|•|CUE 28 🍪

10.6K 644 9
                                    

Halo semuaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo semuaa.

Sebelum ke ceritanya, Awa mau ngucapin banyak terimakasih untuk semua yang udah dukung Awa. Vote dan komen kalian buat Awa semangat, dan terimakasih untuk 1 K votes. Aku benar-benar ga nyangka cerita aku ini bisa rame.

Oke tanpa meneye-meneye lagi langsung cus ke ceritanya, happy reading semua 💗.

Jangan lupa vote dan komen yaa.



🍪•

"Astagfirullah, cobaan apa lagi ini ya Allah." Gus Zayyan tampak tertunduk pasrah dengan apa yang akan terjadi nantinya. Walau begitu, ia akan tetap waspada dan menjaga Elza lebih ketat.

"Lo ga usah khawatir, ada Allah yang akan membantu kalian. Kita juga akan bantu jaga El sama lo kok. Kalau ada apa-apa jangan sungkan buat hubungin kita." Athar mencoba untuk menenangkan Gus Zayyan.

"Bener yang dikatakan Athar, jadi kamu jangan merasa khawatir," ucap Abizar seraya membuang benda tersebut.

Karena sudah larut malam, Gus Zayyan lalu mengajak Abizar dan Athar untuk istirahat. Gus Zayyan berpesan agar hal itu tidak disampaikan kepada yang lainnya. Ia takut akan menambah beban pikiran mereka.

🍪🍪🍪

"El, umma sama yang lain balik ke Banten ya? Kamu baik-baik di sini, umma tunggu kabar baiknya." Umma memeluk erat tubuh menantunya itu.

"Zayyan, jaga istri kamu dengan baik. Kalau terjadi apa-apa, langsung hubungi keluarga di Banten."

"Iya abah, kalian hati-hati di jalan ya." Gus Zayyan lalu memeluk abah dan umma secara bergantian.

Setelah berpamitan, mereka langsung berangkat menuju Banten. Ayah dan Athar pulang ke rumah juga, sementara bunda akan tinggal bersama Elza dan Gus Zayyan untuk menjaga Elza saat Gus Zayyan pergi bekerja. Anggota Khaizar juga ikut kembali ke Banten karena mereka harus kembali bekerja.

"Zaujati, saya pamit bekerja ya? Kamu baik-baik di rumah, kalau ada hal sesuatu langsung hubungin saya." Gus Zayyan mengecup pucuk kepala Elza cukup lama.

"Iya mas," ucap Elza diikuti dengan mencium punggung tangan Gus Zayyan.

Melihat kemesraan di depannya membuat bunda menjadi teringat dengan momen dimana bunda dan ayah menjadi pengantin baru. Dulu, mereka berdua saling gengsi. Karena bunda dan ayah dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Walau begitu, sekarang sudah menjadi bucin juga.

Cinta Untuk Elza | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang