Stiven dan melihat stiven
Dan menatap bibir stiven yang membuat nya tergoda apa lagi dia yang duduk di pangkuan Dominan nya itu, dia pun mengalungkan tangan nya di leher stiven, stiven yang melihat itu hanya diam saja sambil melihat apa yang akan di lakukan oleh pacar nya itu..
Stiven pun meletakkan tangan nya di pinggang Vano dan Kembali mencium nya sekilas

"Makasih udah mau jadi pacar aku"

Vano yang mendengar itu tersenyum melihat Stiven. Ternyata stiven kalo diliat dekat gitu ganteng banget anjirr

"Aku gk suka kamu jalan sama cowok lain, apa lagi kamu kemarin jalan sama Ken aku liat"

Vano pun tau apa yang membuat stiven marah tadi nya, dia pun menganguk sebagai jawaban iya. Dan Vano yang masih setia melihat bibir Stiven pun, langsung melumat nya dengan sangat lembut. Stiven yang merasakan itu langsung membalas lumatan pacar nya,
Sudah lima menit mereka saling melumat bibir dan Stiven baru menyadari bahwa mereka buka di rumah melainkan di sekolah..
Stiven pun langsung melepas lumatan nya dengan Vano
"Yang, nanti lagi ya kita masuk ke kelas sekarang yok" ucap nya dengan lembut
"Emm.. Oke"

Mereka berdua pun berjalan sambil bergandengan tangan, tapi Vano terlihat sedikit kurang nyaman karna saat mereka berjalan murid sma trisatya melihat ke arah mereka berdua dengan tatapan tanya
Vano pun melepas genggaman tangan nya Stiven
"Emm.. Kita gak usah gandengan ya"
"Loh, kenapa kamu gak suka"
"Buka gitu, semua orang liat ke kita"
Mendengar itu Stiven pun mencoba memaklumi nya dan mengangguk pelan.. Dan mereka pun kembali berjalan dengan orang yang biasa berjalan normal tanpa harus bergandengan tangan

..

..

..

..

..

Nonim 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang