|•|CUE 08 🍪

23.3K 1.2K 24
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen yaa bestiee.

Happy Reading💗.


•🍪•

"Heh! Gue juga ga ada waktu buat ladenin kalian, yuk guys." Daisha lalu pergi meninggalkan Athar dan Elza.

Saat jarak Daisha dengan Elza dan Athar sudah jauh, ia seperti bergumam kecil lalu tersenyum licik.

Sudah hampir 4 jam Athar dan Elza mencari bukti tetapi belum juga ada hasilnya. Karena tak kunjung menemukannya, mereka memutuskan untuk pulang dan melanjutkannya besok saja. Tak lupa mereka mengabari Flo kalau mereka akan segera pulang.

Di tengah perjalanan pulang, Elza melihat pedagang cilor dikerumuni banyak orang. Ah, rasanya lama sekali ia tak menikmati makanan enak itu.

"Bang, berhenti bang." Tangan Elza menepuk pundak Athar yang menyebabkan ia harus menghentikan laju mobilnya.

"Ada apa, El?"Athar masih fokus dengan kemudinya.

"Mau itu." Tunjuk Elza ke arah segerombolan orang.

Athar menoleh ke arah yang Elza tunjuk. Ia melihat seorang pedagang yang dikerumuni banyak orang. Sepertinya, dagangannya sangat menarik perhatian.

"Itu apa?" tanya Athar karena ia tidak tahu apa yang pedagang itu jual.

"Cilor. Udah lama El ga makan itu. Beliin ya bang, ya ya ya?" rengek Elza bak anak kecil yang meminta mainan ke ibunya.

"Ck, iya iya. Apa sih yang ga buat El." Ia pun turun dari mobil diikuti El yang berjalan kegirangan di belakangnya.

Cukup lama Athar mengantri untuk membeli cilor tersebut. Hawa panas dan sumpek yang Athar rasakan membuat ia tak tahan. Karena kesabaran Athar hanya setipis tisu, dengan cepat ia menerobos kerumunan para ciwi-ciwi itu.

"Woi awas awas, gue duluan." Tangan Athar sibuk menepis satu persatu badan yang menghalanginya.

"Heh! Lo dateng-dateng main serobot aja," celetuk salah satu pembeli. Biasalah ciwi-ciwi selalu benar.

"Suka-suka gue dong. Bang beli 20 ribu jadi dua." Saat melihat cilor yang sedang digoreng, Athar menjadi sangat tergiur. Makannya Athar jadi ikutan beli.

Setelah pesanan mereka jadi, Athar dan Elza memtusukan pergi ke taman dekat daerah sana. Mereka akan menyantap cilor selagi hangat. Kalau sudah dingin rasanya jadi kurang pas katanya.

"Enak, kan?" tanya Elza dengan kondisi mulut masih mengunyah.

"Enak. Tapi seret banget nih," sahut Athar sambil memegangi lehernya.

Elza mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tepat di sebelah kanannya, ia melihat sebuah warung kelontong.

"Noh, ada warung buat beli minum," perintah Elza.

Cinta Untuk Elza | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang