pengakuan

416 6 1
                                    




Mereka telah sampai di salah satu tempat yang banyak pedagang kaki lima, mereka berdua memutuskan untuk makan di sana saja daripada di restoran. Sebetulnya lionar inggin saja makan di restoran. Apa lagi restoran tempat ibu Vano karna makan di sana banyak di bilang enak
Tapi saat lionar mengajak Stiven untuk ke sana, tiven malah menolak nya dan mengajak nya ke pedang kaki lima. Lionar yang melihat itu hanya mengikuti adik nya itu saja. Kurasa dia sedang bertengkar dengan teman nya itu.
Saat sudah memarkirkan motor nya di pinggir jalan mereka pun turun untuk makan di salah satu pedangang bakso

"Pak, pesan bakso nya dua ya"
"Oke mas, tunggu bentar ya"

Stiven dan lionar pun mengambil tempat duduk dan menunggu makan nya itu, stiven yang sibuk main hp membuat lionar bingung dengan sikap adik nya ini

"Kamu kenapa, ada masalah sama Vano"

Mendengar kata kakak nya itu dia pun melihat nya dan menggelengkan kepala nya sebagai tanda balasan nya

"Terus, kenapa gk mau makan di restoran nya Vano"
"Emm, gk ada"
"Kamu berantam karna apa sih dek"
"Gk berantam kok, kak"

Stiven pun kembali memainkan hp nya dan lionar hanya melihat adik nya itu, dia tidak tau apa yang terjadi dengan nya.
Dia juga sudah bertanya kepada nya tapi adik nya bilang tidak apa apa,
Yang membuat lionar tidak tau musti apa. Saat asik berfikir pesanan mereka pun tiba pedagang itu menaruh bakso di meja, stiven dan lionar mengambil nya dan mulai memakan,
Saat makan mereka hanya diam tidak berbicara satu sama lain stiven yang sibuk dengan hp nya sambil makan mambuat lionar kesal, dengan adik nya satu ini

"Kalo makan, ya makan dulu jangan main hp"

Stiven pun melihat lionar dan langsung meletakkan hp nya di meja
Lalu melanjutkan makan nya,
Saat sudah selesai makan stiven pun membayar makan nya berbeda dengan lionar yang langsung kembali ke motor dan menunggu adik nya itu, saat menunggu dia melihat Vano dan Ken jalan membeli makanan di sebrang jalan,

"Kak, mau ke mana lagi"

Lionar langsung melihat stiven,

"Oh, udah kamu bayar kan"
"Udah, kok"
"Emm, liat deh itu bukan nya Vano sama Ken"

Stiven pun sontak langsung melihat ke arah yang di tunjuk oleh kakak nya itu, ya benar saja dia melihat ken dan Vano membeli makanan dengan Tangan Ken yang di pinggang Vano, hal itu membuat Stiven kesal

"Oohh, yaudah yok pergi"

Mendengar itu lionar pun tau apa maksud stiven dengan wajah yang merah padam. Stiven langsung menghidupkan motor dan menyuruh lionar untuk naik, tak panjang lebar lionar langsung naik dan pergi bersama stiven.
"Kita langsung pulang aja ya, " ucap lionar yang tau kondisi hati sang adik
Stiven tidak menjawab nya, dia hanya melajukan motor nya kembali ke rumah

🏍🏍

Saat sampai di rumah lionar langsung turun dari motor nya, diikuti oleh stiven. Dan tanpa aba aba stiven langsung pergi meninggalkan lionar ke dalam rumah.
Dia yang melihat itu mencoba memaklumi nya, apa lagi dengan keadaan sekarang. Dia pun menyusul memasuki rumah
Saat di dalam rumah dia langsung menuju kamar stiven. Dan sampai lah di depan kamar sang adik, dia langsung membuka pintu tanpa mengetuk dulu. Dilihat nya Stiven yang sedang menghisap rokok di sofa depan balkon nya. Lionar mendekat dan duduk di samping stiven.

"Mungkin orang itu cuma jalan bareng, kamu gk perlu cemburu" lionar
Mendengar itu stiven bingung dengan perkataan lionar, apa mungkin dia tau..
"Maksud nya.. " Stiven
"Ya, mungkin orang tu cuma sekedar jalan biasa" lionar
Ya sudah pasti kakak nya tersebut tau isi hati dia
"Lah.. " Stiven
"Lah, kenapa. Kamu pikir kakak gk tau"
"Em, kakak gk papa"
"Ya gk papa lah, kamu pikir kakak langsung sekarat apa, kalo denger kamu Suka sama Vano"
Stiven pun lega dengan apa yang di katakan lionar karna jujur dia takut kalo sampai kakak nya itu tidak Terima dengan dia yang GAY.

"Sejak kapan kamu suka" lionar
".. Udah lumayan lama sih"
"Kok, gk ngungkapin"
"Takut di tolak, "
"Ya kamu, coba dulu lah masak iya belum berbuat udah main nyerah"
"Takut kak.. "
"Takut kenapa"
"Ya takut dia langsung benci.. "
"Kan udah kakak bilang, berbuat dulu"
"Emm.. "
"Atau mau kakak bantu!? "
"Haa, gk usah"
"Yaudah ungkapin"
"Emm, tunggu waktu aja lah"

Lionar pun berdiri dari tempat duduk nya, stiven yang melihat itu langsung melihat lionar,

"Kalo dah jadian, kabari yaa"

Stiven pun tertawa dengan apa yang di bilang oleh sang kakak,

"Haa, kak kakak bikin aku berharap aja"
"Ya harus berharap lah, " ucap nya sambil tertawa
"Yaudah kakak mau tidur "

Lionar pun pergi meninggalkan stiven yang masih duduk di sofa, dia memikirkan apa yang di ucapkan oleh lionar tadi, bahwa dia harus mengungkapkan perasaan nya kepada teman nya itu, Stiven juga tidak tau mulai dari mana dia suka Vano, dan ntah kenapa dia bisa suka dengan teman nya itu. Dia pun bangkit dan membuang puntung rokok nya ke tong sampah dan merebahkan tubuh nya di kasur untuk tidur, masalah Vano dan Ken, besok akan di bahas oleh nya..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf ya kalo apdetan nya lama, soal nya aku belajar

Jadi mohon kerja sama nya👍👍
Dan untuk yang udah baca makasihh yaa👍👍

Nonim 🔞Where stories live. Discover now