07. Takdir Tak Selalu Adil

36 10 0
                                    

Haii aku kembalii
Seperti biasa, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya!! okey?
Let's go!

***

Rabu pagi yang begitu terik. Sebenarnya tidak bisa dibilang pagi, karena jam sudah menunjukkan pukul 10. Dan di jam ini kelas Amora akan melaksanakan pelajaran olahraga. Tapi sangat disayangkan, sejak tadi setelah mengganti seragamnya, Amora terus saja memegangi perutnya yang keroncongan.

Sebenarnya Amora memang sudah mengisi perutnya dengan roti. Tapi tetap saja itu tidak menghilangkan rasa laparnya, apalagi tadi pagi perempuan itu belum sarapan. Manalagi kepala Amora juga diserang pusing. Hancur sudah riwayat Amora. Ia harus bisa menguatkan tenaganya di jam olahraga ini.

"Ayo, Ra!" seru Rani yang berdiri tak jauh dari posisi Amora.

Amora pun dengan cepat menghampiri Rani dan segera menuju ke lapangan bersama temannya itu. Setibanya di lapangan, Amora dengan cepat ikut ke dalam barisan teman-temannya yang siap untuk pemanasan. Pemanasan dimulai dengan berhitung dari satu sampai angka delapan yang dipimpin ketua kelas. Sedangkan guru olahraga Amora berkeliling mengawasi barangkali ada murid yang tidak melakukan pemanasan dengan benar.

Waktu berlalu, hingga rangkaian gerakan pemanasan pun selesai. Kini waktunya guru memberikan gambaran tentang olahraga apa yang akan dipelajari. Sembari mendengarkan gurunya berceloteh, Amora terus-terusan meremas perutnya dengan bibir yang tak berhenti meringis. Oh ayolah, Amora rasanya sudah tidak tahan!

***

"Semuanya mengerti?"

"Siap, Mengerti, Pak!" jawab siswa XI MIPA 4 dengan serentak dan suara yang begitu lantang. Tak terkecuali Allendra yang salah satu murid di kelas itu pun dengan semangat bersuara dengan keras. Ia begitu antusias dengan pelajaran olahraga, di mana menurutnya olahraga tidaklah membosankan seperti pelajaran yang lain.

Setelah barisan dibubarkan, masing-masing siswa siswi XI MIPA 4 dengan cepat mengambil bola basket. Selama tiga puluh menit ke depan, mereka ditugaskan untuk berlatih dengan bola basket, dikarenakan beberapa guru ada rapat yang termasuk guru olahraga kelas XI MIPA 4 Dan ketika sudah kembali, maka gantian akan ada materi.

Hal itu pun digunakan Allendra dan Ezra untuk berebut bola, mendribble, kemudian memasukannya ke dalam ring basket. Siapa yang bisa memasukkan bola paling banyak, maka dialah pemenangnya. Dan yang kalah, harus mentraktir makan di kantin nanti.

Srek

Satu lemparan bola dari Allendra berhasil masuk dengan sempurna ke dalam ring. Ia tersenyum miring dengan menatap remeh Ezra. "2-0. Right?"

Ezra membalas tatapan itu dengan bengis. Lalu ia mengambil bola yang terjatuh bebas dari ring dan mulai mendribble bola itu. Lelaki itu memutar tubuhnya menghindari serangan Allendra, tetapi sial, temannya itu dengan lincah bisa merebut bola dari kekuasaan Ezra.

Permainan dari dua lelaki itu berlangsung cukup lama hingga selesai. Kini keduanya sibuk mengelap keringat yang membanjiri kening hingga leher. Setelah selesai, Allendra pun beralih membuka botol yang masih utuh itu dan segera meneguknya hingga sisa kurang dari setengah. Kemudian lelaki itu mendudukkan dirinya, diikuti dengan Ezra yang ikut duduk di samping.

"Gue menang," ujar Allendra dengan pandangan ke depan.

Ezra dengan pandangan yang juga mengarah ke depan menjawab, "Tau."

"Jangan lupa traktiran."

"Hm," balas Ezra malas.

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan diantara keduanya. Dua lelaki itu masing-masing sibuk melihat lapangan voli yang dipenuhi oleh kelas sebelah untuk olahraga. Di sana terlihat banyak siswa yang sedang praktik bola voli. Saat asyik melihat-lihat, mata Allendra tiba-tiba terfokus pada satu gadis yang tengah mengumpan bola voli ke temannya.

Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang