|•|CUE 14 🍪

22.3K 1.3K 18
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee.

Happy Reading 💗.





•🍪•

"Baik abah. Saya bersedia."

Deg.

Entah mengapa hati Elza begitu sakit setelah mendengar jawaban Gus Zayyan. Ia tak mengerti apa artinya. Tidak mungkin ia memiliki perasaan terhadap Gus Zayyan.

Karena tak mau lama-lama ia di sana, akhirnya Elza memutuskan untuk segera masuk ke ndalem. Ternyata, Hamdan dan yang lainnya sudah siap untuk kembali ke Jakarta. Dengan berat hati, ia berpamitan dengan umma.

Umma menangis melepas kepergian Elza, entah mengapa umma Anum juga tidak tahu. Rasanya seperti kehilangan putri kandung nya sendiri, padahal baru beberapa hari bertemu. Setelah berpamitan dengan umma, Elza dan yang lainnya keluar untuk mengucapkan salam perpisahan.

Ning Naila, Farah, Mita, dan Naya juga tak bisa menahan kesedihannya. Sungguh, pertemuan ini begitu singkat. Mereka sebenarnya ingin lebih lama bertemu dengan Elza.

"Elza, jangan lupain aku ya." Farah memeluk erat tubuh Elza.

"Aku juga," Naya, Mita, dan Ning Naila juga ikut berpelukan. Mereka bagaikan teletubbies yang sedang berpelukan.

"Iya, gue ga bakal lupain kalian semua kok. Kalian jangan lupain gue juga ya," Elza melepaskan pelukan.

Mendengar hal itu, mereka tersenyum. Setelah acara perpisahan, keluarga Athar segera menuju Jakarta agar sampai sana tidak terlalu malam. Kali ini Elza memilih duduk di paling belakang bersama Flo, sementara Hamdan di dekat Revan sebagai sopir, Athar dan Emi duduk di tengah.

Di dalam mobil, semuanya asik berbincang kecuali Elza. Ia terus memikirkan tentang percakapan abah dan Gus Zayyan.

Kok gue waktu denger Gus Zayyan bilang itu kenapa hati gue sakit banget ya dengernya? Gue kan cuma gadis biasa, pemahaman agama gue masih kurang. Ga pantes lah dapetin spek kayak Gus Zayyan. Udah paling bener sih Gus Zayyan dijodohin sama abah, pasti abah pilih yang setara dengan Gus Zayyan. Elza membantin dengan tatapan yang tertuju ke luar jendela.

Athar yang melihat Elza hanya diam dan terus menatap ke arah jendela merasa aneh. Pasalnya Elza akan selalu meramaikan suasana ketika sedang berada di perjalanan.

"El? Lo kenapa?"

Flo pun ikut menoleh ke arah Elza, dan benar saja. Elza hanya diam sambil melihat ke arah luar jendela.

"Elza," ucap Flo sambil memegang pundak Elza.

Elza terkejut dengan panggilan Athar dan Flo, "Eh iya, kenapa?"

Cinta Untuk Elza | EndWhere stories live. Discover now