27. Mencoba Bangkit👣

27 4 0
                                    

Bumi tidak akan selamanya larut dalam kesedihannya meskipun sulit dia harus tetap bangkit karena ada cita-cita yang harus dia wujudkan dan ada seseorang yang harus dia jaga segenap hatinya sebagai pengganti ibunya.

"Gue masih mau jadi dokter spesialis jantung, ada Ayyara yang udah jadi tanggung jawab gue saat ini dan masih ada anak-anak Devils Angel yang setia ngehibur gue, ayo Bumi bangkit jangan lemah" Bumi mencoba membangkitkan semangat dalam dirinya agar dia tidak terus berada dalam keadaan terpuruk seperti itu.

"Sejak kapan lo jadi lemah kaya gini, lo harus bangkit demi masa depan lo" Bumi menyemangati dirinya sendiri.

Bumi merasa bosan berada di rumah akhirnya dia memutuskan untuk keluar sejak dia keluar dari rumah Biru, Bumi tinggal bersama Reyga dan kedua orang tuanya di rumah Reyga Bumi di terima dengan baik, selain agar Reyga memiliki teman keberadaan Bumi membuat suasana rumah Reyga semakin ramai karena sering di hiasi canda tawa yang mereka keluarkan bersama.

Tinggal bersama Reyga membuat Bumi cepat melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya sekarang dia mempunyai tempat untuk berkeluh kesah dengan bercerita kepada Maminya Reyga ataupun Papihnya Reyga.

"Kita ke taman belakang aja bang, liat sunset biar pikiran kita rileks" ajak Reyga kepada Bumi yang kini tengah merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Bumi bangkit dari rebahannya "yok, kebetulan lagi suntuk".

"Ayo" Reyga segera turun tanpa menunggu Bumi karena dia ingin menemui bi Andin untuk membuatkan teh dan menyediakan beberapa cookies kesukaannya untuk di bawa ke taman, menikmati matahari terbenam paling enak sambil menikmati secangkir teh hangat dan cookies.

"Di mana anak itu" Bumi mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Reyga "Reyga" panggil Bumi sedikit berteriak karena di rumah hanya ada dirinya, asisten rumah tangga dan Reyga saja.

"Apa" Reyga menyahut dengan berteriak agar Bumi mendengar suaranya.

"Lu di mana?" tanya Bumi sambil menuruni anak tangga satu persatu.

"Dapur" teriak Reyga.

Setelah mendengar itu Bumi segera menghampiri Reyga di dapur untuk melihat sedang apakah gerangan Reyga berada di dapur.

Bumi menatap Reyga dengan heran pasalnya Reyga sedang tidak melakukan apa-apa dia hanya diam dan menonton bi Andin yang tengah menyiapkan teh dan menata cookies dalam piring.

"Rey" panggil Bumi yang tengah berjalan menghampirinya.

"Apa?" tanya Reyga yang masih tengah sibuk memperhatikan bi Andin.

"Lo ngapain disini?" tanya Bumi heran.

"Gak ngapa-ngapain cuma mantau kerjaan bibi aja" ucapnya tanpa dosa.

"Bantuin lah Reyga" Bumi dengan ringannya menempeleng kepala Reyga hingga dia mengaduh kesakitan.

"Aduh sakit bang" tak terima dengan perlakuan Bumi, Reyga pun membalasnya.

"Reyga" Bumi berteriak dan memegang kepalanya dia mengejar Reyga. "Berhenti gak" perintah Bumi saat reyga berusaha melarikan diri hingga keluar namun saat reyga membuka pintu dia menabrak Kiara yang sudah pulang dari kantor.

Mereka bertabrakan hingga semuanya terjatuh ke lantai.

Kiara mengaduh memegangi tangan yang merah karena berbenturan dengan lantai "Reyga".

"Eh mih" Reyga melihat maminya yang tengah memegang tangannya yang memerah dia lalu membantu Kiara untuk berdiri. "Maafin Reyga mih, Reyga gak sengaja nabrak mami" sesal Reyga.

"Kamu ngapain sih lari-lari nanti lalu kamu jatuh gimana, gak ada yang luka kan?" tanya Kiara khawatir Reyga terluka.

"Reyga gak apa-apa kok mih"
Reyga memperlihatkan tangan serta memutar tubuhnya agar Kiara percaya dia baik-baik saja.

"Syukur kamu gak kenapa-napa lain kali jangan main lari-lari" peringat Kiara.

"Iya mih".

Tanpa mereka sadari Bumi sedang memperhatikan mereka dengan termenung jauh di lubuk hatinya dia merindukan sosok ibu dalam kehidupannya namun tuhan merenggut ibunya dengan kejadian yang sangat tragis.

"Eh Bumi" sapa Kiara yang baru menyadari kehadiran Bumi yang tengah memperhatikan mereka.

Terbuyarlah lamunan Bumi ketika Kiara menyapanya "iya Tan, baru pulang?" tanya Bumi dengan senyum yang dia tunjukkan setulus mungkin.

"Iya tante baru pulang eh malah di tabrak Reyga" Kiara menatap wajah anaknya sekilas lalu beralih memandang wajah Bumi "dia main lari-larian kaya anak kecil tante takut dia terluka".

Hehe kok sakit ya, jujur aku juga pengen di perhatikan kaya gitu sama ibu ku sendiri gumam Bumi dalam hatinya dia mencoba untuk menahan agar air mata nya tidak keluar dengan menatap kelangit.

"Iya aku yang ngejar Reyga abisnya dia nempeleng kepala aku tak" balas Bumi dengan mata yang masih menatap langit.

"Reyga!" Kiara kini menatap tajam ke arah anak semata wayangnya itu dia menjewer telinga Reyga hingga merah "bagus siapa yang ngajarin kamu begitu sama kakak kamu" kiara semakin mengeraskan tarikan tangannya pada telinga Reyga.

"Aduh lepasin mih sakit orang bang Bumi duluan kok yang nempeleng kepala Reyga" protes Reyga tak terima hanya dirinya yang di berikan hukuman sedangkan Bumi dengan antengnya melihat kesengsaraan Reyga.

"Iya mih, sorry abis Reyga keenakan cuma mandorin bi Andin nyiapin cokies sama teh dan gak bantuin" sergah Bumi berkata ala kadarnya.

"Reyga" setelah telinganya yang di jewer sekarang giliran pinggang nya yang kena cubit Kiara "kamu ini emang ya biang rusuh".

"Tapi mamih sayang kan".

Kiara menghentikan cubitannya pada Reyga dan beralih memeluknya "senakal-nakalnya kamu mamih pasti sayang sama kamu" Kiara mengecup kening Reyga singkat dan memeluknya kembali namun dia mengajak Bumi untuk bergabung ternyata kiara juga menyayangi Bumi bagi nya Bumi adalah putra nya sama seperti Reyga.

𝓓𝓲𝓪 𝓔𝓻𝓵𝓪𝓷𝓰𝓰𝓪 - 𝓒𝓱𝓪 𝓮𝓾𝓷 𝔀𝓸𝓸Where stories live. Discover now